O1; First.

3 2 2
                                    

"Dek, mau berangkat sekarang apa nanti?" Tanya Ezard pada gadis didepannya yang sedang melahap roti tawar.

"Ihh bentar, aku masih makan kakakk!" rengek gadis itu pada kakak laki-lakinya.

"Udah lah Zard, sabar sedikit kenapa sih. Itu adekmu masih makan." Tegur Sagra— kakak tertua mereka. Begitulah keadaan pagi mereka, selalu ribut. Apalagi jika Ezard memiliki jam kampus siang, ia akan terlebih dulu mengganggu adik perempuannya itu. Jika ditanya kenapa, Ezard akan menjawab itu sebuah keharusan untuknya.

"Iya iya aelah, yaudah gue tunggu didepan. Jangan lama, gue tinggal kalo lama." Ucapnya yang dihadiahi ekspresi cemberut dari Yenza, Sagra lalu mengelus kepala Yenza.

"Udah udah, susunya diminum dulu abis itu berangkat. Hati-hati ya." Ucap Sagra pada Yenza dengan tangannya yang tetap mengelus-elus kepala Yenza.

"Kakk ih, stop jadiin aku bayii. Aku udah gede tau. Sana kakak buruan berangkat, jangan mentang-mentang udah jadi CEO terus seenaknya berangkat siang." Protes Yenza pada kakak laki-lakinya itu, sungguh dia sangat kesal pada dua kakak laki-lakinya itu. Sangat menyebalkan pikirnya.

"Kok marah sih? yaudah nih uang jajan nya, kakak berangkat dulu ya? semangat sekolah nya." Ucap Sagra sembari meletakkan uang diatas meja, lalu meninggalkan Yenza bersama dengan Asisten Rumah Tangga-nya.

Benar Yenza kesal, namun ia suka jika kakak-kakaknya bersikap lembut pada dirinya. Itu sebuah hal spesial yang tidak bisa orang lain dapatkan. Yenza lalu berpamitan pada Bi Marmi, dan segera keluar dari rumah. Benar saja, Ezard sudah menunggunya diteras.

"Kak, ayo berangkat." Ajak Yenza pada Kakak laki-lakinya yang sedang bermain Handphone itu.

"Bocil, udah selesai sarapannya? yaudah ayo." Ucap Ezard pada Yenza yang dihadiahi pukulan ringan pada tangannya.

"Lah marah, kan bener bocil. Udah buruan masuk, ntar telat, inget ini hari pertama. Lo jangan bikin masalah disekolah, kalo ada yang gangguin lo bilang ke gue. Biar gue abisin satu-satu." Ucap Ezard panjang lebar sambil berjalan menuju mobilnya bersama dengan Yenza.

"Bawel banget sih, iya iya." Ucap Yenza kesal, setelah Yenza masuk kedalam mobil, Ezard lalu melajukan mobil itu menuju sekolah Yenza.

Setelah kurang lebih 15 menit, mereka sampai disekolah baru Yenza. Yenza lalu turun dan mengusir kakak laki-lakinya.

"Udah makasi kak, sana gih buruan berangkat." Usir Yenza pada Ezard, yang dibadiahi ekspresi sombong oleh Ezard.

"Dih udah dianterin malah ngusir, ga gue jemput tau rasa lo." Ucap Ezard bercanda, yang benar saja Yenza tidak dijemput. Yang ada nyawanya akan melayang oleh Sarga.

"Yaudah, biar aku bilangin kak Sarga wlee." Ucap Yenza meremehkan.

"Kan kan, yaudah iya iya. Buruan masuk sana ntar telat." Ucap Ezard lalu ia segera melajukan mobilnya itu menuju kampusnya.

Yenza terkekeh kecil, ia lalu memasuki gerbang sekolah barunya itu. Dan ia sibuk mencari dimana ruang kepala sekolah berada. Namun sepertinya keberuntungan berpihak pada Yenza, tiba-tiba saja ada OSIS yang menanyai Yenza.

"Eh hai, lo murid pindahan itu ya? lo udah ditunggu di ruang kepsek, mau gue anterin?" Tanya OSIS itu pada Yenza, lalu dijawab dengan anggukan, OSIS itu lalu mengantarkan Yenza ke ruang kepala sekolah.

"Itu ruangannya, masuk aja. Kita sekelas btw, gue ke kelas dulu ya. See you dikelas." Ucap OSIS itu lalu ia meninggalkan Yenza didepan ruang kepala sekolah.

"Makasii yaa!" Ucap Yenza dengan nada sedikit keras.

Setelah itu Yenza memasuki ruang kepala sekolah, ia lalu duduk dikursi tamu, kepala sekolah menanyainya beberapa pertanyaan. Setelah selesai, wali kelas Yenza datang, dan mengantarkan Yenza kedalam kelas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 30, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DEAR ZA [ SLOW UPDATE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang