Cuaca hujan diluar membuat suasana hati Widya menurun karena mengingatkannya pada pengalaman tidak menyenangkan.
"BAA!"
Suara tersebut langsung mengagetkan Widya dan hampir secara refleks menampar temannya yang usil, Hyo.
"Apaan sih?! Ngagetin tau!" Widya mengomel kesal sambil melotot marah kepada Hyo.
Namun Hyo justru merasa senang karena berhasil membuat Widya marah, "Hahaha, Rasain! Bukannya kerja malah melamun... Hmph!"
Widya hanya bisa memutar mata dengan kesal dan ingin lanjut bermalasan tetapi hari ini ditakdir tidak menjadi hari yang tenang.
"Lapor! Telah ditemukan seseorang yang tewas di kontrakannya!" Teriak Surya yang tiba-tiba masuk dengan tergesa-gesa.
Mendengar itu, Widya dan Hyo segera menjadi serius lalu ikut berkumpul dengan rekan lainnya untuk mendengar laporan lebih rinci.
"Korban diduga telah dibunuh oleh seseorang menggunakan pisau dapur, namun sayangnya pisau tersebut tidak menunjukkan petunjuk apapun selain sidik jari korban beserta darah korban itu sendiri."
Hyo segera membuka mulutnya, "Apa maksudmu? Pelaku meninggalkan barang bukti berupa senjatanya dan bahkan kita tidak menemukan petunjuk apapun?!"
Terdengar tidak masuk akal sehingga yang lainnya merasa ini konyol, tapi benar begitulah adanya.
"Benar, pisau tersebut ditemukan masih tertancap di dalam dada tepat di jantung korban."
"Maksudmu dia sengaja meninggalkannya seperti itu?" Tanya Widya dengan ekspresi buruk karena hal ini sama saja dengan memprovokasi pihak kepolisian.
"Benar begitulah adanya..."
Mata Widya berkedut tak terkendali karena merasakan firasat buruk.
'Sepertinya hari malasku telah berakhir...'
.
.
.Pada akhirnya kasus ini diserahkan kepada regu 5 yang dipimpin oleh ketua regu Harry yang sudah cukup berpengalaman dibidang ini, dengan anggota regu Widya, Hyo, Yuda dan Romie.
"Korban ditusuk sebanyak 12 kali dan meninggal karena ditikam tepat di jantung. Pisau dapur yang digunakan pelaku adalah pisau milik korban, jadi bisa ku asumsikan bahwa pelaku datang tanpa senjata dan sehingga dia menggunakan pisau dapur milik korban." Jelas ketua Harry.
"Apakah itu pembunuhan spontan? Karena pelaku menggunakan pisau milik korban, mungkin saja dia awalnya bertemu korban tanpa rencana untuk membunuh." Tanya Yuda dengan tidak yakin.
"Walaupun mungkin dia tidak berencana membunuhnya, apakah dia seceroboh itu untuk sengaja meninggalkan senjata yang digunakannya untuk membunuh bahkan masih tertancap di jantung korban?" Balas Romie semakin tidak yakin.
Hyo dengan kesal memukul meja, "Ini jelas-jelas provokasi! Dia pasti sengaja melakukannya!"
Widya yang hanya mendengar dari tadi merasa kasusnya tidak sesederhana itu, "Apa motif pelaku? Dan bagaimana tim forensik sama sekali tidak bisa mengetahui pelaku bahkan dengan bukti senjata itu?"
Harry mengangguk, "Kau benar, bahkan tidak ditemukan jejak kaki pelaku maupun sehelai rambutpun di TKP."
"Maka pelaku ini sangat hati-hati... Atau bisa dibilang dia telah berpengalaman?" Yuda menggaruk kepalanya.
Romie sedikit mengernyit lalu menaikkan salah satu alis, "Apakah ada makna khusus terkait 12 tusukan ini?"
Mendengar itu membuat Widya dengan tidak nyaman menundukkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Justice and Crime [One Shot]
Mystery / ThrillerIni kisah tentang Widya dan lainnya yang berusaha memecahkan kasus pembunuh berantai.