Dari Cerita Masa Lalu

36 2 1
                                    

Aku punya cerita didalam hidupku, Lebih tepatnya menertawakan diriku sendiri.

Waktu itu aku kelas 9. Aku baru mengenalnya. Dia baik, sopan, dan ternyata dia juga berteman dengan teman laki-lakiku.

Ketika kami bertemu atau hanya tidak sengaja bertemu di jalan, dia selalu memberikan senyuman sopannya kepadaku.

Aku ingin kalian memanggilnya dengan nama Raka. Bukan nama asli, hanya nama samaran yang kuberikan kepadanya.

Karena dia sekarang berteman dengan temanku, kami lebih sering bertemu di tongkrongan yang sama.

Ketika teman-temanku mengajak untuk nongkrong bareng, dia juga sering ikut. Bisa dibilang sekarang kita satu circle.

Dari situlah aku mulai dekat dengannya. Dia sering mengantarku pulang. Lebih tepatnya teman-temanku selalu menitipkan diriku kepada Raka ketika pulang kerumah. Mungkin karena rumahku searah dengannya. Jadi aku seperti barang yang selalu dititipkan kepada Raka.

Tetapi sepertinya Raka juga tidak merasa terbebani, itu mungkin hal wajar karena hanya sekedar memenuhi kursi penumpang yang kosong di atas tempat duduk motornya.

Dari situlah teman-temanku selalu menggoda kami. Mereka selalu menjodoh-jodohkanku dengan Raka. Sebenarnya aku memiliki rasa sedikit tidak enak karena takut Raka akan merasa risih dengan hal itu.

Tetapi tampaknya ia juga tak terlalu memikirkannya, setiap teman-temanku menggodanya, sikapnya hanya tersenyum, seperti ia menerima candaan itu.

Sampai akhirnya aku yang menjadi terbebani akan hal itu. Aku mulai menaruh rasa kepadanya.

Mungkin bagi kalian itu hal yang memalukan, tetapi aku tak akan memperdulikan itu, karna disini aku hanya ingin menceritakan ceritaku tanpa harus memperdulikan tanggapan orang lain kepadaku.

Okee lanjut..

aku mulai menyukainya, ya menyukainya secara diam-diam. Mungkin itu tumbuh dari candaan teman-temanku.

Teman-temanku setiap kala kita berkumpul bersama selalu membahas tentang Raka yang menyukaiku. Membahas bagaiman Raka curhat keteman-temanku bahwa ia menyukai diriku. Walapun itu hanya omong kosong yang tak ada kebenarannya sama sekali.

Aku tidak tau aku berada di circle pertemanan yang toxic atau sebagainya. Seperti perasaan seseorang mudah begitu saja untuk dijadikan bahan candaan.

Waktu itu aku terlalu bodoh atau bisa dibilang terlalu kegeeran akan kata-kata omong kosong dari teman-temanku.

Raka baik. Ia selalu baik kepadaku. Ia penyabar menghadapi sikapku yang super aktif ini. Ia selalu ada saat aku membutuhkannya. Ia adalah orang yang selalu kuhubungi pertama disaat abangku tidak bisa menjemputku pulang sekolah.

Siapa gadis yang tidak akan tidak menyukai laki-laki yang begitu baik kepadanya. Yang ketika berada dengannya membuat gadis itu nyaman.

Aku sering menceritakan dia kepada sahabat perempuanku. Namanya Tasa. Dia baik, dia selalu memberikan nasehat dan selalu mendengarkan curhatan random diriku yang tentang mulai menyukai Raka.

Dia selalu mendukungku dalam kondisi apapun, ia selalu mendukung apapun yang aku lakukan kalau itu memang perbuatan yang benar.

Aku memperkenalkan sahabat perempuanku kepada orang yang ku sukai itu. Ia mengenal Raka dari semua hal yang kuceritakan kepadanya disetiap malam.

Terkadang ketika dia ada masalah dan aku tidak bisa membantunya aku selalu meminta Raka untuk membantu sahabatku itu.

Tasa dekat dengan Raka. Aku menghadiri Tasa didalam sebuah segitiga bermuda diantara aku dan Raka.

Karena acara kelulusan, aku sering disibukkan oleh kegiatan osis, terhubung aku merupakan anggota dari organisasi sekolah. Waktuku sering terhabiskan untuk menghadiri rapat tentang acara yang akan dibuat pada acara kelulusan.

Malamnya Raka kerumahku secara tiba-tiba. Aku sedikit terkejut dan juga senang, karena mungkin aku juga telah jarang bertemu dengannya.

Dia mengantarkan martabak yang baru ia beli, katanya ia tak sengaja mengingatku dan sekedar mampir kerumahku.

Selepas Raka pulang. Aku merasa senang. Disaat jadwal kesibukanku, dan rasa rinduku padanya, ternyata ia datang menghampiriku.

Pada malam itu aku membuka aplikasi char di handphoneku untuk menceritakan semuanya kepada shaabatku Tasa. Menceritakan betapa senangnya aku malam itu. Tasa merespom senang, seperti sahabat yang ikut bahagia ketika sahabatnya sedang bahagia.

Tiga hari setelah itu, tepat satu hari setelah acara kelulusan sekolah. Aku mendengar dari teman-temanku kalau Raka jadian dengan Tasa. Yap! Dengan sahabat ku sendiri.

Aku kaget+tak menyangka/tak percaya. Sampai akhirnya itu memang benar. Mereka sudah resmi pacaran. Tasa sering mengepost instastory dengan Raka sang pacar.

Tasa merasa seperti tak terjadi apapun denganku. Ia juga tak pernah membahas pacar barunya itu kepadaku walaupun ia tahu kalau orang yang ia pacari adalah orang yang sangat aku sukai.

Raka mulai menjauh dariku, hal itu sangat wajar ia lakukan karena dia juga pasti akan menjaga perasaan pacarnya.

Aku juga tak mengambil sikap apapun kepasa Tasa, aku juga tak ingin membahas Raka yang kini sudah menjadi pacarnya.

Aku dan Tasa menjadi sedikit canggung. mungkin karena aku terlalu kecewa kepadanya. Tapi bagaimanapun aku tidak bisa berbuat apapun.

Aku benci kepadanya karena dia satu-satunya sahabatku yang kala sedih dan senang selalu kuceritakan kepadanya.

Bahkan hal sensitif sedikitpun selalu ku ceritakan kepadanya dan bahkan orang ku sukai yang setiap malam ia mendengarkan curhatanku tentang orang itu, namun sekarang telah menjadi miliknya.

Di SMA aku satu sekolah dengan Tasa. Raka berbeda sekolah karena ia mengambil pilihan SMK.

"Semesta tetap berjalan meski duniamu sedang hancur" ungkapan itu memang sangat benar adanya.

Semuanya berjalan seperti biasa.

Kini aku telah kelas 12. Hubungan mereka masih berjalan baik sampai sekarang. Dan sedangkan diriku masih menjadi orang bodoh yang hanya berdiri ditempat tanpa beranjak sedikitpun. Aku masih hidup dikenangan masa lampauku.

Menyalahkan diriku yang terlalu berharap dan percaya kepada seseorang yang sangat ku percayai.

Sekarang kami hanya sebatas saling menyapa dengan sedikit senyuman ketika tidak sengaja bertemu.

Sekarang aku hanya ingin memikirkan masa depan dengan menjadikan kisah 3 tahunku yang lalu untuk menjadi pennyemangatku ketika stress memikirkan pelajaran.

~ooo~

Pesan dari cerita ini jangan terlalu berharap dan percaya kepada siapapun walaupun itu sekalipun adalah orang yang sangat kamu percayai.

Percaya boleh tapi harus diiringi dengan kehati-hatian.

Kita tidak bisa mengubah sifat seseorang. Hal kita lakukan hanyalah mengikhlaskan.

Ujung kasih sayang bukanlah kepemilikan, tetapi keikhlasan.- A.tw

Dari Cerita Masa LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang