1

0 0 0
                                    

Deburan ombak menyapu rok panjang menyusahkan basah dan pasir yang menempel diujung sana. Lagi-lagi aku menatap laut dengan rasa rindu, berharap sebuah rindu akan bersua terobati. Apa mungkin?

"Jadi kau katakan?"

"Belum, dan aku tak mau mahkotaku terjatuh"

"Tapi Ran, tidak ada salahnya bunda Khodijah juga menyatakan cintanya terlebih dahulu" lanjut Ina.

"Tidak In, Mas Hadi manusia biasa bukan seorang nabi!" Pangkasku, yang masih memandang ujung laut, yang entah dimana ujungnya.

Jatuh cinta, memang tak dapat kita pilih tuk jatuh dimana. Tetapi, merawat atau menebas cinta tersebut adalah pilihan dan pilihanku jatuh pada pilihan kedua, menebas! Sudah cukup sependek ini saja sebelum rasa ini semakin dalam.

Muhammad Hadi, lelaki manis berbadan gempal multi bisa dan berkarisma. Perempuan mana yang tak terpesona padanya? Iya, termasuk aku!
Rumor mengenai Hadi tak pernah surut, selalu ada saja katanya dekat ini dekat itu dan ono! Sayang, aku tak dapat protes.

"Ran, kamu nyerah?"

Aku mengangguk, tak sepatutnya aku menjatuhkan mahkotaku hanya untuk mengejar pria yang belum tentu ia adalah jodohku, biar jalan takdirNya yang menunjukkan dimana lentera hidupku yang sesungguhnya.

"Rania, Ina dari mana saja kalian? Satu bus nunggu kalian!!" Teriak Mas Hadi.

Aku yang mendengar suara bas itu langsung berbalik seraya meminta maaf dan pergi menuju bus. Sepanjang perjalanan menjauh dari pantai Kuta netraku hanya menatap pasir, berusaha menetralkan debaran didalam sana.

Mas andai kamu tau! Andai kau tau, kau pasti berpura-pura tak tau!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 04, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

found youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang