Prolog

2 0 0
                                    


Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh..

Perkenalkan, nama ku Zar. Aku ingin menceritakan kisah teman ku, dimana dia hidup berdua dengan ibunya saja. Oiya, teman ku bernama Andhin, dia ku kenal saat kita berdua masuk TK. Aku dan Andhin berteman dekat, kemana mana selalu berdua dan orang tua kami pun sangat akrab. Okay langsung saja kita masuk ke ceritanya Andhin....

Andhin, anak yang ceria dan senang sekali dengan bunga dan balon. Hal yang paling ia tak sukai adalah perpisahan dan tangisan.

Suatu hari, Keluarga ku dan keluarga Andhin ingin pergi ke Bndung. Saat itu, usia kami 9 tahun. Aku dan Andhin di mobil yang berbeda. Dia bersama keluarganya, Aku bersama keluargaku.

Saat sudah di pertengahan jalan, tepatnya di jalan Tol Km 98 Tol Purbaleunyi kebetulan posisi mobil keluarga ku cukup jauh di belakang mobil keluarganya Andhin. Hal tragis pun harus ku saksikan dan hal tragis itu pula yang harus Andhin alami. Di lajur kiri jalan Tol tersebut, mobil Andhin tergelincir ke bahu jalan dan menabrak pembatas jalan dengan kencang sehingga terguling keluar jalan Tol. Ayah ku reflek dan langsung menepikan mobilnya ke bahu jalan Tol an menghampiri mobilnya Andhin yang berada di luar jalan tersebut. Aku melihat ayah ku mengambil hanphone dari saku kantong celananya.

Tak lama setelah ayah ku menelpon, aku pun ingin turun dari mobil. Namun ibu melarang ku.

"Disini saja Nak, jangan keluar" Kata Ibu sambil memegang tangan ku.

Menunggu ayah lumayan lama, aku melihat ayah dihampiri petugas kepolisian.

"Bu, kenapa ayah di hampiri petugas? Ayah salah apa?"

"Ayah tadi menelpon petugas jalan Tol, Nak." Ibu menjawab pertanyaan ku dengan mata berair.

Sekitar 5 menit, Ambulance datang. Ayah ku masuk ke mobil dan mengikuti ambulance tadi sampai ke rumah sakit terdekat. Aku tak sempat melihat kondisi nya, yang aku lihat ayah dan ibu terlihat kebingungan.

Sesampainya di Rumah Sakit, ayah pun bercerita kepadaku.

"Nak, yuk kita do'a in teman kamu si Andhin."

"Memang Andhin kenapa, Yah?" Aku kebingungan dan perasaan ku mulai tak enak.

"Tadi kamu lihat kan? Mobil ayahnya Andhin kecelakaan. Kita do'akan agar mereka semua selamat." kata ayah ku.

Ibu ku tiba tiba menelpon. "MAS CEPAAT KESINI!!!" Suara ibu terdengar panik. Aku dan ayah ku bergegas ke tempat ibu.

"Ada apa Bu?" Ayah yang sambil menggendong ku dan menghela napas.

"Ayahnya Andhin wafat, Mas." Kata ibu ku sambil memeluk ayah ku.

"Innalillahi wainnailaihi roji'un. Sekarang keadaan Andhin dengan Ibunya gimana, Mah?" Kata ayah ku.

"Ibu tadi dibilangin sama Dokter, katanya Andhin dan Ibunya harus di rawat beberapa hari karena harus memulihkan luka nya." Gantian sekarang ibu memeluk ku.

"Apa pihak keluarga mereka udah tau tentang ini, Mah?" Ayah ku mengambil handphone dari kantong bajunya.

"Sudah, Ibu sudah telpon ke saudaranya mamah Andhin dan ke saudaranya ayah Andhin juga."

"Baguslah." Kata ayah ku.

Aku yang masih kebingungan pun tak bisa berkata apa apa.

*****

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 05, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kaulah Pahlawan KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang