“Lo harus hati-hati sama dia.”
Miracle mengerutkan keningnya, “Why?” aneh, biasanya Sasya tidak pernah seperti ini. Sasya selalu mencarikan pacar untuk Miracle agar mereka bisa merasakan double date, tapi kali ini Syasa menyuruh Miracle berhati-hati.
“Kak Hazel itu gak baik Cel, bahkan pihak sekolah aja udah males urusin dia lagi. Kalau bukan karena papanya donatur, dia udah di drop out dari sekolah.”
Miracle memanyunkan bibirnya, “Gue udah hampir sebulan di sekolah ini, tapi kok gue gak pernah lihat dia ya?”
“Dia emang suka bolos sekolah, kadang satu bulan full dia gak masuk sekolah. Padahal kelas 12 harusnya lebih fokus sekolah biar bisa masuk universitas tinggi.” ujar Trio.
“Yaelahh orang kaya mah gampang kali Yo. Pake uang mah semua aja jadi gampang,” sahut Sasya.
“Emang kenapa sih?!” Miracle masih belum puas dengan jawaban Sasya dan Trio.
“Dia itu... Hypersex,”
“Suka tawuran,”
“Gak ada rasa takut,”
“Lo harus siapin mental kalau ribut sama dia,”
“Bukan cuma tangannya yang kasar, omongannya aja gak pake filter.”
“Emang ganteng sih jujur aja, tapi jangan lupa dia gak akan segan-segan hajar orang sampai babak belur kalau ada yang nyenggol orang atau dirinya sendiri.” kata Sasya dan Trio bergantian.
Miracle termenung, apa seburuk itu dimata oranglain? Miracle merasa kalau Hazel tidak sejahat itu.
“Lo masih beruntung masih nggak di apa-apain sama tu cowo. Gimana kalau pulang pulang lo berbadan dua?”
“Apasih Bel?! Jangan nakut-nakutin gitu ah!” sahut Miracle.
“Kita kemarin khawatir banget Cel,” ujar Trio. Sasya dan Trio sudah setengah mati mencari keberadaan Miracle, namun hasilnya sia-sia. Lalu mereka dikejutkan dengan keadaan Miracle yang sedang bersama most wanted boy Bhinabakti.
“Sekali lagi maapin gue ya, gue janji itu terakhir kalinya gue ke tempat begituan.”
“Lain kali kalau stres itu healing kemana kek, bukannya ke tempat haram kaya gitu!” dumel Abel.
Miracle terkekeh, “Iya bawel.”
Yoga berdecak, “Ck, lo juga sama Bela. Gue videoin malah, lo lagi teler kemarin.”
Mata Bela membulat, “Jangan main-main lo!” ancamnya. Yoga mengambil HPnya yang ada disaku lalu membuka video sambil tersenyum. Disana nampak Abel atau Bela yang sedang tertawa tak sadar dengan rakusnya ingin mencium Arie pacarnya.
“OMG, ABEL IS THAT YOU?!” Miracle menutup mulutnya tanda kalau sangat terkejut dengan apa yang dilakukan Bela.
Pipi Abel bersemu merah, “Agoy anjing! Hapus ga?!”
Yoga memeletkan lidahnya mengejek Abel, “Gak mau blee!”
“Hapus! Atau... ”
“Atau apa?”
“Atau... lo gue jadiin opor manusia!”
Yoga tertawa, “Silahkan. Lo pikir gue takut?”
“Cepet bangsat, gue takut lo liatin itu ke temen temen sekelas lo! Mulut sama tangan lo kan ember banget!”
“Oke, tapi lo traktir gue selama sebulan. Deal?”
Abel membulatkan matanya, “Gila lo njing. Ga ga ga, ngga ada!”
“Berarti lo lebih milih video ini disebar, ya kan?”
Abel mengeram kesal, “Arghh. Oke deal, tapi porsinya kecilin. Gue tau porsi makan lo tuh kaya kuli!”
“Parah lo goy, pemerasan namanya.” Miracle menyahut, padahal dalam pikirannya ia takut terjadi hal yang sama atau bahkan lebih gila dari Abel.
