PROLOG

4.4K 38 4
                                    

Jatmo, adalah seorang penjaga kebersihan komplek yang memiliki perawakan kurus pendek dan tua. Jika ditaksir umurnya kurang lebih mencapai 50 tahun dan belum menikah. Lahir dan tumbuh di kalangan keluarga yang miskin menjadikan hidupnya begitu dikucilkan oleh para warga yang tinggal disana. Namun meskipun begitu, tidak jarang pula beberapa warga bersimpati dan merasa iba dengan keadaan hidupnya.

Salah satunya pak RT. Pak RT merupakan salah satu orang yang merasa iba dengan nasib hidup Jatmo, beliau memberikannya pekerjaan sebagai petugas kebersihan dan pengangkut sampah komplek. Jatmo digajih seadanya yang sekiranya cukup untuk memenuhi isi perut nya setiap hari.

Pak RT sendiri memiliki anak gadis yang bernama Liani. Liani dikenal sebagai seorang wanita yang anggun, cantik dan menawan. Seperti buah yang tidak jatuh jauh dari pohonnya, Liani adalah sosok perempuan yang juga ramah dan memiliki perasaan terhadap orang susah yang ada disekitarnya. Tidak jarang ketika Liani berpapasan dengan Jatmo tua, gadis itu hampir selalu memberikannya sebotol air minum apabila masih ada uang saku sekolah yang tersisa.

 Tidak jarang ketika Liani berpapasan dengan Jatmo tua, gadis itu hampir selalu memberikannya sebotol air minum apabila masih ada uang saku sekolah yang tersisa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Liani sendiri diketahui merupakan seorang gadis yang masih duduk di bangku SMA, anak kedua dari 2 bersaudara dikeluarganya. Dibawah didikan Sumardi, sang ayah yang sekaligus RT tersebut, Liani memang di didik untuk menjadi sosok gadis yang ramah dan tipikal orang yang sosialis.

Siang itu seperti biasanya, perjalanan pulang Liani lelau diantar dengan bus kota yang tidak menyinggahkanya pada tepat dalam kediamannya. Maka hal tersebutlah yang membuat Liani kerap berpapasan dengan Jatmo ketika dalam perjalanan kakinya mengarah kerumah.

"Pak Jatmo," Sapa Liani.

"Eh Neng Liani, siang non..." Sahut Jatmo.

Dengan sopan dan santun Liani berlalu dihadapan Jatmo dengan menunduk dan menunjukan senyum ramahnya. Aktivitas tersebut memang sudah tidak jarang lagi bagi mereka karena kebetulan jam pulang Liani selalu bertemu dengan Jatmo tersebut.

Liani diketahui pulang sekolah sekitar jam 2 siang, bada Zuhur, dan tiba di komplek kediamannya sekitar jam 2.30. Waktu tersebut memang kebetulan bertepatan bagi Jatmo untuk membersihkan jalan masuk komplek mereka dibagian depan.

"Pak, pak... " Panggil Liani.

"Iya Neng?

"Nih... Liani punya uang lebihan pak. Ini buat bapak, pasti capek banget kan seharian panas panas." Kata Laini sambil memberikan air mineral dingin kepada Jatmo.

"Ya ampun neng, terimakasih banyak... emang buah ga jatoh jauh dari pohonnya kamu neng. Kenapa uangnya ga ditabung aja?"

"Ah kalo tabungan beda lagi uangnya pak. Hehehe... nih diterima aja, atau saya kasih orang?"

"Eh, jangan deh, saya terima aja. Mubazir hehehe... makasih banyak neng, makasih banyak." Ucap Jatmo dengan penuh rasa Syukur.

Seperti itulah keseharian Liani dengan Jatmo. Hubungan mereka selalu terjalin dengan baik karena sifat dan keramahan Liani, dan rasa hormat Jatmo kepada anak pak RT tersebut.

Namun suatu ketika, hubungan mereka menjadi rusak setelah sebuah kejadian sial menimpa pada diri Jatmo....

LIANI-KU-LIANIWhere stories live. Discover now