Prolog

169 18 0
                                    

Ribuan tahun lalu, terjadi sebuah perang. Perang dashyat yang melibat ketiga ras besar. Iblis, Malaikat, dan Malaikat Jatuh.

Entah apa yang memicu perang itu. Entah itu karena perbedaan ideologi. Entah itu karena perbedaan ras. Atau entah itu karena ego mereka sendiri.

Mereka berusaha untuk saling menghancurkan satu sama lain dengan kekuatan penuh, memporak-porandakan dunia.

Bahkan, Dua Naga Langit yang sedang bertarung satu sama lain di tengah area perang pun tidak bisa menghentikan ketiga ras besar yang sedang berperang, hingga akhirnya keduanya pun berakhir tersegel di dalam sebuah senjata.

Itu menunjukkan betapa mengerikannya perang yang dilakukan oleh ketiga ras perang itu.

Namun, perang itu tidak ditakdirkan untuk terjadi selamanya. Seolah dunia ingin menghentikan kehancuran yang terus mereka buat, dunia pun memanggil seorang pria yang ditakdirkan untuk menghentikan perang ini.

Ketika ketiga ras akan memulai peperangan mereka untuk kesekian kalinya, pria yang dipanggil oleh dunia itu muncul.

"Menggonggong dan terus menggonggong. Apakah kalian tidak tahu kapan harus menutup mulut dan tidak menganggu istirahat Raja ini, Mongrel?"

Ketika pria itu muncul dari langit dan berbicara, seketika, tubuh mereka tidak bergerak seolah ada sihir yang mengekang mereka, mengakibatkan perang besar yang baru saja terjadi beberapa menit lalu, terhentikan secara paksa.

"Tampaknya, anjing kampung memang tetap anjing kampung. Sebelum mereka melihat kengerian yang sebenarnya, mereka tidak akan pernah berhenti mengacau ke sana-sini tanpa mengetahui konsekuensinya."

Mereka bahkan tidak berani melawan perkataan pria itu. Karena, mereka merasakan penindasan yang kuat, hingga menimbulkan perasaan jika mereka berani mengangkat kepala mereka sedikit saja, kepala mereka akan terpenggal. Tanpa sadar, mereka mulai merasakan ketakutan yang terhingga kepada pria itu.

"Kalau begitu, biarkan Raja ini mengajari kalian apa arti sebenarnya dari kengerian. Berterima kasih lah, anggap ini sebagai hadiah pertama dari Raja yang bangkit dari tidur lamanya."

Pria itu mengeluarkan sebuah pedang dari kehampaan. Pedang yang memiliki bentuk abnormal dengan ujung yang tumpul, seolah-olah pedang itu diciptakan sebelum kemunculan konsep pedang ada.

"Akan kuceritakan kisah awal."

"Langit dan bumi terpisah, kehampaan menyapa ciptaan dan pedangku akan membelah dunia."

"Pusaran yang mengubah bintang-bintang, neraka surgawi ini menandakan akhir dari malam genesis. Matilah dan tenanglah!"

"Enuma Elish!"

Tidak ada yang tahu apa yang terjadi selanjutnya. Sebagian besar orang yang ada di sana menghilang tanpa tersisa setelah pria itu melancarkan serangannya. Orang yang beruntung bisa selamat tidak bisa melihat apapun selain cahaya merah yang bersinar terang hingga bisa membutakan mata, dan gendang telinga mereka hancur karena tidak bisa menahan suara ketika ruang dihancurkan.

Hanya orang-orang kuat saja yang bisa selamat setelah serangan itu dilancarkan. Tapi tidak ada yang selamat tanpa terluka.

Kemudian, tidak ada yang berani menentang pria asing itu. Yang ada di pikiran mereka saat itu hanyalah "tunduk dan menyerahlah".

Dengan itu, perang besar dari ketiga ras besar secara resmi dihentikan. Kejadian itu kemudian dicatat di catatan sejarah sebagai "neraka di dalam neraka".

Dan pria yang membawa semua itu, kemudian diketahui namanya. Dia adalah Gilgamesh—seorang dikenal sebagai Raja Pertama dan satu-satunya Raja, yang membimbing kemanusiaan ke pintu kejayaan.

Ajari Kami, Gilgamesh-sensei!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang