Haechan membuka pintu kamarnya perlahan, memastikan agar langkah kaki dan suara pintu tidak membangunkan Jaemin dari tidurnya. Kemudian Haechan kembali menutup pintu kamarnya dan bergegas menuju dapur, mengeluarkan kantong belanja penuh dengan bahan kue dan coklat.
Haechan tersenyum tipis saat melihat bahan-bahan kue yang ia beli tadi sepulang sekolah, besok adalah hari Valentine dan Haechan ingin memberikan sesuatu kepada Mark. Sebenarnya Mark dan Haechan sudah terbiasa menghabiskan waktu bersama saat hari valentine. Mereka akan pergi nonton ataupun makan malam karena di hari itu sedang banyak promo pasangan.
Tapi baik Haechan maupun Mark, tidak pernah memberikan sesuatu untuk satu sama lain di hari yang sangat spesial itu. Oleh karena itu untuk kali ini Haechan akan memberikan Mark cookies sebagai hadiah di hari Valentine. Haechan tidak berniat untuk mengungkapkan isi hatinya pada Mark, hanya saja ia ingin melakukan sesuatu yang beda, terlebih lagi ini tahun terakhirnya di SMA, menoreh pengalaman yang memorable mungkin? Yap, hanya itu yang Haechan inginkan, walaupun sebenarnya Haechan ingin perasaannya sampai pada Mark.
.
.
.
Haechan mengetuk-ketukan jarinya ke meja sambil beberapa kali menatap jam dinding. Jantungnya bahkan berdetak dengan sangat cepat dan dia merasa sangat tidak tenang sejak pelajaran dimulai.
Bagaimana tidak, Mark tadi pagi tiba-tiba saja menemuinya ke ke kelas dan meminta dirinya untuk menemui Mark nanti saat jam istirahat. Belum lagi anak itu terlihat sangat gelisah, Haechan tidak bisa lagi berfikir jernih atau memikirkan skenario lain selain Mark yang akan menyatakan cintanya padanya. Belum lagi hari ini hari valentine, dan Mark pernah bercerita jika suatu saat nanti dia ingin menyatakan perasaannya pada orang yang ia suka, ia akan melakukannya di hari valentine.
.
.
.
Haechan menyembunyikan tangannya di belakang badannya sambil memegang sebuah box yang berisi cookies buatannya. Haechan bisa melihat Mark yang sudah menunggunya di ujung.
“ Mark…?”
Panggil Haechan dan yang dipanggil pun menoleh arah sumber suara. Mark berjalan mendekati Haechan dan tersenyum tipis.
“ Terimakasih…. Uhm… aku butuh bantuanmu…”
“ Membantu mu?”
Mark mengangguk pelan, ia terlihat sangat malu malu dan entah kenapa Haechan sudah memiliki firasat buruk tentang hal ini.
“ Uhm kau tau kan aku tidak pernah mengatakan cinta pada siapapun….”
“ Uh-uh…. Lalu?”
“ Aku ingin menyatakan cintaku pada Jaemin nanti…”
Haechan tersenyum sendu, dadanya begitu sesak rasanya, kemudian Haechan terkekeh pelan,menyadari betapa bodohnya dia karena berharap pada hal yang tidak mungkin terjadi.
“ Lalu kau ingin aku melakukan apa?”
“ Berlatih bersama ku? Boleh kan?”
Haechan menghela nafasnya panjang, berusaha menahan air matanya kemudian mengangguk pelan, jika Haechan lari ataupun menolak Haechan hanya akan merusak semuanya.
“ Terimakasih… memang mbul ku ini selalu bisa diandalkan…” Girang Mark mengelus pelan kepala Haechan setelah mereka berlatih hingga jam istirahat berakhir.
“ Hah! Memangnya kau yang tidak bisa diandalkan sama sekali! Ingat apa yang ku ajarkan nanti “
“ Kau akan menemani ku kan nanti ?”
YOU ARE READING
[COMPLETED] Replaced || Markhyuck
FanfictionHaechan selama ini hidup dengan sangat bahagia, dengan kedua orang tuanya dan sahabat terbaiknya Mark. Selama hidupnya Haechan tidak pernah merasa sendiri ataupun dicampakkan karena orang-orang disekitarnya selalu menyayanginya, memberikan kasih sa...