"Grandpa."
Seorang pria yg telah berumur membalikan badannya menghadap ke arah gadis berusia 16 tahun yg memanggilnya tadi.
"Kamu datang di waktu yg tepat." ucap pria itu menyeringai.
Gadis tadi, Megistha hanya menatap datar, "Apa yg Grandpa inginkan?"
"I will tell you. Sit inside me!" perintah pria itu sambil menepuk kursi di sebelahnya.
Megistha tak berkata apapun dan langsung menuruti perintah sang kakek. Di depanya layar komputer menampilkan sebuah planning."Grandpa yakin?" tanya Megistha setelah melihat semuanya rencana licik yg tersusun tersebut.
"Pasti. Dan Grandpa mau ini-"
"Secepatnya." potong gadis itu yg sudah terbiasa akan sifat Kakeknya. Pemaksa. Keras. Tidak sabaran.
"Good girl." ucapnya puas.
"Soon, 4.00 pm." ucap Megistha datar lalu beranjak pergi dari tempat terkutuk itu. Meninggalkan Grandpa yg tersenyum smirk setelah kepergianya.
Gerto, atau bisa disebut Grandpa oleh Megistha, merupakan direktur sebuah perusahaan ternama. Namun bukan itu masalahnya. Ia adalah penggelap uang terhandal, dan pencipta teknologi diluar batas nalar manusia. Bahkan.. Menciptakan tiruan manusia itu sendiri. Telah banyak Ia merampok dana berbagai perusahaan dengan teknik liciknya. Menggunakan keahlianya dalam membuat tiruan manusia.
Gistha memasuki rumah tanpa senyum sedikitpun di paras cantiknya. Ia mendengus dingin kala melewati sebuah kamar di belokan tangga, "Dia datang lagi!" marahnya menggertakkan gigi.
Dia langsung berlalu menuju kamar di bagian pojok. Kamarnya. Bersiap lalu keluar dan kembali di tempat yg tak seharusnya Ia datangi.
"I'II be ready." ucapnya pada sang kakek.
"Masuklah!" perintah Gerto yg langsung dimengerti olehnya.
Gistha memasuki ruangan itu dengan santai, tak lama kemudian pintu tertutup. Udara di sekitarnya berubah menjadi gas beracun, Gistha menahan napas namun pada akhirnya Ia tetaplah pingsan.
24 jam kemudian...
Gistha merasakan badanya sedikit kaku, Ia menoleh ke kanan dimana terdapat manusia tiruan dirinya. "Ck, Gue tetep cantik." decaknya.
Matanya menangkap pergerakan di balik pintu, gadis itu kembali ke posisinya. Pura pura pingsan.
"Gistha, left or right?" Gerto datang lalu menatap dua manusia-ralat salah satunya manusia tiruan. Saking miripnya Gerto sendiri tak dapat membedakan.
Gistha tersenyum miring, 'I have a little planning' batinya. Ia menggerakkan tangan kirinya yg kebetulan tertindih lengan sang manusia tiruan. Sang kakek mengira, manusia tiruan itu bergerak dan menyimpulkan itu Gistha yg asli.
"Aku akan memulainya." ucap Gerto tertawa mengerikan.
Tanpa basa basi Ia mengangkat tubuh Gistha yg Ia kira manusia tiruan tersebut lalu memasukkan nya dalam ruangan lain, serta mengoprasikan beberapa tombol. Dan mesin pun bekerja.
*****Perlahan Gistha membuka matanya yg terasa sangat berat. Ia menatap sekeliling, tak ada raut terkejut maupun takut di wajahnya. Hanya datar seperti biasa.
Sebuah smirk tercetak jelas di wajahnya yg begitu datar, "One step looser." gumamnya nyaris tak terdengar.
Gadis itu di lemparkan menggunakan mesin waktu buatan sang kakek untuk menyelesaikan sebuah misi. Misi ini berdasar keinginan Greto untuk memiliki berlian ajaib yg penting digunakan dalam eksperimen barunya.
Berada di latar belakang kerajaan Enore. Kerajaan terbesar di masanya. Dengan kekayaan yg melimpah di setiap tempat yg terpijak, tanah.
Namun, Megistha tentunya tak sebodoh itu. Ia menggantikan sang manusia tiruan untuk menyelesaikan misi ini bukan tanpa alasan. Dan kini Ia harus menyelesaikanya sesuai rencana awal.
"Tunggu dan bersiaplah..."
*****
Next?
See you! Thanks.almthaa_
KAMU SEDANG MEMBACA
A Mistakes that Change of Everything
FantasyMegistha, begitulah gadis itu dipanggil, gadis dengan seribu rahasia, tatapan tajam bak elang, dengan aura khas dirinya. Hidupnya terlihat setenang air, tapi mengerikan, ibarat air tenang yg menghanyutkan. Siap untuk masuk kedalam hidupnya? Bersiap...