Disclaimer: Boboiboy © Monsta
Warning: BL, implied sexual scene, unrequited love, typo, ooc, au, etc.
Song: Midnight by 5 Seconds of Summer
.
.
.
Why you acting like a stranger
When we do this every night
Can we get a little closer
Even though you're not that type.
.
.
Boboiboy mendengus, setengah jengkel setengah maklum karena telah terbiasa. Sedari tadi pandangan matanya ditolak. Senyumnya tak dibalas.
Orang lain mungkin akan merasa amat tersinggung diabaikan begitu kalau saja Boboiboy tidak mengenal sifat orang tersebut.
Boboiboy mendudukkan diri di sampingnya. Ia hanya dilirik sebentar, kembali terabaikan. Seolah kalah menarik dibandingkan gelas yang hanya terisi setengahnya.
Bartender yang baru saja selesai melayani pelanggan yang duduk di ujung meja konter menatapnya, memberikan anggukan sementara Boboiboy membalas dengan lambaian tangan ramah. Pria dengan celemek hitam itu langsung mengambil gelas, menuang tanpa menanyakan Boboiboy pilihannya.
Toh kalaupun ia bertanya, jawaban yang akan diberikan Boboiboy selalu sama.
Gelas diletakkan di hadapannya. Warna cokelat keemasan cairan di dalamnya mirip seperti kayu yang dipernis. Corak yang sama persis dengan yang ada pada gelas di sebelahnya.
Boboiboy menyesap gelasnya. Merasakan rasa pedas dan pahit setelah menelan. Jauh lebih pekat konsistensinya. Memberitahu Boboiboy bahwa itu adalah rye whiskey dan bukannya bourbon seperti yang ia sangka semula.
Paling tidak kali ini bukan gin.
Boboiboy tidak pernah bilang, tapi ia tidak terlalu senang dengan rasa dan aroma pinus dari minuman tersebut. Walaupun ia tetap akan menyesap minuman tersebut jika memang itu yang disajikan.
Yang duduk di sebelahnya hanya memperhatikan gelas Boboiboy. Menghela napas saat Boboiboy membalas pandangannya dengan tenang dan mantap. Kemudian ia memutar tubuh menghadap Boboiboy. Menyerah untuk bersikap bahwa mereka adalah orang asing.
"Pesan sesuatu yang memang kau suka," gerutunya.
Boboiboy tersenyum tipis. "Bagaimana kau tahu kalau aku tidak suka ini? Siapa tahu aku memang suka rye."
Sepasang mata delima terhalang kaca bening memberinya tatapan kesal. "Kalau begitu katakan pada bartender kalau kau memesannya, jangan hanya bilang padanya kalau kau ingin hal yang sama dengan apa yang kupesan."
Boboiboy tertawa pelan. "Tidak. Ini jauh lebih menyenangkan menebak apa yang akan kudapatkan tiap malamnya. Kau punya selera yang bervariasi."
Cemooh pelan meluncur dari bibir tipis tersebut. Boboiboy mengangkat gelasnya dan ia membenturkan tepian gelas mereka. Bunyi berdencing pelan diiringi gemerincing es di dalam gelas menggantikan aba-aba untuk menegak seluruhnya isi gelas.
Rasa pedas ditinggalkan membakar tenggorokan. Tapi itu membuat mereka menginginkan lagi gelas berikutnya.
Bartender melayani mereka mengisi gelas sampai mereka cukup untuk merasakan hangat menjalari pembuluh darah mereka. Bartender tersebut hanya bisa menggeleng ketika mereka keluar bersama.
Ia tidak akan pernah mengerti kedua pria tersebut. Tidak tahu apa hubungan keduanya dan permainan apa yang sebenarnya sedang mereka lakukan.
Namun ia yakin, apapun yang mereka lakukan di luar bar, mungkin jauh lebih membingungkan lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Midnight || BoiFang
FanficYou only ever wanna love me after midnight I've never seen you in the daylight Cause you only ever wanna love me after midnight But it's better than nothing BoiFang. [ #MonthlyFFA #Midnight_FFA ]