1.4

16 5 0
                                    

Kami berdua sama-sama sibuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kami berdua sama-sama sibuk. Maksudnya, aku jadi sibuk belakangan ini.

Berhentinya Mina, berdampak pada divisi kami. Pekerjaan yang dia tinggalkan tidak sebanding dengan orang-orang yang melamar untuk menggantikan posisinya.

"Semoga Mina bersenang-senang dengan pernikahannya. Lihatlah kerepotan yang dia ciptakan," ujar teman yang duduk di sebelahku.

Aku tertawa. "Jangan begitu. Kudengar Pak Kepala sudah menemukan orang yang pas."

"Benarkah? Akhirnya!"

Ponselku berdering, ada sebuah pesan yang masuk. Aku otomatis tersenyum ketika membaca nama yang tertera disana.

 Aku otomatis tersenyum ketika membaca nama yang tertera disana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesuai perkataannya tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesuai perkataannya tadi. Saat keluar kantor, aku sudah menemukan Suho tengah bersandar di mobil hitamnya. Dia sedang menungguku sambil memainkan ponselnya.

"Kenapa lama? Apa pacarku sedang banyak pekerjaan?"

Aku tersenyum. "Maaf. Hanya sedikit kok, hehe."

Lima tahun yang belum berubah darinya adalah kebiasaannya yang selalu membukakan pintu untukku. Sadar atau tidak, dia tidak pernah lupa untuk melakukannya.

Mobilnya berhenti di sebuah restoran mewah. Aku pikir ini hanyalah makan di tempat yang biasa kami kunjungi.

"Kenapa kau mengajakku kesini?" Tanyaku terkejut.

Dia tersenyum—senyuman termanisnya. "Aku ada sesuatu untukmu."

Perkataannya barusan membuatku berdebar dan penasaran. Tapi aku mengurungkan niat untuk bertanya. Karena pasti nanti dia akan menjelaskannya sendiri bukan?

Dinner romantis dengan pemandangan kota. Suho benar-benar tahu cara membuatku senang.

"Kalau tahu kesini, aku akan berpakaian lebih bagus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalau tahu kesini, aku akan berpakaian lebih bagus." Ucapku.

"Kalau aku bilang, bukan surprise namanya."

Aku tertawa kecil. "Terima kasih sudah mengajakku kesini. Indah sekali pemandangannya, aku suka."

"Sama-sama, sayang. Ngomong-ngomong, hari ini perusahaanku memenangkan tender yang sudah kami incar lama sekali. Makanya, aku mengajakmu kesini untuk merayakannya."

"Benarkah? Selamat. Ternyata itu ya yang membuatmu sibuk akhir-akhir ini."

"Maafkan aku. Setelah ini, aku janji akan lebih meluangkan waktu untukmu."

"Tidak apa-apa. Aku mengerti kok,"

Tiba-tiba, dia mengeluarkan sebuah kotak hitam dari sakunya.

Aku berdebar setelah menyadari apa yang akan dia lakukan setelah ini. Tapi aku juga tidak bisa menyembunyikan senyumanku.

"Irene, maukah kau menikah denganku?"

"Irene, maukah kau menikah denganku?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[✔] Butterfly Effect Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang