"Ibu, sudah kukatakan. Aku tidak mau."
"Tidak mau? Cobalah bertemu dulu. Kau akan menyukai dia begitu kau melihatnya."
"Aku sudah tau seperti apa dia."
"Dan?"
"Tidak. Tidak. Tidak. Aku tidak mau."
Sang ibu menghela napas dalam mendengar ucapan putra bungsunya. Wanita anggun itu lantas menoleh pada sang suami yang hanya menyimak sedari tadi. Meminta bantuan. Rayuan halus penuh kasih sayang sepertinya sudah tak mempan.
"Taeyong, ini bukan penawaran. Tapi perintah." Titah sang ayah.
"Ap-apa?! Perintah? Tidak! Ayah pasti bercanda!" Sahutnya."
Namun melihat wajah serius ayahnya, Taeyong menyipit tajam. "Ayah, ini adalah hidupku. Aku yang akan menjalani. Ayah tidak berhak memaksakan apapun kepadaku."
"Hidupmu kau bilang? Kehidupan liar seperti binatang yang tak paham aturan, begitu yang kau maksud dengan hidup?"
"Lantas apa masalahnya?" bantah Taeyong. "Selama ini aku baik-baik saja. Aku juga tidak pernah mengusik apalagi menodai nama besar ayah dan juga reputasi keluarga ini!"
"Tae... "
Si bungsu menoleh pada suara halus kakak perempuannya.
"Dengarkan kata-kata ayah, berhentilah bersikap semaumu sendiri dan mulai jalani hidupmu dengan baik. Menikah, dan membentuk keluarga." Kata Seulgi. Si bungsu justru mencebik pada sang kakak.
"Kau mungkin cocok dengan kehidupan monoton seperti itu, noona, tapi itu bukan kehidupan membosankan yang sesuai untukku."
"Tapi kau juga harus berhenti, Tae... " lanjut Seulgi.
"Untuk apa? Aku suka hidup seperti itu." Taeyong mengangkat bahu acuh.
"Tae, dengar. Ikuti kata-kata ayah, karena aku juga sudah bosan dan lelah harus selalu menutupi segala macam skandal yang sudah kau buat."
Taeyong agak mengkerut kali ini, karena Sehun yang bicara. Kakak sulungnya itu biasanya selalu memanjakan dan mengikuti apa pun kemauannya. Dia jugalah yang selalu membereskan dan mengurus segala hasil kekacauan juga permasalahan yang sudah ditimbulkan oleh si bungsu.
"Kalau kau lelah, berhenti saja. Tidak apa-apa. Memangnya apa yang akan terjadi?" balas Taeyong tak peduli.
Membuat sang ayah memijit pelipis lelah. Sebagai pejabat penting kementerian pertahanan, Tuan Lee harus selalu menjaga agar diri dan keluarganya selalu bersih dari skandal apapun. Itulah alasannya, dia tak pernah mengekspose keberadaan keluarganya; istri dan juga ketiga anaknya. Terlebih lagi, keberadaan anak bungsunya.
Anak pertama dan keduanya tumbuh dengan baik, sesuai arahannya, dan menjalani hidup dengan lurus tanpa melenceng sedikitpun dari apa yang dia dan istrinya inginkan. Sehun menjalankan bisnis keluarga mereka dengan baik hingga tumbuh pesat jadi salah satu perusahaan elektronik terbesar di Korea. Sehun juga telah menikahi pemuda cantik dari keluarga baik-baik dan saat ini telah menunggu kelahiran putra kedua mereka. Sementara Seulgi, memilih menekuni dunia medis dan bersama suaminya kini mengelola salah satu rumah sakit khusus kanker yang ada di Seoul.
Sementara Taeyong?
Sejak kecil si bungsu telah nampak memiliki bakat seni yang besar. Itulah sebabnya sang ibu yang selalu ingin mendukung secara positif bakat sang anak, memasukkan Taeyong ke berbagai kelas musik dan juga menari. Taeyong sangat suka menari. Sang ayah awalnya keberatan karena seni bukan bidang yang dia anggap layak untuk dijadikan pegangan hidup oleh seorang Lee. Namun sang istri yang teramat menyayangi putra bungsunya yang cantik, berhasil merayunya agar membiarkan Taeyong menekuni bakatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WINSOME (jaeyong)
Fanfiction[Twoshoot] [Baku] "Dia terlalu sopan, membosankan. Benar-benar bukan typeku." Lee Taeyong