Keesokan harinya, mereka bertiga sudah kembali lagi dengan aktivitas sehari-hari, yaitu mengerjakan tugas piket sebelum berangkat kuliah. Mereka mengerjakan tugasnya masing-masing. Reyjin mencuci piring, Kenzie menyapu dan Sandi yang masak untuk sarapan. Seperti biasa juga, suara cempreng reyjin selalu terdengar saat cuci piring.
Berada di pelukanmu
Mengajarkan ku
Apa artinya kebersihan, keamanan, kerapian ---"Berisik! Astagfirullah. Nih, Bocah Kalau Nggak Nyanyi Kenapa, Sih?" omel Kenzi yang sedang menyapu.
Reyjin berdecak." Protes mulu, lo! Tinggal dengerin juga. Lagian seharusnya lo bersyukur bisa dengerin suara gue yang indah ini, kawan" sanggah Reyjin sambil mencuci gelas.
"Iya, suara lo indah, tapi lebih indah lagi kalau diam," kata Kenzie yang membuat Reyjin mencebik.
"Capek gue, Ken. Setiap pagi cuci piring mulu," keluh Reyjin sambil menggosok gelas yang kotor.
"Lo kira gue nggak capek apa? Setiap pagi bikin sarapan."
Bukan Kenzie, tapi Sandi yang sedang mengaduk telur untuk di goreng yang menjawab.
"Heh, nggak usah ngeluh, deh! Kan, udah jatah masing-masing. Setiap awal bulan kita kocokan tugas. Gue dapatnya nyapu sama ngepel, Sandi masak, dan lo cuci piring, Jin. Jadi ya udah terima aja.
"Gue juga sebenarnya males nyapu sama ngepel, tapi kalau nggak dikerjain ya risih sendiri kalau lihat lantainya kotor," ujar Kenzie sembari menyapu.
Reyjin mencebik saja dengan tangan sibuk mencuci gelas."Paling males gue cuci piring, belum lagi harus beli baru kalau ada yang pecah," keluhnya.
"Ya ... itu sih salah lo yang ceroboh, setiap cuci piring ada aja yang pe---" kalimat Sandi tak berlanjut karena apa yang mau di ucapkan sudah terjadi.
PRANG
"Hadeh ... belum selesai ngomong, gue. Udah pecah aja," Sandi berucap heran.
"Sekarang apa yang pecah, Jin?" tanya Kenzie.
"Gelas," jawab Reyjin, lalu mencebik sambil memungut pecahan gelasnya.
"Bunda .... uang Rey lama -lama habis buat beli perabot doang!" pekiknya dengan nada sedih.
Kenzie dan Sandi yang mendengar tertawa.
"Udah-udah, nanti beli pake uang gue aja," kata Sandi membuat tersangka yang memecahkan gelas itu melihatnya.
"Serius?"
"Iya, serius. Kasihan gue sama lo," jawab Sandi sambil menggoreng telur.
"Alhamdulilah ... bisa bayar kos, gue," ujar Reyjin senang.
"Jin ... Jin ... ada aja kelakuan, lo," kata Kenzie heran sambil mengepel.
"Bukan gue yang salah, gelasnya aja tuh yang nggak mau gue pegang. Sok jual mahal emang. makanya jatuh," sanggah Reyjin.
"Heleh, ngeles aja lo. Kayak bajaj," ledek kenzi.
"Bodo amat, yang penting gue nggak beli baru, wleee!" sahut Reyjin membuat Sandi menggeleng dengan senyum kecil.
"Udah mateng, nih. Yok, sarapan."
Ajak sandi dan mereka langsung mengangguk sebagai jawaban.
"Telur lagi, San?" tanya Kenzie yang melihat telur dadar di atas piring, lalu pergi ke kamar mengambil sesuatu.
"Gue, kan bisanya cuma masak telur, mie sama goreng sosis aja. Jadi, ya makan aja lah dari pada nggak sarapan" sahut Sandi.
"Tiga hari telor mulu nih menu kita, sampai gatel pantat gue," ujar Reyjin dengan candaan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mahasiswa Perawat Ganteng (Mapeteng)
FanficKeseharian Mahasiswa Perawat Ganteng dan cara menyelesaikan masalah yang di hadapi. Edisi Ramadhan.