[3. Felicity]

79 14 2
                                    

[3. Felicity]

==========

Setiap langkah yang Jeongguk ambil di sepanjang jalan seolah mampu membuat serpihan-serpihan nyawanya berjatuhan. Bahkan, Jeongguk hampir tidak bisa merasakan lengan kirinya, benar-benar kebas. Ia hanya tidak menyangka bahwa seorang anak kecil bernama Kim Soobin mampu meluluhkan hatinya. Disisi lain, ia tidak pernah mengira akan bertemu dengan manusia yang masih waras di kota kecil ini.

Selama perjalanan, Jeongguk memaksa matanya untuk tetap terbuka seperti apa yang Taehyung perintahkan, meski pada dasarnya cukup sulit untuk dilakukan. Jeongguk tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika ia membiarkan egonya menguasai, mungkin ia benar-benar akan mati kehabisan darah bersama dengan para zombie. Di ambang kesadarannya, Jeongguk bisa melihat penampakan rumah yang terlihat kotor dipenuhi sampah, debu, dan lumpur kering, tidak berbeda dengan bangunan-bangunan lainnya.

Mereka terus berjalan menuju ruangan dengan desain mirip kamar praktik di rumah sakit; ada sebuah ranjang berseprai putih yang tampak tidak pernah disentuh dalam beberapa waktu, satu set meja dan kursi, serta beberapa peralatan medis yang tertata rapi. Ruangan tersebut berbau seperti bahan-bahan kimia, sesuatu yang tidak Jeongguk suka. Namun, Jeongguk tetap berbaring di atas tempat tidur itu sesuai instruksi Taehyung. Sebelum naik, Jeongguk melihat ke arah bahu kirinya sembari mendesis kecil. Sejujurnya, Jeongguk cukup kagum pada dirinya sendiri karena masih mampu bertahan sampai detik ini.

Soobin menatap Papanya sembari berujar, "Aku akan menunggu di atas saja agar Papa bisa bekerja dengan tenang."

Taehyung menolehkan kepalanya hanya untuk mendapati putranya tengah berdiri kikuk di ambang pintu. Lalu, ia tersenyum manis, "Ya, kau bisa melanjutkan lukisanmu sembari menunggu Papa," katanya. Soobin mengangguk kecil sebelum melangkah pergi dari sana.

Di lain sisi, Jeongguk diam-diam mengamati interaksi antara orang tua dan anak itu. Ia hanya tidak mengerti bagaimana si Omega bisa bertahan dengan makhluk cerewet bernama Kim Soobin. Lalu, ketika Taehyung menoleh ke arahnya, Jeongguk segera mengalihkan pandangannya. Berpura-pura tidak memperhatikan apa yang baru saja terjadi.

Kemudian, Taehyung berjalan ke arah lemari untuk mengobrak-abrik isinya dengan dahi berkerut. Ekspresi itu sirna kala ia mendapatkan benda yang sedari tadi dicari olehnya. Benda-benda tersebut segera Taehyung letakkan di atas meja troli untuk dibawa ke samping ranjang yang Jeongguk tempati. Taehyung memakai sarung tangan lateksnya. Namun, ia segera sadar kalau Jeongguk masih memakai bomber jaketnya.

"Ada apa?" tanya Jeongguk dengan nada kesal.

Kalimat Jeongguk membuat Taehyung semakin gugup, "Uh... pakaianmu," ia berujar pelan. Taehyung bisa mendengar pria Alpha itu menghela napas, terdengar benar-benar jengah dengan tingkahnya.

Jeongguk segera bangkit dari posisi berbaringnya untuk membuka pakaiannya, tidak menyadari rona merah di wajah si Omega. Hanya dalam beberapa saat, ia sudah bertelanjang dada di hadapan Taehyung, menampilkan torso yang terpahat sempurna dengan ukiran tato indah dari tangan kanan sampai ke area tulang belikatnya. Taehyung tidak bisa membayangkan berapa lama pria Alpha itu berlatih di gym untuk mendapatkan tubuhnya yang sekarang. Pemikiran itu membuat Taehyung teringat akan suaminya.

Tidak lama kemudian, Jeongguk kembali berbaring seperti beberapa saat lalu, tanpa atasan, hanya ada ukiran tato dan bekas luka di kulitnya, serta sebuah lubang kecil di bahu kiri yang sudah pasti adalah bekas tembakan. Taehyung menghela napas sebelum memulai pekerjaannya, tangannya bergerak dengan cekatan untuk memasang infus di tangan Jeongguk. Lalu, ia mulai membersihkan darah kering dari tubuh Jeongguk dengan hati-hati agar pria itu tidak kesakitan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 30, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dead Leaves || KOOKVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang