"Ah jadi kau disini hanya karena membunuh pegawai minimarket?"
Renjun melirik pria yang kini duduk di sebelah kasur tempatnya berbaring, ia menghela nafas panjang
"Ck.. aku tidak membunuhnya, aku kan cuma ingin cola, kenapa dia ngotot bilang kalau cola nya habis"
Yang diajak bicara pun terkekeh, sepertinya bocah didepannya kini mulai memperlihatkan sisi lain pembunuhnya
"Astaga.. bahkan kau masih sangat kecil Huang"
"Aku dua puluh tiga tahun.. dua puluh tiga" renjun bangkit dan duduk, jarinya menunjukkan angka dua dan tiga didepan si pria.
"Iya deh iya, dua puluh tiga"
Jaehyun, pria yang telah satu bulan menjadi teman satu sel renjun. Tidak menyangka bahwa om om itu memiliki sisi menyenangkan saat diajak bergurau dibalik wajah pedonya
Singkatnya, mereka se frekuensi
Jaehyun telah lama menempati sel ini, belum pernah ada yang menempati sel paling pojok ini selain dirinya.
Ditahan karena sama-sama menghilangkan nyawa orang, jiwa pembunuh mereka seolah meraung-raung setelah disatukan.
Meskipun begitu, tidak ada ketertarikan pada masing-masing untuk saling membunuh satu sama lain, mereka pemilih btw
Renjun bilang jaehyun adalah pria yang selalu menjerit ketika renjun mencubitnya, bagaimana bisa yang seperti itu menjadi pembunuh
Sedangkan jaehyun bilang kalau renjun lebih cocok jadi istrinya daripada sasaran dia selanjutnya.
Renjun masih bertanya-tanya mengapa tidak ada yang pernah menghuni sel ini sebelumnya, apakah sel ini memang dikhususkan untuk pembunuh seperti jaehyun dan dirinya?
Yah tidak ada yang tau, renjun sangat ingin menanyakannya kepada jaehyun tapi ia merasa tak enak, mungkin nanti saat ia sudah siap menanyakannya
— : —
Sudah dua bulan renjun mendekam dibalik sel tahanan, tidak mendekam juga sih
Kerjaannya hanya tidur jika tidak keluar dari sel, selain tidur dia juga suka mengusili jaehyun. Jaehyun tidur dibawah dan membiarkan renjun tidur diatas, meskipun begitu mereka sering bergantian
Alasannya adalah renjun yang menyuruhnya, akan terlihat tidak adil dan egois jika hanya renjun yang selalu menempati kasur itu. Mereka terkadang juga tidur bersama
Penampilan renjun tidak berbeda dari pertama kali ia menginjakkan kakinya disini, setidaknya tidak lebih buruk dari sebelumnya.
Saat malam tiba, sel dibuka satu persatu memanggil para tahanan untuk turun dan makan malam. Termasuk jaehyun dan renjun yang keluar bersamaan
Menu makan malam kali ini sedikit lebih baik dari sebelumnya, jaehyun cukup menikmatinya namun tidak dengan renjun.
Ia mengunyah makanannya perlahan, sambil mengaduk-aduk nasi di piring besinya, pikirannya dipenuhi oleh berbagai hal yang membuatnya semakin penasaran dengan kehidupannya di penjara ini.
Tidak seperti di film-film yang pernah ia tonton, kehidupan disini sedikit aneh, meskipun sebagian besar mirip dengan film yang pernah ditontonnya.
Jika dipikir-pikir lagi, bagaimana bisa ada orang seperti jaehyun disini, pandai memberikan lawakan, pelukannya yang hangat, dan wajahnya tidak cocok dengan gelarnya sebagai tahanan.
Jaehyun itu tampan secara visual, pernah renjun bertanya apakah jaehyun dulu adalah seorang CEO atau apapun itu, jaehyun selalu menjawabnya dengan bertanya balik dan sedikit melawak.
Lawakannya berbobot, seperti lawakan orang cerdas, dia juga tidak gila. Semua perkataannya masuk akal.
Pernah jaehyun bercerita tentang kerasnya kehidupan, tapi dilihat dari segi manapun jaehyun tidak seperti pernah mengalami yang namanya kerasnya kehidupan.
Renjun merasa dimanjakan oleh jaehyun disini, ia selalu memiliki cola kesukaan renjun, jika ia kedinginan maka dengan sigap jaehyun memeluknya lalu tertidur bersama
Tak jarang juga jaehyun memiliki makanan enak yang entah darimana asalnya, jaehyun hanya berkata bahwa renjun harus ikut memakannya
"Huang.. cepat makan atau aku akan meninggalkanmu"
Renjun tersadar dari lamunannya, ia segera menyelesaikan makannya dan kembali ke sel bersama jaehyun
— : —
"Huang, apakah kau penasaran mengapa sel kita tidak bernomor?"
Renjun terbangun saat indra penciumannya mencium sesuatu yang membuat ia sedikit terbatuk.
Ia melirik ke sumber suara tadi, melihat jaehyun yang merokok tepat didepannya.
"Uhuk.. astaga jaehyun, aku baru tau kau merokok" renjun menutup hidungnya
"Ah kau tak bisa mencium asap rokok.. maafkan aku huang" ujar jaehyun, ia kemudian mematikan rokoknya dengan menggoreskan ujung rokoknya ke lantai.
Beberapa saat kemudian, renjun duduk menghadap jaehyun yang kini menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Benarkah kita menempati sel tak bernomor?" renjun mengingat pertanyaan jaehyun sebelumnya, jaehyun hanya mengangguk sekilas
Ia melirik kearah pintu sel, "Kau juga penasaran bukan, mengapa hanya aku yang tinggal disini sendirian sebelum kau datang?"
Renjun ikut mengalihkan pandangannya ke pintu sel, pikirannya kembali dipenuhi oleh pertanyaannya dua hari yang lalu.
Jaehyun kembali menatap renjun, "Lalu apa kau juga penasaran dengan jaemin, inspektur yang kau sebut tampan itu?"
Tunggu sebentar, jadi semua hal ini saling berhubungan??
TBC
Agak aneh y ceritanya🤔