DIA...

982 39 22
                                    


ALEXA DIANDRA PRAMESWARI

"Kakak...!!"
"Kak Yun...!!"
"Kak Yunn..!!!"

"Kemana sih kakak jelekku itu?"

"Kak Yun..!!"

Dok.. dok..

Ku ketuk dengan keras pintu kamar warna coklat kayu yang berhias nama kak Yunda, hasil ciptaanku dengan cat pilox warna emas.

Kamar kak Yunda tepat disebelah kamarku dilantai dua rumah kami. Sementara kamar papa dan mama di lantai bawah.

"cklek"

Kepala kak Yunda muncul dari balik pintu diiringi suara omelan.

Hahaha.. Aku suka dengan omelannya padaku.
Apalagi disertai bibirnya yang mengerucut.
Lucu banget.

"Apa sih Alee..!! Berisik deh panas-panas gini."

"Kakak lagi apa?,Masuk dulu aku sih kak!"

"Iya.. iya.. bawel..!"

Gerutunya sambil membuka lebar pintu kamar.
Harum aroma apel langsung menyeruak kehidungku.

Kak Yunda emang autis dengan aroma apel.
Dari mulai shampo, sabun, pengharum ruangan, sampai karet penghapus pun dia cari yang beraroma apel.
Apalagi parfumnya.
Hahaha... dasar kak Yunda.

Yang Anehnya, aku sangat suka aroma apel yang tersebar di kamar ini dan harum yang tersiar dari tubuh kak Yunda.

Padahal aku sendiri tidak suka aroma apel ditubuhku.
Dulu pernah aku coba pakai parfumnya kak Yunda karena penasaran.
Jadinya malah aneh, Aku canggung dengan aroma itu.

Kak Yunda berjalan kearah tempat tidurnya yang sudah kutempati setelah menutup pintu kamarnya.

Siang ini dia hanya memakai kaos lengan pendek warna hijau bergambar salah satu tokoh kartun dan celana pendek boxer warna senada, tapi tak mengurangi kecantikan dan keanggunannya.

Kak Yunda selalu cantik dimataku.
Aku selalu kagum dengan apa yang ada pada dirinya.

"Ada apa Ale jelek..?"
"kamu kangen kakakmu yang cantik ini yaa?"

Katanya saat kurasa kasur disebelahku bergoyang karena ditiduri olehnya.

Aku masih menghirup aroma yang kusuka dibantalnya saat dia mengusap-usap lembut rambutku.

"Ish, kakak kok tau sih aku kangen Yunda yang sok cantik itu?"
"kakak indigo ya?"

"Hahaha... Ale.. Ale..."

Kini kurebahkan kepalaku dipaha kak Yunda sambil menikmati belaiannya yang kurasa sangat menenangkan hatiku.

"Kakak tadi pulang bareng kak andien ya?"

"Iya dek. Knapa?"

"Ngg.. ga papa kak"

Aku memejamkan mata. Tak tahan rasanya melihat wajah orang yang ku kagumi ini.

"Kak Andien sekarang kok jarang datang kemari ya kak?"

"Kamu kangen Ari ya..?"

Kini jemarinya menekan-nekan wajah dan keningku seperti seorang pekerja salon yang sedang melakukan therapi pemijatan wajah.
Sesekali ia menggoda dengan menutup hidungku dengan jari lentiknya.

"Apa sih kak.."
"Aku kangen kakak kok.."

"Ciyee... Ale kangen Ari.."
"Udah, ngaku deh. Kamu kangen Ari kaan.."

Ingatan ku langsung membayang sosok Andien, teman akrab kakak ku ini.

Aku memang pernah mengaku pada kak Yunda, aku suka kak Andien.

Huh.. siapa coba yang bisa menolak kharisma dan kecantikan orang jutek dan dingin itu. Aku yakin, seandainya kalian lihat dia, kalian tak akan hendak berpaling dalam waktu sebentar.

"Emang kalo aku kangen ama kak andien, kakak nggak papa?"

Kataku sambil menatap raut wajahnya.
Ada jeda waktu sebelum kak Yunda menjawab pertanyaanku.

"Ya nggak apa-apa sih Ale.."

Sahut kak Yunda.

"Hmm, kamu bohong kak. Kamu ga bisa berbohong pada adikmu ini. Aku tau apa yang ada dalam hati dan pikiranmu tentang kak Andien.
Dan itu jelas tergambar dan tertulis di dahi dan wajahmu saat ini."
Sahut ku dalam hati.

"Yunda... Ale... kalian dikamar?"

Suara mama tiba-tiba mengejutkan keheningan diantara kami berdua.
Setelah sama-sama tersenyum bertatapan, aku menyahuti panggilan mama.

"Iyaa ma.. dikamar kak Yunda inii..."

"Mama masuk ya.."

Teriak mama dari luar kamar.

"Iya ma.. masuk aja.. ga dikunci kok pintunya."
Sahutku kembali.

Sementara kak Yunda kulihat memejamkan mata, seperti sedang memikirkan sesuatu.
Namun belaian tangannya tak pernah berhenti mengelus kepalaku yang masih tertidur dipangkuannya.

Mama sore itu terlihat sudah segar sehabis mandi, setelah masuk dan menutup pintu kamar, mama langsung duduk disebelah kak Yunda.

"Lagi apasih berduaan?"
"Hmm.. lagi curhatan yaa..?"

"Iya ma..."

Kali ini kak Yunda yang menjawab perkataan mama.

"Ale lagi kangen seseorang katanya ma.."

"Kak ihh.., apasih..!"

Mama dan kak Yunda tertawa bareng melihat kelakuanku.

"Iya juga ga papa Ale... kamu kan udah gede.., sebentar lagi juga tamat SMU nya"

"Lah mama malah ikutan membuly aku ya..!"
Rajukku pura-pura marah.

"Tuh dengerin kami para orang tua ngomong dek.., jangan ngelawan mulu. Dosa tauk..!"

Aku bangkit dari rebahanku dan mulai menggelitik pinggang kak Yunda sambil berteriak.

"SEPTYAS AYUNDAA!! KAMU AKAN MENERIMA PEMBALASAN DARI MAKHLUK MARS YANG SUDAH KEHILANGAN AKAL SEHAT INIIHH..!!!!"
"Ha..ha..ha... ampun.. Ale.. plis.. ha..ha..ha.. ampun.. udah.. udah..!!"

Sementara mama yang juga tidak tahan digelitik, sudah kabur keluar kamar sambil tertawa dan menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan anak-anaknya.

TO BE C

Guys... sorry kalo pendek, dan ga seperti yang kalian harapkan...
Thanks ya yang udah vote dan coment....
Lopyuh ol... :)

AKU KAU DAN DIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang