Chapter I

39 0 0
                                    

"Bi,aku cinta dan juga sayang sama kamu aku janji kamu akan menjadi yang terakhir untukku."Ucap Arsen yang terbaring di pangkuan Tara sembari menatap langit yang di terangi oleh bintang-bintangnya.
"Aku mau setiap saat ada di samping kamu,nhejagain dan selalu ada buat kamu"lanjut arsen menitikkan air mata tanpa di sadari Tara.

Tara hanya tersenyum mendengar semua ucapan cowok yang telah menghiasi hari-harinya itu.Mereka berdua berjalan bersama menyusuri taman yang di penuhi dengan cahaya lampu,Arsen merangkul Tara sambil bernyanyi lagu favorit mereka dan tertawa bersama,seolah taman itu hanya ada mereka berdua.
Keesokan harinya,Arsen terlihat sedang sibuk berkutat dengan koper-kopernya,mengambil barang-barang pemberian Tara dan memasukkannya ke dalam koper,ia pun meraih beberapa bingkai foto yang menggambarkan kemesraan,kebahagian Arsen dan Tara yang di masukkan ke dalam koper yang sama.Tak berselang lama sebuah taksi yang sudah di pesan datang,arsen berjalan menghampiri taksi itu di temani oleh tantenya.

"Kamu yakin nak mau pergi sekarang?"Ucap tante yang sangat berat melepaskan kepergian keponakannya.
"Ia aunty,Aunty jangan sedih Arsen akan selalu menghubungimu"Kata arsen memeluk tante uang sudah dia anggap sebagai mama keduanya itu.
"Apapun yang terjadi aunty akan selalu doain kamu"ucap tante lagi dengan berlinang air mata.

Setelah berpamitan arsen masu kedalam mobil,
Taksi pun melaju dengan cepat dari tempat itu.

"Maaf Tara,aku pergi...."

Tak lama berselang Tara tiba di rumah Arsen,aktivitas yang ia selalu lakukan sebelum berangkat sekolah.

"Acen udah bangun aunty?"Tanya Tara pada wanita paruh baya yang membukakannya pintu yang kuga adalah tante dari Arsen.
"Acen emang gak bilang ama kamu?"ucap wanita itu
"Ha?Bilang apa?"Ucap Tara dengan wajah yang super bingung
"Hari ini dia balik ke Perancis"

Tara pergi meninggalkan rumah arsen,meraih ponsel yang berada di kantong celananya menghubungi ponsel Arsen berulang kali setelah beberapa lama Arsen pun menjawab telfonnya.

"Bii..kamu..."terdengar suara isakan dari ponsel arsen
"Maafin aku bii,aku pergi"Ucapnya singkat sembari menahan air mata yang hampir tumpah.

Baru saja Tara ingin menjawab Arsen telah mematikan telfonnya.Tara kembali berusaha menghubungi Arsen tapi tak di responnya.Setiap hari Tara menghubungi tapi tak di jawab oleh Arsen.2 Minggu berlalu masih tak ada kabar

Last LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang