13 | vain

860 107 0
                                    

Hal yang paling membahagiakan bagi Jisoo adalah berada ditengah kerumunan orang kemudian berteriak dan bersenang-senang bersama.

Contohnya seperti saat ini, dengan bermodalkan lightstick, banner kecil, dan perintilan-perintilan dari grup yang sekarang sedang ditontonnya. Wajahnya tertutup masker dengan topi putih di kepala.

"Jangan teriak kenceng-kenceng, ntar diusir." Jennie memperingatkan, keadaannya tak jauh beda dengan Jisoo.

Omong-omong, peraturan konser soal dilarang teriak dan berisik, Jisoo benar-benar tidak menyetujuinya. Maksudnya, gimana bisa di konser gak teriak sedangkan yang mereka tonton wajib diteriakin. Tapi ya udah lah ya, turutin aja daripada diusir.

"Ya ampun Yoshi unreal banget visual-nya."

"Ya kan gue bilang juga apa, dia rambut merah gitu makin-makin deh gantengnya. Pengen gue kantongin terus bawa pulang."

"Heh, mau kemana?!" Jennie buru-buru menahan jaket Jisoo kemudian menarik tangannya agar tetap disebelahnya.

"Itu, Jen, masa dia bilang mau ngantongin Yoshi? Enak aja, itu 'kan adek gue!" Jisoo misuh-misuh.

Jennie memutar bola mata, "Adek gue juga itu. Udah deh, mending lo diem. Nyesel gue ngajak lo kemari."

Habis itu mereka fokus nonton lagi. Setiap kali Jisoo hampir aja kelepasan teriak sampai mau ngelempar banner gambar Junkyu ke panggung, Jennie berhasil menahannya. Dia udah frustasi banget, berasa nonton konser sekaligus jaga bocah baru masuk TK yang lagi aktif-aktifnya.

"Haruto, ya Tuhan, dia kagak inget umur apa gimana?"

"Jis, udah, Jis. Kita pindah belakang aja deh yuk. Duduk disana bareng Bang Jinan aja." Jennie menarik-narik lengan Jisoo, menyuruhnya mengikutinya.

"Yah, Jen, jangan dong~"

"Nurut lo kalo gak mau disuruh ngepel lantai sama Mak Yanti."

Jisoo akhirnya nurut walaupun wajahnya cemberut. Mereka berdua jalan ke belakang kemudian naik nyusul Jinhwan sama Donghyuk yang udah dadah-dadah dari atas.

"Ada temen kamu nih, Jis." Kata Jinhwan sambil ngegeser sedikit tubuhnya sehingga seorang cewek terlihat dibalik tubuhnya, duduk tepat dibelakang Jinhwan.

"Lah, Gi?"

Seulgi cengar-cengir, "Duduk sini dong, Jis. Eh, btw, Jen. Lo dicariin Bang Jongin."

"Hah? Dimana?"

"Udah keluar duluan, kayaknya masih di mobilnya sih, belum pergi. Hati-hati lo kalo mau nyusul. Jangan sampe dispatch rilis berita Jenkai part 2."

Jennie ketawa, "Aman. Gue duluan, ya."

Cewek itu kemudian pergi setelah berpamitan. Jisoo menyusul Seulgi kemudian duduk disebelahnya.

"Gue bawa temen tau kesini."

Jisoo meliriknya sekilas, "Taeyong?"

"Hah, kok lo tau sih?" Seulgi melotot terkejut.

"Orangnya duduk disebelah lo, Gi." Kata Jisoo santai banget sambil matanya masih fokus menonton penampilan adik-adiknya diatas panggung.

Seulgi cengengesan kemudian memukul bahu Jisoo, "Oh iya, lupa."

"Halo, Jis." Sapa Taeyong, memiringkan kepala sambil melambaikan tangannya. Jisoo membalasnya dengan senyuman tipis.

"Kaku amat lo kayak kanebo kering!" Seulgi mencibir, kemudian tiba-tiba melotot sambil menutup mulut menahan teriakan. "Woi, gila, gue baru aja eye contact sama Jeongwoo. Ganteng banget, ya Tuhan."

[I] Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang