[1. Broken Promise]
==========
Kaki berbalut sepatu boots kotor berpijak mantap di atas genangan air sisa hujan tadi malam. Sebuah tongkat bisbol yang telah melalui banyak pertempuran, terlempar dari genggaman tangan kanannya dengan dentingan keras. Pria Alpha berperawakan kekar itu akhirnya berlutut, mengabaikan konsekuensi dari kegaduhan yang dirinya angkut.
"Sesungguhnya kau punya pesona yang unik. Sejauh ini, kau adalah monster paling cantik yang pernah aku lihat. Tunggu, monster?" tawanya menggema. Pandangannya tertuju pada wanita Omega berambut panjang yang terbaring kaku. Retakan di sisi kanan tulang dahinya hampir membuat tengkoraknya terbelah, mirip dengan gambaran jalan yang tertimpa reruntuhan.
Berikutnya, langkah kaki terdengar mendekat, menarik atensi pria itu selama dua detik, "Aku tidak akan ragu untuk mengencanimu jika kau masih hidup sebagai manusia," katanya pada mayat si wanita. Lalu, ia bangkit sambil meraih tongkat bisbolnya dengan tangan kiri.
Jeon Jeongguk, begitu ia dipanggil, memposisikan tongkat bisbol miliknya ke atas bahu. Sepenuhnya memusatkan perhatian pada gerombolan makhluk kanibal yang mendekat dengan gontai.
Seorang pria berpakaian compang-camping dengan wajah setengah hancur bergerak di barisan paling depan, darah dan air liur menetes dari rahangnya yang hampir patah. Mulutnya hanya mengeluarkan gemuruh. Makhluk kanibal yang lain tidak tampak lebih baik darinya, mereka hanyalah raga tanpa jiwa yang hidup dalam naluri hewan buas. Di samping itu, mereka semua berbau seperti bangkai yang dibiarkan selama berhari-hari di udara terbuka.
Jeongguk membuang ludah, memberikan atensi pada si wanita, "Beristirahatlah dengan tenang, kau pantas mendapatkan kehidupan yang lebih layak di atas sana. Juga, jangan lupa untuk berterima kasih padaku karena telah mengantarmu pulang ke surga."
Kemudian ia melangkah sambil mengayunkan senjata miliknya ke tengkorak salah satu dari mereka.
Seketika, darah dan isi otak bermuncratan ke wajah Jeongguk seperti percikan api, seorang pria yang dipukulnya terjatuh kaku dengan kepala bersimbah darah dan wajah yang kian hancur. Seringainya terbit. Namun, Jeongguk tahu bahwa ini belum selesai, masih ada sepuluh orang yang mengantri di belakang.
Jeongguk sedikit bermain-main dengan tongkatnya sebelum mengarahkan pukulan lain pada lawannya.
Suara hantaman keras terdengar berulang kali, Jeongguk menghabisi mereka dengan senang hati. Tak terasa hanya tersisa satu makhluk kanibal berperawakan kekar sebagai lawannya, sosok yang cukup membuatnya kewalahan. Kendati demikian, Jeongguk tetap memenangkan pertempuran pagi itu.
Keringat jatuh dari pelipisnya bersamaan dengan darah pekat yang bukan miliknya, mulutnya terbuka untuk membantu menormalkan detak jantungnya. Jeongguk menatap ke bawah, di mana alas sepatunya menginjak tepat di atas tengkorak lawan terakhirnya, melindasnya ke depan dan ke belakang.
Kemudian, Jeongguk memindai sekitar untuk mengatasi kekacauan yang diperbuat. Raga tanpa jiwa tergeletak mengenaskan di atas tanah, Jeongguk telah mewarnai setiap permukaan jalan dengan merah pekat berbau menyengat.
"Sepertinya aku butuh sedikit pembersihan," gumamnya sambil melangkah dari kuburan massal yang ia ciptakan.
"Jeon Jeongguk!"
Jeongguk menghentikan langkahnya. Itu adalah suara milik Kim Seokjin, sosok yang dulu meyakinkan dirinya untuk bergabung dalam sebuah kelompok survivor. Namun, kini tidak lagi. Mereka memutuskan untuk keluar, berakhir dicap sebagai pemberontak, atau lebih tepatnya adalah pengkhianat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dead Leaves || KOOKV
FanfictionVirus telah berhenti, walau sudah terlambat untuk menyelamatkan populasi yang kini mati. Stagnan, tidak ada satu pun yang mampu perbaiki kehancuran. Bumi sudah terlalu rusak, terlalu sakit untuk disembuhkan, dan mungkin terlalu lemah untuk bertahan...