Wang Yibo pria berkulit putih pucat dengan wajah yang sangat tampan dan cantik tengah duduk di pinggir jendela kedai kopi sambil memegang ponselnya. Ia memandang lurus ke jalanan dengan otak yang berkecambah memikirkan sesuatu yang mengganggunya sejak kemarin.
Setelah menghadiri pesta temannya, bernama Lan Xichen yang telah ia anggap sebagai kakaknya sendiri sejak satu tahun lalu. Di malam itu ia bertemu sosok pria yang menyita perhatianya. Terlebih lagi pria itu tersenyum lembut seolah telah mengenal dirinya jauh sebelumnya. Menggangu pikirannya yang terus memimpikan dia.
Wang Yibo mendesah panjang, mendongakkan kepalanya sejenak, lalu menundukkannya kembali dengan lesu.
"Lan Wang Ji," lirih Yibo mengingat pria yang ia temui di pesta
memanggilnya seperti itu."Siapa Lan Wangji? Kenapa aku merasa tak asing?"
Yibo tak mengerti, ia ingin menanyakan hal ini kepada Lan Xichen, tetapi pria ramah dan lembut tersebut malah menanggapinya dengan tersenyum lalu berkata "Suatu saat kau akan paham, siapa dirimu sebenarnya"
Memang siapa dia? Oke Yibo akui dia memang hidup sebatang kara tanpa siapapun di dunia ini. Kendati demikian, nama serta marganya sangat jelas kalau dia Wang Yibo. Bukan Lan Wangji, seperti yang diucapkan pria itu. Mengingat ia lahir dari orang tua yang ia kenal. Hanya saja masalahnya, kenapa nama Wangji sangat familiar. Seolah nama itu sering ia dengar, tetapi di mana?
Ponsel di tangan Yibo mendadak bergetar, membuyarkan apa saja yang berkelebat dalam benak pemuda itu. "Ya, Jingyi? ... Oh? Aku hanya minum kopi sebentar ... Iya, aku tahu. Aku akan segera tiba di sana dalam lima belas menit ... Baik, dah."
Astaga, nyaris saja Yibo melupakan janji penting dengan teman baiknya, Lan Jingyi siang ini. Ia terlalu asyik dengan kecamuk dalam hatinya, tentang sosok pria tampan dengan senyum manis yang menyebutnya Lan Wangji.
Memilih tak peduli, Wang Yibo segera bergegas.
Waktu yang dibutuhkan Yibo untuk sampai ke tempat yang ia janjikan bersama Jingyi adalah 1 7 menit 45 detik, lebih lambat 2 menit dan 45 detik dari yang ia katakan di telepon. Mau bagaimana lagi, kecepatan larinya kan, tidak melulu konstan. Belum lagi tadi ada kecelakaan.
Meskipun napasnya masih tersengal, Yibo tetap tersenyum ceria kepada Jingyi ketika menghampiri sahabatnya yang hampir berlumut karena menunggunya itu.
"Jingyi, hai !" sapa Yibo dengan senyum tak berdosa.Jingyi yang agak dongkol membalasnya dengan senyum masam, sembari menyerahkan kantong plastik berisi kue kepada Yibo. "Aku tahu kau pasti akan melupakan ini."
Yibo memperhatikan isi plastik lalu sekon kemudian ia terbelalak."Aneh dengan ulang tahun saja bisa lupa," sindir pemuda itu dengan cebikan.
Yibo meringis akan kalimat itu, "Aku tak ada waktu mengingatnya. Lagian umurku tua, seperti ini apakah cocok?" Mengingat selama dua puluh empat tahun, ia tak pernah merayakan ini. Sehingga membuatnya abai dan tak penting."Tetapi terima kasih Jingyi, kau sahabatku yang terbaik, walau kita kenal tak lama, “puji Yibo tersenyum konyol depan Jingyi yang memutar mata. Sekon kemudian, pria itu menatapnya lembut.
"Oh ayolah, apa kata-kataku barusan begitu menyentuh bagimu? Sampai kau diam saja dan menatapku dengan kedua bola mata yang hampir keluar?" goda Yibo terkekeh, sangat berbeda dengan dirinya yang terkenal dingin tak banyak bicara. Hanya kepada Jingyi saja.
Yibo pun penasaran, ia merasa tak asing dengan pria muda ini. Seolah sering melakukan apapun bersama, padahal ia mengenal Jingyi baru satu bulan. Seperti yang ia rasakan padan Lan Xichen kakak Jingyi dan A-Yuan kerabat mereka yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selfish Love
FanfictionGenre : Romance dan Fantasy Penulis : Jisheun Pairing : Xianwang, Xianyibo, Zhanyibo Kita akan selalu bersama walau jarak dan waktu yang memisahkan....