Emma sudah menjadi guru di salah satu sekolah suasta terkenal di kota. Dua tahun mengabdi di sokolah tempat anak-anak orang kaya dan banyak dari siswanya yang merupakan anak dari berbagai kalangan atas.
Kelas 2-3 di isi oleh Emma di jam terakhir dengan mata pelajaran biologi. Emma sangat santai dalam mengajar beberapa anak laki-laki menanyakan hal yang tidak senonoh sebagai bahan lelucon namun dengan sikap profesional ia menjawab setiap pertanyaan konyol dari siswanya.
Sebelum pulang para siswa di beri tugas sebagi syarat agar mereka bisa meninggalkan kelas. Setiap tugas akan di kalkulasikan setiap nilai. Satu persatu siswa keluar dan beberapa anak laki-laki menggodanya namun hanya di balas senyuman oleh ibu guru cantik ini.
Bel pulang sudah berbunyi Emma masih mempunyai tiga latihan milik siswa untuk di periksa. Setelah setengah jam tingga satu anak laki-laki yang masih mengerjakan tugas. Siswa ini duduk pojok ruangan dengan kepala menunduk tangannya masih menggores buku dengan pulpen di tangannya.
Alex sedari tadi tidak bisa fokus menjawab ia akan selalu mencuri pandang pada guru cantik di balik meja. Dengan kemeja putih ketat yang mencetak dalaman hitam dan rok pendek hingga pertengahan paha membuat miliknya mengembung membayangkan hal-hal erotis.
Sejak guru ini pertama mengajar ia sudah memperhatikan sejak lama. Wajah yang cantik tubuh yang indah dan cerdas adalah tipe idealnya. Dua minggu lalu ia mendapatkan mimpi musim semi bersama gurunya tidak bisa berhenti memikirkan hal kotor bersama gurunya sejak itu.
"Kau baik-baik saja"
Emma menghampiri muridnya yang terlihat kesusahan menjawab soal ia bahkan berhenti menulis sejak lima menit yang laluAlex yang mendengar suara gurunya tersentak kaget dari lamunannya.
"Apa ada yang tidak kau mengerti?"
Emma sedikit berjongkok dan melihat kertas tugas milik muridnya"Kau tidak usah mengisih ini jika di rasa susah sudah lewat dari 30 menit kau akan terlambat pulang"
Emma mengambil kertas di meja siswa yang masih duduk dengan kaku di tempatnyaEmma mengemas semua kertas dan kedalam tasnya untuk di bawa pulang. Siswa yang tadinya masih duduk sudah berdiri dengan tasnya dan dengan kepala menunduk menghampiri gurunya.
"Guru aku ingin menanyakan sesuatu?"
Dengan badan lurus dan kepala menunduk ia terlihat sangat pemalu"Apa yang ingin kau tanyakan?"
Emma melihat siswa dengan tinggi badan menjulang didepannya terlihat menarik"Apakah Guru mempunyai pasangan?"
Dengan suara pelan ia bertanya"Tidak, apakah ada masalah?"
Emma tersenyum dengan sikap anak muridnya ini"Guru bolehkah aku jadi kekasih mu?"
Ia mengangkat kepalanya dan memandang Emma dengan wajah yang gigih"Kekasih, apa yang inginkan kau lakukan jika kita menjadi kekasih"
Emma berdiri dan mendekati muridnyaWalau Emma terbilang tinggi dan memakai hills namun ia hanya sampai di bahu muridnya ini. Ia meneliti dari atas kebawah dengan kulit kecoklatan yang sehat dan wajah tampan anak ini cukup menarik namun hanya terlalu menitup diri.
"Berpelukan, berciuman atau melakukan Sex"
Emma mendekat dan membisikan kata terakhir"Kau tertarik"
Emma mendorong anak itu duduk di mejanya dan meraba dada pria muda yang memandangnya dengan wajah takjub.
"Kau ingin mencoba"
GodanyaEmma mendekat dan memberikan ciuman singkat. Dengan mata yang masih terbuka ia mencium sepihak muridnya yang masih kaku.
Alex menegang saat Gurunya sudah menciumnya dengan naluri laki-laki ia menarik pinggang Emma dan membalas ciuman dengan panas. Mendapat respon Emma semakin bersemangat tangannya turun menuju selangkangan Alex dan ternyata muridnya sudah sangat keras.
Alex mengambil alih permainan dengan rasa penasaran dan gairah yang membuncah ia membuka kancing baju Emma dan melihat bra hitam yang tidak muat menampung dua buah dada yang besar itu. Emma menyodorkan dadanya untuk di susui Alex dan ternyata mulut muridnya ini sangat nikmat dan pandai beberapa kali ia akan menggigit dengan gemas membuat Emma mendesah.
Sekarang milik Alex sudah keluar dari sarangnya Emma memainkan milik muridnya dengan tangan dan mereka berdua saling berpandangan. Wajah Alex setelah di lihat dari dekat sangat tampan dengan mata merah penuh nafsu membuat ia terlihat penuh bergairah.
Alex sangat tahu apa yang harus ia lakukan Emma yang duduk di meja dengan kedua kaki yang terbuka lebar dan miliknya sudah merekah di hadapan wajah muridnya. Alex memainkan milik Emma dengan lidahnya menusuk dan menggigit klitoris membat gurunya mendesah untuk kesekian kalinya.
"Ohhh... ahhhh... ah... ahh"
Emma memegang kepala Alex dan melakukan memaju mundur mencari kenikmatanAlex sudah berdiri dengan pakaian yang masih terpasang di badannya dengan hanya kancing yang terbuka memperlihatkan otot dadanya yang Sexy dan miliknya yang keluar dari sela celana sudah menjulang tinggi dengan ukuran yang bagus.
Emma memegang milik Alex dan mengesekan dengan miliknya sambil berpandangan mereka berdua terlihat sangat menikmati. Emma membimbing Alex agar memasukan batangnya yang besar dan keras itu menuju lubang kenikmatan miliknya dengan pelan tapi pasti masuk sepenuhnya.
"Hnggg.... Alex.... ohhh.... fucck.... babyyy....yeshhh..... ahh... ahhh"
Emma merasakan milik Alex yang keras menusuk miliknya tidak bisa berhenti mendesahAlex merasakan milik Emma yang sempit menjepit miliknya dengan erat tidak bisa berhenti bergerak dalam kenikmatan. Gambaran dari mimpinya menjadi kenyataan ia semakin bersemangat menusuk milik Emma.
Alex duduk di kursi dan Emma di pangku oleh muridnya. Alex dengan senang mengemut puting Emma yang tegang dengan gurunya membungkus miliknya dengan lubang hangat.
"Alexx... ohhh... umhhh.... kau menyukainya... ummhhh"
Emma mendesah ke enakan merasakan milik Alex yang masih menegang walau ia sudah keluar selama tiga kali"Ah... ahhh... tentu milik mu sangat sempit dan nikmat"
Alex meremas pinggang Emma saat wanita di atasnya bergerak menggila menciptakan suara cabul di kelas yang sunyi kursi yang diduduki mereka berdua berbunyi seiring dari gesekan keduanya."Alex.... ohhh.... ahhhhh"
Emma menekan dengan kuat dan menggoyangkan pinggulnya saat mereka berdua datang secara bersamaanSemenjak itu Emma dan Alex sering melakukan hal cabul di sekolah. Di ruang kelas saat sudah pulang. Sex di toilet saat jam belajar. Di atap saat istirahat bahkan di gudang.