"Ten!! dimana Lo?!!" Suara menggema Tuan Lee terdengar ke penjuru Rumah, berjalan dengan sempoyongan dan botol anggur yang di genggamnya.
Sebenarnya tidak bisa di sebut dengan Tuan juga saat tiga tahun yang lalu ia ditinggal kan oleh istrinya untuk selamanya dan perusahaan Yang dirintisnya dari nol bangkrut dan Menyisakan hutang yang sangat banyak.
"apa sih pa!ga bisa apa berhenti mabuk ama judi? dikira aku gudang duit apa" Ten Lee,anak Tunggal dari Tuan Lee balas membentak Ayahnya.
"Heh!! cepat buatin gue makan!!" Tuan Lee kembali berteriak.
"Anjing!!" Ten mengumpat.membuatkan Mie instan untuk ayahnya.mau bagaimana lagi.ini akhir bulan Ten Belum memiliki penghasilan untuk mengisi kulkasnya dengan beberapa bahan makanan.
"Noh makan tu! aku mau pergi berkerja, Awas aja klo papa bikin masalah lagi, inget ya pa! " ucap Ten, memperingati Papanya dan meletakkan Cup mie di hadapan Ayahnya Dengan sedikit kasar.
"CUMA MIE?!!! lo kerja apa enggak sih?!"Sepertinya rumah kediaman Lee ini hanya diisi oleh adu mulut antara ayah dan anak ini.
"Bajingan!sudah ku kasi makan ya tinggal makan aja gak usah berkomentar pak tua!!"
"Yayaya,pergi lo anak nakal! bawain gue uang untuk membeli botol anggur Terbaru!"
"GAK MAU! DASAR TUA BANGKA!"
Lalu Ten pergi dengan menutup keras pintu rumah sederhana mereka.
"Anak sialan" Geram Tuan Lee.
____
"Selamat pagi"Ten masuk ke sebuah Caffe yang tidak jauh dari kediamannya.
ia akan berkerja disini hingga siang,dan melanjutkannya di tempat lain sampai larut malam.
"Pagi Jungwoo" Balas Ten Ramah
Setelah selesai menganti baju,Ten segera menjalankan pekerjaannya.bekerja di sebuah Caffe Hanya berdua cukup menguras Tenaga,namun Ten tidak apa-apa.ia sudah terbiasa melakukannya.
"Tau gak bang,tadi pagi gue lihat bokap lo dikerjar rentenir lagi kek nya"Cerita Jungwoo saat Caffe sedang senggang.
"Ahs Tua bajingan itu, gue muak banget ama kelakuannya, duit gue juga abis buat bulan ini, gue kek nya harus nabung lagi deh"
"Bang klo lo butuh bantuan gue bilang aja, gue ada tabungan,ga banyak sih, tapi mungkin bisa bantuin lo dikit"Jungwoo merasa kasihan dengan Ten yang selalu dihantui dengan perbuatan Ayahnya dan hutang-hutang yang mengikuti kehidupan mereka.
"Ah,makasih banget woo, buat sekarang keknya gue bakal berusaha sendiri dulu,biar gue tonjok tuh si tua jelek biar balik otak waras nya"
Mereka berdua tertawa lalu Terdiam sejenak,Ten menghela Nafasnya.
"Ayo kerja lagi,udah mulai rame"
"Bang cemangat ya muach!"ucap Jungwoo dengan mata berbinar.
"Ye,lu juga Woo!"
kemudian mereka kembali disibukkan dengan berbagai kerjaan yang menumpuk dengan pengunjung cafe yang mulai menjadi ramai.
____
"Ten lo udah memeriksa rak nomor tiga? gue rasa bagian makanan instan ada yang belum terisi penuh" Ujar Pria berbadan lebih besar Dari Ten.
"lah iya? bentar" Ten kembali memeriksa Rak yang disebutkan tadi.
"Jun,ini gue rasa persediaan ramen merek ini udah abis di gudang, bentar gue bilang Bos Sim"ucap Ten pada rekan kerjanya.Kemudian ia masuk kedalam gudang yang ada di belakang minimarket untuk memeriksa barang apa lagi yang persediaan nya perlu diisi.
Ten merogoh kantong nya dan mengambil benda pipih, mencari kontak pemilik mini market tempat ia bekerja sekarang.
Setelah selesai menghubungi atasannya Ten kembali ke minimarket dimana ia harus menjaga kasir sampai jam 12 malam nanti.
Jun,rekan kerjanya yang ikut berjaga di minimarket merupakan seorang mahasiswa.Bekerja di minimarket yang buka 24 jam merupakan pekerjaan kedua Ten setelah ia berkerja di Caffetaria sebelumnya.kadang Ten juga mengambil pekerjaan paruh lainnya seperti membagikan brosur, mempromosikan produk,hanya saja itu bukan pekerjaan tetap nya.Malam ini cukup sepi karena sudah lewat jam pulang kantor dan sangat larut.Ten sudah selesai dengan shift malamnya begitupun Jun.
setelah melepas apron nya Ten berpamitan pada Teman shift selanjutnya dan bergegas pulang kerumahnya.mungkin si tua Bangka sialan itu membuatnya masalah lagi di bar,atau malah membuat rumah hancur karena keadaan mabuk-mabukan nya,dan mungkin juga melebar luaskan hutang-hutangnya.kepala Ten akan meledak untuk terus memikirkannya.
Ten melewati lorong gang kecil,jalan pintas sebenarnya tidak boleh melewati gang tersebut pada waktu malam,namun Ten tak peduli.ia tetap melangkahkan kakinya menuju gang tersebut.
"Hey!kau!Anak Tuan Lee bukan?" suara berat nan tenang itu memasuki pendengaran Ten, mendongak melihat kedepannya seseorang jaket hitam dengan badan besar menatapnya dengan tajam.
"Bukan." Ten menjawab dengan datar.ayolah ia sudah lelah untuk hari ini, kenapa harus berhadapan dengan pria aneh dihadapannya ini?
"Bukan?kau kira aku bodoh?"Pria itu menyeringai.
"Kau tau ayahmu kabur dan meninggalkan hutang-hutangnya untukmu? Ku kira aku bisa menangkapmu untuk memancing si pria tua itu? bagaimana?"Sambung pria itu lalu sekejap kemudian,banyak pria yang sama menghalangi jalan Ten.
Ten mengepalkan tangannya bersiap memukul pria yang lebih besar darinya, yang sial nya mereka tidak hanya satu.hingga satu pukulan,dua,tiga beberapa pukulan Ten layangkan hanya bisa membuat mereka meringis pelan.
"Kau terlalu banyak bermain-main" lalu setelah nya sebuah sapu tangan membekapnya.hingga Ten benar-benar kehilangan kesadarannya.
______
sebenarnya ni cerita baku, cuma bosen nantinya sesekali agak semi lokal gpp yean
Ini beneran deh ceritanya aneh btul
masi butuh revisii
okelah
enjoy💚Chiaa_5
KAMU SEDANG MEMBACA
PRISONER SWEET [JOHNTEN]
FanfictionTuan Lee Terlibat dalam Hutang,Namun Anaknya Ten yang menjadi Sandera untuk menemukan Tuan Lee yang kerjanya Hanya berjudi dan menyebarkan luaskan hutang-hutang nya Bagaimana Cara Ten agar Dapat Terbebas dari Pengawasan yang menjerat dirinya? "Woi a...