“Bodo! Mulai dari sekarang aja, gue masi laper pengen tambah bakso. Ayo!” Yoga menarik tangan Abel hingga perempuan itu berdiri lalu membawanya kedalam antrian bakso bu Rani yang sambalnya bisa bikin sakit perut itu.
Miracle terkekeh, memiliki teman seperti Abel dan Yoga sudah lebih dari cukup untuknya. Miracle kira Abel tidak akan satu frekuensi dengannya, ternyata Abel lebih gila lagi dari apa yang Miracle kira.
Kadang, saat Miracle sedang sendirian seperti sekarang bayangan wajah Hazel saat shirtless selalu terbayang begitu saja. Bikin Miracle salting sendiri, senyumannya, cara bicaranya, tingkahnya, semuanya. Hazel mampu menarik perhatian Miracle.
Tapi, kenapa Hazel tidak sejahat itu padanya? Kenapa bertolak belakang dengan apa yang Abel bilang?
“Nggak! Lupain Miracle. Let it go!” gumamnya seraya menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya perhalan-lahan.
“DOR!”
Miracle terlonjak kaget, ia menoleh ke samping. Keterkejutannya bertambah berkali-kali lipat melihat cowok didepannya menatapnya lekat sambil menangkup dagu menggunakan tangannya.
Hazel menaikan sebelah halisnya, “Ko kaget?”
Miracle masih terdiam, lalu beberapa saat ia menjawab. “Ko lo disini?”
“Nyamperin lo.” ujarnya membuat Miracle kebingungan, cowok itu menyita pusat perhatian dikantin. Bagaimana tidak? Cowok ganteng sejagat antero Bhinabakti ini tiba-tiba sekolah setelah sekian lama bolos.
“Kenapa? Nggak seneng gue disini?”
Miracle menggeleng, “Sejak kapan lo disitu.”
“Sejak lo bilang, nggak! Lupain Miracle-”
“Berhenti!” sela Miracle. “lo jangan tiba-tiba muncul gitu dong. Kaya setan aja!”
Hazel terkekeh. “Lo ngatain gue setan? Gaada istilah yang lebih bagus gitu? Devil misalnya?”
“Stres.” gumam Miracle.
“Lo tau kenapa gue kesini?” Miracle menggeleng. “gue penasaran, kenapa lo tanya-tanya soal gue ke temen lo.”
Miracle terdiam. Ia merasa tidak nyaman, aura gelap Hazel itu membuat Miracle ngeri. “Emangnya gak boleh?”
“U wanna know who i am? Kenapa nggak tanya langsung ke gue?” ujar Hazel.
Miracle terdiam, Hazel memang benar cowok berbahaya. Ia bisa membuat Miracle ngeri hanya dengan ucapan dan nada bicaranya saja.
“Tell me, apa yang dia omongin tentang gue.”
“She said, lo baik. Lo ganteng. Lo suka menolong. Lo inceran banyak cewe disini. Lo orangnya gs pemarah. Dan, lo menghargai cewek.”
Hazel mengembungkan pipinya menahan tawa. “Pfftt, ga salah denger lo? Apa itu semua kebalikan dari gue?”
“Beberapa bener.” jawabnya santai.
Hazel mendekatkan bibirnya ke telinga Miracle. “U know what? Lastnight, i wanted to undress you. You are so fucking hot Acel.”
Tiba-tiba badan Miracle menunjukan reaksi takut, panik, campur aduk. Bulu kuduknya merinding seketika, seperti mendengar ancaman kematian.
Hazel terkekeh melihat reaksi Miracle.
“Lo... bener-bener nggak ngelakuin itu kan kemarin?” kata Miracle hati-hati.
“Almost.” katanya sambil menatap Miracle lekat dan dalam. “kalau lo masih penasaran sama gue, lo harusnya cari tau langsung ke gue. Jangan ke oranglain, kadang oranglain cuman menilai dari penampilan, sama gosip nggak bener.” putusnya lalu pergi meninggalkan Miracle.
To be continued...
Jumat, 1 april 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Disaster
Teen FictionMiracle Ananta Lebanon, nyaris meiliki kehidupan yang sempurna. Namun, ketika orangtuanya bercerai Miracle merasa hidupnya tidak sempurna lagi. Miracle sudah lama tidak bertemu dengan Papanya sampai umur 17 tahun, ia tidak pernah merasakan perhatian...