"mati aku," Batin Deeva
"Aduhh, maaf-maaf. Gue gak sengaja" Ucap Deeva dengan raut wajah gelisah sambil nunduk
"Kalau jalan tu pakai mata, punya mata kan?" Jawab cowok yang tidak sengaja ditabrak oleh Deeva. Ya, orang yang ditabrak oleh Deeva adalah seorang cowok yang mungkin adalah kakak tingkatnya. Deeva kaget dan sangat kesal dengan pernyataan cowok tersebut dan Deeva langsung mengangkat wajahnya yang semula menunduk
"Dimana-mana jalan tu pakai kaki, bukan pakai mata. Masa seperti ini lo gak tau? Perlu gue ajarin? Lagian gue juga udah minta maaf kan? Sebagai manusia yang baik harus memaafkan dong!" cerocos Deeva. Cowok tersebut menyerngit dengan menaikkan satu alisnya
"Terserah, lebih baik saya pergi daripada jadi pusat perhatian gara-gara ribut sama kamu yang tidak ada manfaatnya. Semoga saya tidak pernah ketemu sama kamu lagi" Ujar cowok tersebut dan lalu pergi. Deeva yang melihat cowok tersebut pergi, rasa kesal membuncah dan rasanya ingin berteriak. Namun keinginannya tidak tercapai karena sadar bahwa dirinya masih di area kantin dan sudah cukup dirinya menjadi pusat perhatian. Tiba-tiba temannya Meera datang menghampiri Deeva
"Ada apa Deev? Kayaknya lo marah-marah deh, " tanya Meera
" Gue kesel banget Meera, pengen gue tampol tu mukanya" Jawab Deeva.
"Yaudah, lo cerita ke gue apa yang terjadi setelah kita duduk," ucap Meera sambil merangkul Deeva menuju tempat duduk yang sudah terdapat Adlan dan Randy. Deeva menceritakan semua yang terjadi dengan rasa kesal yang menggebu-gebu.
"Pokoknya gue gak mau ketemu lagi sama itu cowok, kalau ketemu gue, gue mau nampol dia, injek kakinya, tonjok mukanya, semuanyaa, "Ucap Deeva mengakhiri ceritanya
"Udahlah Deev, yang penting sekarang tenangin diri lo, minum dulu, " jawab Meera. "Gimana gue mau minum, minuman gue udah tumpah dak bersisa, " kata Deeva dengan raut wajah sedih
"Nih, minum punyaku saja Deev, kamu suka jus strawberry kan?" tawar Adlan sambil menyodorkan minumannya. "Ceileh, gass terus boss" ucap Randy sambil cengar cengir
"Gak perlu Adlan, nafsu minum gue udah hilang gara-gara tu cowok. Lebih baik gue ke kelas saja, bentar lagi ada kelas praktikum kan," jawab Deeva langsung mengambil tasnya dan langsung pergi tanpa mengajak Meera karena sepertinya dia sudah terlalu bad mood
"Ehh, tunggu gue Deev, yaah gue ditinggal kan," Meera memberengut kesal. "Kasian deh lo ditinggal sama Deeva, makanya makan itu jangan rakus, nanti lo gemuk daada yang suka sama lo, " ejek Randy
"Terserah gue, hidup-hidup gue kok elo yang repot, udah gue mau nyusul Deeva dulu, ntar kalok telat bahaya, katanya dosen praktikum killer, BYE, "Jawab Meera sambil berlari meninggalkan mereka berdua. "Yaudah yuk ke kelas juga, udah selesai kan lo makannya," Ucap Adlan menggendong tasnya dan langsung berlalu dari kantin... "Adlan tungguin guee, yaelah begini amat nasib nasib," ratap Randy
~0o0~
Kelas praktikum telah dimulai dengan diawali pengenalan materi praktikum yang akan diterima oleh mahasiswa dan dosen mulai memperkenalkan asisten laboratorium yang akan mendampingi mahasiswa selama satu semester kedepan.
"Deev gue penasaran banget sama aslab yang dampingin kita, " ujar Meera kepada Deeva. Meera celingak celinguk mencari aslab yang tak terlihat satu pun. kegiatan Meera berhenti ketika 2 orang aslab datang dan duduk di belakang. sambil mencolek bahu Deeva yang sedang serius mendengarkan penjelasan dosen, Meera berkata,
"Deev, lo liat deh aslab kita di belakang, ada yang ganteng banget."
"Apasih Meer, bisa diem gak?! Ganggu banget, aslab siapa sih?!," jawab Deeva sambil menengok ke belakang. Deeva terkejut ternyata salah satu aslab adalah orang yang ditabraknya tadi di kantin. "Kenapa dia jadi aslab sih, kalau dia dendam sama gue gimana? jangan sampai nilai gue nanti jelek nih. Apa gue minta maaf dengan tulus ya? Atau gue ngasih sesuatu deh biar dimaafin." batin Deeva yang memikirkan nilai praktikumnya jika aslabnya dendam dengan dirinya.
"Deev, lo ngapain ngelamun. Tuh aslab lagi ngenalin diri mereka. Jangan sampai lo gak tau nama-nama mereka." Kata Meera sambil menyadarkan Deeva
"Eh iya maaf, sudah sampai mana perkenalannya Meer?", tanya Deeva
"Udah sampai, tuh", ucap Meera sambil menunjuk aslab yang sedang memperkenalkan diri di depan. Mata Deeva beralih ke depan mengikuti tunjukan tangan Meera.
"Perkenalkan nama saya Ahmad Rinaldo Aditama. Kalian bisa panggil saya kak Rinaldo dan saya angkatan 2017. Semoga kita bisa bekerja sama dengan baik. Disini kita akan belajar bersama, jadi jangan sungkan untuk bertanya kepada saya, terima kasih", kata aslab yang bernama Rinaldo mengakhiri perkenalannya di depan kelas.
"Oh jadi namanya kak Rinaldo, ganteng sih, beda juga bicaranya sama yang tadi di kantin. Eh, gue kenapa sih. Fokus Deeva fokus." Batin Deeva sambil geleng-geleng kepala. Meera yang memperhatikannya heran ada apa dengan Deeva.
"Lo kenapa sih Deev, geleng-geleng kepala? "tanya Meera. Deeva menoleh ke arah Meera, "Gapapa kok. "jawab Deeva. Di sisi lain, Adlan sedang memperhatikan Deeva dengan tersenyum, Randy langsung memergoki Adlan. "Lan, lo ngapain liat Deeva sampai segitunya. Lo suka sama dia? saran gue ya, langsung gas sih nanti diambil orang baru tau rasa, "kata Randy.
"Lo apa-apaan sih. Ngaco lo, "elak Adllan, "Udah, fokus dengan penjelasan dosen, moga aja gue gak satu kelompok sama lo", jawab Adlan. Dosen mulai membagikan kelompok dimana Deeva, Meera, dan Adlan satu kelompok, sedangkan Randy berada di kelompok lain. Poor Randy,,,
"Baik, kalian ke kelompok masing-masing dan nantinya para asisten laboratorium akan menjelaskan praktikum." Ucap Pak Arif, dosen mata kuliah praktikum. Deeva, Meera, dan Adlan berkumpul dan datanglah Rinaldo sebagai aslab mereka.
"Oke, sudah pada kenal kan sama saya. Sekarang kalian perkenalkan diri kalian, " pinta Rinaldo kepada Deeva, Meera, dan Adlan.
"Saya Almeera Harlyn Zabella. Kak Rinaldo bisa panggil saya Meera atau panggil sayang juga boleh kok kak hehehe, "jawab Meera. Seketika Deeva menyikut lengan Meera. Malu-maluin aja
"Saya Adlan Maulana Akhtar. Panggil saya Adlan, kak".
"Saya Deeva, " ucap Deeva dengan singkat, padat, dan jelas sambil menundukkan kepala karena takut katingnya mengenal dirinya karena kejadian tadi.
Setelah perkenalan, Rinaldo menjelaskan apa yang harus dilakukan selama satu semester ke depan. "Baik, saya minta kalian merangkum teori yang ada pada praktikum dikumpulkan 2 hari lagi. Dan saya minta nomor salah satu dari kalian, "kata Rinaldo.
"Loh kak, dak bisa gitu dong kak. Kumpulkan minggu depan ya kak, masa dua hari lagi?" pinta Meera
"Tidak bisa, jangan sampai terlambat. Terakhir saya minta nomor Adlan saja. Karena sudah tidak ada yang ditanyakan lagi, kalian boleh keluar karena waktu sudah habis,"ucap Rinaldo dengan tegas. Deeva terkesiap dan tidak sengaja memandang Rinaldo. Setelah semua keluar, tersisa Deeva dan Rinaldo.
"Kamu mau pulang atau jadi penunggu ruang praktikum ini?" Ucap Rinaldo ke arah Deeva,
"Eh iya kak, " Jawab Deeva langsung mengambil tasnya dan keluar dari ruangan praktikum
"Bukannya perempuan itu yang nabrak aku tadi ya," Batin Rinaldo sambil tersenyum tipis "Astaghfirullah, ada apa sih denganku, " Kata Rinaldo langung mematikan lampu dan pergi meninggalkan ruangan praktikum.
Vote and Comment ya gaiss
Salam Hangat, Munmun :)
KAMU SEDANG MEMBACA
KEPENTOK CINTA KATING
Teen FictionGadis ambisius yang tidak mengenal cinta, namun semua berubah ketika mengenal sosok kakak tingkatnya Kamu membuat kehidupanku dari abu-abu menjadi berwarna. Teruslah mewarnai hari-hariku tanpa ada kata lelah sedikitpun. ~ Adeeva Mikaela Aidyn~ Aku s...