Hai, I'm Pink
⚠️rape (16+)•••
11.30 AM|
Amora Loovany, kini berdiri kala sampai di sebuah tempat yang nyata haram namun terpaksa datang sebab sahabat baiknya meminum alkohol disana.
Dengan langkah ragu, Amora memasuki area yang seharusnya tidak pernah ia sentuh sama sekali itu.
Menginjakkan kaki ke dalam, indera penciuman Amora disapa oleh aroma-aroma alkohol yang menguar hingga Amora berkali-kali menahan nafas sebab baunya yang lumayan tajam untuk pernafasan sensitifnya.
Apalagi suara musik yang begitu memekakkan telinga, sampai-sampai gadis cantik itu menutup kedua telinganya. Jujur, Amora tidak menyukainya.
Dan anehnya, orang-orang di dalam sana seolah serempak memakai topeng wajah berwarna warni. Layaknya di negeri dongeng tentang pangeran bertopeng, bukankah seharusnya memakai itu untuk berdansa? Atau mungkin disini ada pesta topeng mungkin?
Amora tak mengerti, atau lebih tepatnya, ia tidak peduli. Karena bukan itu tujuannya untuk saat ini.
Ada satu hal yang membuat Amora bergidik ngeri. Ya, ketika melewati orang-orang yang meneguk alkohol seperti meminum air mineral. Gadis itu menunduk dan mengucap permisi berkali-kali saat banyak orang horang menari dan berimbas menghalangi jalannya.
Di penglihatan Amora, orang-orang ini sangat mengerikan. Lihat saja, peraduan mulut terjadi dimana-mana bahkan tangan liar yang menjamah bagian-bagian yang tak seharusnya.
"Permisi," kata Amora ketika beberapa orang didepan menghalangi aksesnya untuk menuju ke tempat yang sebelumnya sudah temannya beri tahu.
"Ganggu lo anjing!" Seruan dari seorang laki-laki yang mendecak kesal karena aktivitasnya terganggu. Tanpa ragu, laki-laki itu mendorong tubuh Amora sampai Amora terhuyung kebelakang dan beruntung, Amora dapat menahan keseimbangan tubuhnya.
"Maaf," lirih Amora sambil menunduk, ia sungguh syok. Ia jadi berpikir, apakah memang begitu orang-orang yang berada dibawah pengaruh alkohol?
Dari tujuh meteran ke depan, ada lambaian tangan dari Kaina--teman satu kelas Amora yang merupakan teman dekat Ellie (sahabatnya). Amora melangkah lebar karena tak ingin berdiam di tempat ini lebih lama.
"Amora!" seru Kaina yang suaranya terdengar kecil di pendengaran Amora karena suara berisik dari musik lebih mendominasi.
Dengan segera gadis yang memakai baju kaos berwarna hitam dan celana straight berwarna coklat susu itu menghampiri satu meja yang berisi Ellie dan Kaina.
"Kalian kok bisa disini, sih?" Amora menjitak kepala Kaina dan Ellie bergantian, cukup kuat.
"Awh," ringis Kaina. "Ck, Jangan marah-marah dulu, dong. Ini temen lo, teler, gak mau keluar kalau bukan lo yang jemput katanya," jelas Kaina memberitahu.
Amora yang sebelumnya ingin melempar kata, mengurungkan niat kala Ellie yang memakai topeng di wajah itu tiba-tiba merebahkan kepala di atas meja.
Brukk
Bunyi benturan antara kepala dan meja membuat Amora dan Kaina meringis ngilu. Pasalnya Ellie benar-benar kuat merebahkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vulnerable
Teen Fiction[Follow sebelum membaca karena sebagian part di private] Tidak akan ada yang baik-baik saja setelah di rampas mahkotanya. Sama halnya seperti Amora Loovany, gadis di penghujung kelas 12 itu mendadak kehilangan seluruh impuls hidupnya setelah tragedi...