fiksi, pembaca diharap bijak.
Saran baca antara umur 17-21 tahun.VOTE AND COMMENT!⚠️
-
-
-
-
-
Jungkook pov.Aku menghadap pantulan diriku pada pintu lift, tempat ini begitu mewah dan elegan, job pertamaku terasa sangat mendebarkan, paman mengatakan kalau aku akan baik-baik saja, terlebih aku adalah laki-laki, tentu aku tidak akan mengalami hal buruk seperti hamil diluar pernikahan.
Saat pintu terbuka, tiba-tiba aku merasakan tubuhku terpental menabrak dinding lift, kupikir tubuhku melayang, tetapi ternyata itu adalah dinding yang keras. Untuk sesaat aku tidak dapat merasakan apapun. Tubuhku terasa sangat berat dan aku tidak dapat membuka kelopak mataku. Aku bahkan tidak dapat menelan atau bernapas. Namun sesaat aku mengendalikan tubuhku dengan baik, dan menatap seseorang yang kini berdiri dihadapanku dengan amarah, pintu lift pun tertutup kembali, ia terlihat memencet lantai dasar.
"Apa kau bodoh?"
Samar terdengar, aku berusaha memfokuskan segalanya, suaranya terdengar seperti jimin. Aku mencoba bangkit dengan tenaga yang tersisa.
"H-hyung?"
"Jika kau butuh uang katakan padaku sialan! Mengapa kau harus menjual dirimu!" Aku terkekeh, benar ternyata dia adalah jimin.
"A-aku tidak punya pilihan lain" ujarku perlahan, aku tau jimin marah dan kesal akan tindakanku. Namun aku harus memiliki uang itu secepat mungkin."KAU SELALU MEMBUATKU TIDAK BERGUNA!"
"INI PILIHANKU HYUNG! MENGAPA KAU SELALU IKUT CAMPUR!" Jimin terlihat menghela nafasnya kuat."U-untuk kali ini saja biarkan aku menebus semuanya" aku tak tahan lagi hanya bisa menangis dengan dada yang sesak.
"Kenapa?" jimin menatap serius namun pandangan itu perlahan mulai meredup.
"Kenapa kau selalu membuatku merasa selalu berhutang padamu?" jimin kehilangan kata-kata."Kamu akan melayani tamu vvip, jungkook. Bukan orang biasa, kau tidak akan tau besok kau masih hidup atau mat-------"
"Demi eomma, aku mohon." cengkraman jimin di bahuku perlahan mulai melonggar, ia terlihat pasrah dan berbalik badan memencet tombol lalu keluar dari lift tanpa mengucapkan sepatah kata.Aku menghapus air mataku lalu kembali memencet lantai 8, aku berusaha memperbaiki diri demi pelayananku nanti, maka terbukalah pintu lift yang menunjukan lorong lorong yang sepi. Seorang bodyguard telah menunggu didepan kamar hotel itu lalu memeriksa seluruh barang bawaanku.
Setelah semua selesai para pengawal itu memberikan aku sebuah tas dengan isi yang beragam. Ia menyuruhku untuk memakainya setelah didalam, pintu kamarpun terbuka dengan langkah ragu aku memasukinya, tak lupa melihat sisi kiri dan kanan kamar yang terlihat temaram, sepertinya sang tamu belum datang. Bergegas aku memasuki toilet dan mengganti kostum dengan yang di berikan oleh para pengawal itu."To-topeng?" Tanpa ragu aku memakainya dan setelah semua terpasang aku menyemprotkan parfum di beberapa bagian tubuhku. Sekali lagi aku menatap pantulan diri di cermin, nampak seperti bukan diriku, aku memperhatikan kedua tanganku, mereka seperti bergetar ketakutan namun semua aku lawan, hanya malam ini dan semua akan berakhir dengan cepat.
Jungkook pov end.
Dari lobi hotel datanglah pria tampan dengan stelan formal berwarna hitam pekat, sebagian wajahnya tertutup topeng, dia datang bersama beberapa bodyguardnya. Langkahnya yang lebar dapat menaklukkan seluruh wanita yang berlalu lalang.
"Apa dia sudah ada disana?" Ia bertanya dengan nada yang rendah terkesan sexy dan mendominasi.
"Ne tuan, dia baru saja sampai sekitar 10 menit yang lalu" pria itu tersenyum.
"Bagaimana dengan latarnya?"
"Dia anak baru, he wants one night stand for three hundred million." Wajah tampan itu semakin tersenyum lebar, ia memasuki lift namun sebelum itu pintu lift tertutup ia melihat siluet jimin berjalan keluar lobi hotel dengan raut kesal. Saat ia akan berjalan keluar ingin menghampiri jimin pintu lift tertutup rapat, ia terlambat. Pengawal disampingnya memberikan sepasang sarung tangan yang terbuat dari kulit, dengan tampang datar ia memperbaiki letak topengnya yang hanya menutupi bagian mata sampai hidung saja.