Kalau kalian bertanya adakah keinginanku untuk keluar dari sistem kerja rodi ini. Maka dengan tegas aku akan menjawab IYA.
Tapi kalian pasti tau, kadang untuk keluar dari sebuah pekerjaan kita akan dihadang oleh perasaan gamang atau dilema, takut jika nantinya akan sulit mendapat pekerjaan dan menambah angka beban Negara.
Harus diakui, kerjaanku ini memang sedikit menekan batin dan merusak mental tapi mungkin seperti itulah jika bekerja di bidang marketing.
Fyi, ini pekerjaan pertamaku setelah aku lulus alias fresh graduate jadi aku belum punya pengalaman apapun diperusahaan lain.
Dan ya, untuk masalah gaji bisa dibilang lumayan untuk mencukupi kehidupan hedonisasi aku hanya saja siapapun yang bersedia kerja disini harus siap untuk terkena sedikit gangguan psikologi nya.
Oh mungkin terdengar berlebihan, tapi memang itulah kenyataannya.
Like this, kami dituntut untuk menghasilkan sebanyak-banyaknya sementara target tidak mendukung sama sekali.
Hanya modal semangat dan kata-kata busuk dibalik ucapan tidak ada yang mustahil ucap beliau itu.
Dia bukan orang lapangan, so he will never feel what we feel. Yang dia tau hanyalah semuanya bisa dan pasti bisa.
Padahal ada angka yang rasional yang bisa kami dapatkan.
Harusnya dia mikir dong!!!
Lihat, sekarang di depan layar laptopku sudah terpampang nyata pencapaian mingguan kami.
Dan kali ini, seperti biasa aku selalu berada ditengah-tengah diantara seluruh jumlah karyawan.
Not so bad
But not so good
Memang ini mauku, tidak terlalu diatas dan juga dibawah. Kalau kata lagu dangdut aku gak ingat judulnya apa tapi ada lirik yang mengatakan yang sedang sedang aja.
Beginilah aku, bagiku jangan terlalu diatas nanti aku bisa jadi kesayangan majikan lalu sulit bagiku untuk keluar dari jeratan budak perusahaan ini.
Tapi jangan juga terlalu dibawah jika aku masih ingin bekerja, karena jika berada dibawah maka mustahil umurmu akan panjang di kantor ku ini.
Ah ibuuuu
Susah sekali mencari cuan ini
Adakah cara halal yang bisa membuatku kaya dalam waktu sekejap?
"Aduh malasnya." Ucap Bela tiba-tiba setelah melihat namanya berada di bottom five.
Malas yang dimaksudnya adalah jika kami berada dibagian bawah maka siap siap dalam waktu dekat akan berhadapan langsung dengan Yang Maha Agung di divisi kami.
Siapa lagi kalau bukan Bapak yang Perkasa yakni Bara Adyatama
"Gapapa, anggap aja orang gila ngomel ngomel." Balasku kepada Bela.
Memang apalagi yang bisa kami lakukan selain mendengarkan celotehan Bapak Bara itu, namanya juga bawahan begitulah resikonya.
Panas sudah telingaku mendengar celotehannya yang sudah hampir 30 menit ini.
Apa dia tidak bosan ya terus-terusan berbicara, belum lagi setelah ini dia akan lanjut melaksanakan rapat dengan para jajaran tinggi di Head Office.
Sudah bisa kubayangkan betapa melarat dan tertekannya istri si Bara ini kelak.
Memiliki suami cerewet, otoriter, keras kepala, tak pernah mau mengalah, gila kerja, angkuh, dan satu lagi dia itu perhitungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Pilihan
ChickLitMy name is Yara Mutiara, so call me Yaya. Life is simple, mau hidupmu damai maka jangan pernah mencintai orang lain sebelum orang itu mencintaimu Cover: Credit by Pinterest