014

13.9K 605 12
                                    

╔═══❖•ೋ° - °ೋ•❖═══╗
𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰 𝓐𝓵𝓵
╚═══❖•ೋ° - °ೋ•❖═══╝

Klek!

Pintu kamar Zara terbuka. Farhan terpelongo melihat Zara yg sedang meringkuk ketakutan di sudut kamar dengan tangan penuh darah. Tubuhnya gemetar hebat, keringat bercucuran.

Farhan langsung memeluk perempuan itu, "Maafin gue." Lirihnya penuh penyesalan. "Ga usah takut, gue udah disini." Ucapnya lagi membuat Zara sedikit tenang.

"Ini kenapa sampe luka gini?" Tanya Farhan khawatir melihat luka di tangan Zara.

Farhan melepas bajunya. "E-eh kenapa di lepas?" Zara menahan tangan Farhan.

"Ya buat balut luka lo lah!" Ketusnya langsung membuka bajunya lalu melilitkan ke tangan Zara.

Perempuan itu tertegun melihat badan kekar Farhan dengan perut sixpacknya.

"Ya tuhan, godaan jenis apa lagi ini."-Batinnya tak kuat.

Tiba-tiba mata Farhan tertuju pada tangan Zara yg satunya, apa itu? Ada kaca tertancal jelas di telapak tangannya. Sepertinya dia tak sadar.

Pelan-pelan Farhan mengambil tangan perempuan itu agar tak curiga, "Zar! Liat itu!" Teriaknya menunjuk pada langit-langit kamar.

Zara reflek tertoleh pada tunjukan Farhan itu.

"Arghhh." Teriak Zara meringis kesakitan.

Terlihat kaca yg sepanjang kelingking telah berhasil Farhan cabut. "Lo ceroboh!" Ketusnya lalu mengambil kotak P3K di atas nakas.

Farhan mengambil antibiotik lalu membersihkan luka Zara.

"Shhh, pelan-pelan sha ahkk kitt." Ringis Zara tak tahan.

"Dikit lagi ini, tahan!" Ucap Farhan dengan entengnya.

Perempuan itu meremas kuat seprai hingga tak berbentuk, ini sakit yg dasyhat baginya.

Seprai yg tadinya putih berubah menjadi merah kecoklatan, ya! Itu darah Zara.

"S-sakit, H-han! Gue ga kuat." Lirihnya, terlihat keringat bercucuran membasahi wajah cantik perempuan itu.

"Makanya jangan ceroboh! Emang lo ngapain si sampe tangan lo kena kaca gini?" Tanya Farhan dengan nada sedikit meninggi.

Zara menunduk takut, "G-gue takut, tadi ada petir, mana mati lampu juga. Gue mundur-mundur eh ga sengaja jatuhin gelas di atas meja rias, gue ga sadar kalo ada salah satu pecahan gelas itu nusuk tangan gue." Jelasnya membuat Farhan kasihan. Ini salahnya yg meninggalkan Zara sendirian tadi.

"Maafin gue ya, gue tadi lupa kalo lo gue tinggalin sendirian." Ucap Farhan lalu memeluk Zara.

Farhan kembali mengobati luka Zara, ia mengambil betadine lalu meneteskannya ke telapak tangan Zara yg terluka.

"Shhh." Perempuan itu meringis menahan perih.

"Lo tidur gih, kalo besok pagi masih sakit, mending ga usah sekolah dulu." Ujar Farhan membuat Zara melotot, "Ga! Gue mau sekolah pokoknya!" Bantah Zara.

FARHAN [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang