One Shot.

1.4K 220 210
                                    

Story ini aku dedikasikan untuk event #NHFD13 #NHFD022
.
.

.

Rate : Semi M
.

Karna Ramadhan jadi gak ada rate M yah gaes wkwkwk
.


.
.

Thanks to for all readers...
.
.
.
Selamat Membaca...

***

Gerbang sekolah nan tinggi menjulang itu bergeser, menandakan jika gerbang akan di tutup. Seorang gadis bersurai gelap mengelus dadanya pelan, ia sudah bisa bernafas lega karena hari ini ia tidak telat datang ke sekolah.

"Tumben neng tidak telat," ujar Satpam sekolah dengan cengiran yang mengurva dibibir satpam itu. Gadis itu menatap Satpam didepannya dengan senang, "Tentu enggak pak, karena subuh tadi saya harus mandi keramas" mendengar penuturan Hinata, kedua alis sang Satpam pun berkerut memikirkan apa hubungannya tidak telat ke sekolah dan mandi keramas?

"Dahlah, bapak mah belum cukup umur. Bay bapak satpam ganteng..." Ujar Hinata dengan berjalan pelan meninggalkan satpam yang masih kebingungan.

"Dasar gadis aneh,"

***

Baru saja sampai lapangan basket, langkah Hinata terhenti ketika melihat ketua Osis berdiri beberapa meter dideoannya. Bibir mungil Hinata mengeluarkan cengiran absurdnya.

Tangannya melambai, "Hai... Aku tidak telat kakak," ujar Hinata pada sang ketua Osis. Cowok didepan Hinata itu menghela nafas, memang benar hari ini Hinata tidaklah telat namun tetap saja, gadis itu melanggar peraturan.

"Mana dasimu?" Tanya cowok itu dengan suara bariton khas anak remaja.

"Ini..." Hinata dengan percaya diri menunjukkan dasinya yang ia taruh di saku kiri seragam yang terdapat lambang Osis berwarna coklat. Wajah ketua Osis pun memerah.

"Pakai dan masuk," perintah mutlak dari ketua Osis.

"Tidak berniat memakaikan?" Goda Hinata.

"Tidak, aku masih waras untuk tidak mengambil dasimu yang kau taruh di saku. Kau berharap aku meremasnya?," tawa Hinata mengudara keras mendengar penuturan ketua Osis nya ini.

"Siapa juga yang menyuruhmu untuk meremas milikku? Mesum," Ujar Hinata dengan sengit pada cowok tampan dihadapannya ini, " Beyyy...!" Hinata mengibaskan rambut panjangnya sampai mengenai wajah sang ketua Osis.

"Gadis itu akan lembut hanya pada Naruto,"

***

Sesampainya di kelas, Hinata duduk disamping sahabat pirangnya. Ino Yamanaka. Gadis pirang itu sedang sibuk memoles wajahnya dengan saput bedak yang selalu ia bawa. Sedangkan sahabat pinkynya yang duduk di bangku depannya sedang sibuk menyalin pekerjaan rumah yang belum selesai. Selalu seperti itu Sakura Haruno.

Lalu maniknya bergulir mencari satu sosok yang tidak akan lengkap hari-harinya jika sehari saja dia tidak melihatnya. Seperti teko tanpa tutup, seperti kopi tanpa gula. Pahit.

Love Is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang