Kerlip lampu warna-warni menghiasi ruang seluas lapangan voli yang remang-remang. Beberapa anggota band dan tim suksesnya sudah berselancar di atas sepatu roda yang disewa. Setelah tampil di acara festival seni, mereka memutuskan untuk menghabiskan sisa hari selagi berada di luar kota.
"Zahra?" Panggil seseorang dari arah belakang.
Yang dipanggil menoleh. Sedikit terkejut setelah beberapa menit berdiri di balik pagar pembatas, memandangi orang-orang berselancar sambil sesekali merekam. Rupanya itu Doni, bassist sekaligus ketua band sekolah—idola Zahra.
"Nggak ikut main?" sambung Doni.
"Eh, enggak. Kamu nggak main juga?"
"Loh kenapa? Ini aku baru mau nyusul main."
"Nggak ah, takut. Aku pernah jatuh soalnya. Mau liat aja hehe."
Doni ber-oh mengangguk mengerti, "Tapi emang nggak sayang? Kamu kan juga bayar."
Zahra mengangguk mantap meyakinkan laki-laki di depannya kalau ia tidak akan ikut berselancar dengan alasan tadi. Doni yang tidak ingin menyia-nyiakan biaya tiket masuk seluruh tim—termasuk Zahra—akhirnya berusaha mebujuknya secara tersirat hingga gadis itu menceritakan bagaimana ia terjatuh saat bermain sepatu roda.
"Oh, kamu teh waktu itu mainnya sendirian?" Tanya Doni. Zahra mengangguk.
"Kalo sekarang coba lagi, mau nggak? Mumpung ada aku. Nanti kupegangin."
"Enggak usah, makasih. Sok kamu aja yang main, Don." tolaknya halus.
"Lagian kamu kan kalo ikut band kegiatan ngerekam mulu, nggak ikutan seneng-senengnya. Ayo ih."
"Ngerekam juga udah seneng kok," ujar Zahra. Ia tak berbohong. Merekam penampilan pentas dan mengabadikan kesenangan teman-temannya adalah hal yang menyenangkan.
"Kupegangin sampe bisa deh—eh, sampe waktu sewanya habis maksudnya." Doni pantang menyerah meyakinkan.
Setelah menimbang-nimbang, Zahra akhirnya setuju untuk ikut bermain sepatu roda bersama. Mereka segera mengambil perlengkapan. Doni membantu Zahra memakai pelindung lutut, siku, dan tangan. Gadis itu menolak memakai helm. Terlihat seperti anak kecil katanya.
Selepas selesai memakai perlengkapan, Doni berinisiatif mengulurkan tangan, membantu gadis yang masih duduk di depannya untuk berdiri. Zahra meraih uluran tangan Doni dan berdiri di atas sepatu roda dengan hati-hati.
Musik mengalun mengiringi canda tawa orang-orang yang sedang bermain sepatu roda. Satu-dua berkejaran, berlomba mencapai sisi seberang, dan sisanya hanya berselancar santai.
♫ Put your hand in mine ♫
"Seru, kan?" ujar Doni sambil sedikit menarik tangan Zahra dari depan. Yang ditanya mengangguk mengiakan sambil tersenyum.
♫You know that I want to be with you all the time ♫
"Sayang banget kalo kamu nggak ikut main tadi," sambungnya sambil tertawa renyah.
Lagu dari pengeras suara terdengar lebih jelas di arena bermain. Make You Mine - PUBLIC.
Mereka bersenang-senang dengan sepatu roda yang disewa.
"Aku nggak nyangka kamu kenal aku," ujar Zahra memilih asal topik obrolan di tengah keramaian arena selancar.
Doni mengernyit bingung. Kini mereka berselancar bersisian—sambil tetap berpegangan tangan.
"Eh... maksudnya, aku pikir kamu nggak kenal aku."
Doni terkekeh, "Kita sering ketemu nggak sih? Atau aku salah orang?"
YOU ARE READING
Ngabuburead
FanfictionKumpulan cerpen lokalan N.Flying buat kamu baca sambil nunggu buka puasa!