Dia mematung tanpa sebab, masih memikirkan bagaimana dia bisa ada di ruang kelas Akaashi. Padahal seingat-nya, ia tengah berada di kamar rumah sakit atas kecelakaan tabrakan lari. Atau tidak dia berada di sebuah ruangan aneh yang menampakkan keberadaan Yamaguchi, Kenma, Natsu, Hinata dan Akaashi.
"Bokuto-san? Kenapa diam saja? Ayo kita pulang" ajak Akaashi yang sudah berada di ambang pintu kelas.
Di situ Bokuto berjalan perlahan, tak lupa memperhatikan Akaashi yang berada di depannya itu. Dia ragu, apa benar orang yang ada di depannya itu adalah Akaashi yang dia kenal, atau hanyalah imajinasi—pada saat dia berada di dalam ruangan misterius—seperti barusan.
Bokuto tidak banyak bicara, dia masih memikirkan keaslian orang-orang yang ada di depannya. Seberapa lama ia tertidur di kelas Akaashi hingga dia merasa asing dengan apa pun, ini sudah terasa seperti bertahun-tahun lamanya.
Karena melihat gelagat Bokuto yang begitu aneh membuat Akaashi yang melihatnya merasa khawatir. Dengan perlahan tangan mulus itu menyentuh pipi Bokuto dengan lembut, terlihat sorot mata lelaki yang biasanya tajam ini berubah menjadi khawatir.
"Bokuto-san, kamu baik-baik saja? Apa ada yang sakit?" tanya Akaashi berharap lelaki bersurai abu-abu kehitaman ini menjawab pertanyaannya kali ini.
"Aku di mana? Kau Akaashi asli?" yang di tanya malah bertanya balik, dan hal itu membuat Akaashi kebingungan.
"Kau ada di sekolah, apa kau tidak ingat kalau kau datang ke kelas untuk menjemput-ku? Tentu saja aku Akaashi yang asli, memang ada Akaashi yang kau lihat selain aku?" jawab Akaashi mulai panik dan khawatir dengan kondisi Bokuto yang linglung.
Lagi dan lagi Bokuto terdiam, dan di saat itulah Akaashi memilih membawa kekasihnya itu pergi ke rumah sakit untuk di periksa, takutnya ada benturan yang terjadi pada kepala Bokuto atau hal yang tak ia tahu tentang kekasihnya yang mudah pundung itu.
Bokuto dan Akaashi sampai di sebuah rumah sakit yang begitu familiar di ingatan Bokuto, sampai dia ingat bahwa rumah sakit ini adalah rumah sakit langganan Akaashi ketika penyakitnya kambuh. Sesampainya di sana Akaashi mencari dokter yang tak lain adalah Ryu atau memiliki nama asli Jay.
"Ayah, bisakah ayah memeriksa Bokuto-san? Aku rasa kepalanya terbentur sesuatu hingga dia mengigau hal aneh." pinta Akaashi pada ayahnya yang baru saja ia temui.
"Sungguh? Ya sudah, Koutarou-kun ayo ikut paman sebentar, kita periksa kepalamu." ajak Jay dengan lembut mengusap kepala Bokuto.
Di situlah Bokuto hanya bisa menurut pada Jay, setidaknya dia akan menanyakan beberapa hal yang tidak bisa dia ungkapkan pada Akaashi. Akaashi menunggu di luar, karena dia rasa bahwa Bokuto ingin bicara dengan ayahnya tanpa membawanya, sepertinya hal itu sangat penting atau memang bersifat pribadi.
Pemeriksaan pun dimulai, di mana Jay menjelaskan bahwa Bokuto sebelumnya mendapatkan benturan atau hantaman yang begitu keras di bagian kepala, dan mungkin itulah yang membuat Bokuto berhalusinasi banyak hal. Tapi Bokuto yang mendengar penjelasan ayah Akaashi pun merasa tidak puas, karena dia merasa bahwa dia tidak terjatuh atau tidak pernah berkelahi sebelum ke kelas Akaashi pada saat itu.
"Paman, bolehkan aku bertanya sesuatu hal?" Jay mengangguk memperbolehkan Bokuto bertanya apa pun.
"Apa paman kenal dengan teman-teman Akaashi selain di sekolah Fukurodani? Seperti Hinata, Kageyama, Kuroo, Kenma, Yamaguchi dan Tsukishima?" tanya Bokuto hati-hati.
"Hum kalau itu paman hanya mengenal Kuroo, Kenma dan juga Sugawara, nama anak-anak yang selain Kuroo dan Kenma tidak paman kenal, memang ada apa kamu bertanya seperti itu? Apa mereka ada di dalam mimpimu tadi?" jawab dan tanya Jay sembari mencatat.
"Aku tidak yakin kalau yang aku lihat selama ini adalah mimpi, karena rasanya begitu nyata sampai membuat-ku tidak bisa membedakan apakah ini hanyalah mimpi, imajinasi atau memang hal itu benar-benar terjadi, aku tidak mengerti paman." Jay mengangguk seraya mencatat semua yang Bokuto ucapkan.
Jay terdiam beberapa saat sampai dia memberikan cap pada dokumen yang baru saja ia tulis. Tentu hal yang dia lihat membuatnya semakin penasaran, dia merasa bahwa Jay tahu banyak hal, namun dia seakan enggan untuk mengucapkan atau menjelaskan hal itu padanya.
"Begini Koutarou-kun, paman tahu pasti kamu merasa bahwa paman menyembunyikan sesuatu darimu tentang hal ini. Tapi percayalah pada paman, semuanya akan baik-baik saja. Jalani saja kehidupan barumu bersama putra paman," tiba-tiba Jay menjeda ucapannya lalu tersenyum sopan pada Bokuto yang menatapnya bingung.
"Ada banyak hal yang sebaiknya tidak perlu kamu tahu, dan biarkan hal itu berlalu dan menjadi rahasia agar hidupmu bahagia." lanjutnya langsung memberikan logo GLASSIES yang membuat Bokuto seketika merasa pusing dan tidak sadarkan diri setelah melihat logo tesebut.
"Anggap saja apa yang sudah kamu rasakan, kehilangan Akaashi, Hinata, Natsu, Kenma dan Yamaguchi hanyalah mimpi buruk semata. Kini dunia sudah kami ubah kembali, dan memberikan setiap orang kesempatan kedua untuk menperbaiki kehidupan mereka di masa lalu."
GLASSIES PROJECT IS COMPLETE
TAMAT.
Hai minna-san, gak kerasa kalau GLASSIES PROJECT sudah selesai, mungkin dari para reader ada yang belum paham, mungkin bisa baca cerita sebelumnya yakni SERENDIPITY dan SUMMER RAIN yang udah ada daftar ceritanya di akun ini. Maaf kalau author up nya lama banget karena urusan rill author susah banget buat di atasi.
Makasih yang udah dukung author dari awal sampai akhir, jangan lupa follow, vote dan komen kalau kalian suka. Nantikan cerita baru author di lain hari, babay😆🤓
KAMU SEDANG MEMBACA
GLASSIES CORPORATION ✔️
Fanfiction[End] Semua orang berhak mendapatkan kebahagiaannya. Dunia ini sangatlah kejam untuk semua orang, mereka berebut kekuasaan dan harta agar tidak tersingkirkan. Mencoba menguasai segalanya, bahkan menguasai dunia dengan cara mengkudeta ras sendiri. Me...