Prolog dan HARI 97

7 1 0
                                    

Aku adalah seorang Siswa SD Negeri Aoru Jakarta, Namaku Kevin Pradika, Latar belakangku sangatlah mengerikan semua orang mungkin akan menjauh ketika mengetahui kalau aku adalah seorang anak yang memiliki kemampuan "ANEH" karena bisa melihat Berapa umur yang tersisa dari seorang manusia, Asal usul dari kemampuan ini tidak kuketahui sama sekali, secara tiba-tiba aku Bisa melihat Sisa umur ayahku, aku melihatnya dengan jelas! Umurnya hanya tersisa 10 hari lagi! AKU PANIK, di tengah kepanikanku aku memberanikan diri untuk bercerita ke Ibuku kalo umur ayah tak lebih lama lagi dari umur seekor hewan peliharaan

"Bu?" sapaku

"iya nak? Jawab lembut ibuku

"Aku tidak tahu apa ini, tapi aku melihat sesuatu yang menyatakan umur ayah tak lebih dan tak kurang dari 10 hari" Tanya dan jelasku padanya

Ibu hanya tertawa kecil, dia berpikir mana ada hal semacam itu di dunia ini

"Haha, kupikir leluconmu sangat lucu, mungkin kamu kelelahan karena tadi membantu Ayahmu bekerja" Jelasnya

Aku mengalah dan hanya bisa berharap apa yang ibu katakan itu benar, aku hanya kelelahan

"Kalau begitu, aku ingin tidur" Ucapku

"Ya nak, kalau begitu selamat tidur :)" Salam ibuku

10 Hari kemudian, Ibuku sedang memasak didapur dan aku menonton acara TV favoritku yaitu "The Spy Family" Dengan asyik, tiba-tiba telepon rumahku berdering

"Kring Kring" Suara Deringan telepon

"Ibu ada telpon" Ucapku sambil asyik menonton

"Iya sebentar" Jawabnya

Ketika ia mengangkat telpon tersebut, seketika tangisannya mulai kudengar

"BU KENAPA?" Tanyaku Sambil panik

"Ayahmu, dia kecelakaan karena tak sengaja menabrak mobil Truk Besi" jawabnya sambil terus menangis

Aku yang mendengarnya ikut menangis dengan keras

Rasa putus asa memenuhi diriku
Tapi aku teringat akan sesuatu, 10 hari yang lalu adalah hari dimana aku melihat angka 10 di ayah pertama kali, hari ke hari angka itu terus berkurang, ketika angkanya berubah menjadi 0, ternyata dia telah tewas secara mengenaskan.

6 Tahun berlalu~

Sekarang aku sudah kelas 1 SMA, tapi tidak ada hal yang kunikmati dari kehidupan sekolahku sebelumya, setelah kejadian kepergian ayahku, aku menjadi orang yang menjauhkan diri dari kegiatan sosial, aku tidak memiliki seorang yang disebut "Teman", aku trauma akan kejadian 6 tahun silam

Ketika ada hari dimana akhirnya kami naik tingkatan dan sekarang memiliki seorang adik kelas

Kupikir kehidupanku akan sama, orang-orang tetap akan menjauhiku, tapi anehnya, cewek paling populer dikelas ku yang merupakan cewek tercantik di sekolah, datang mendekatiku dan mulai berkata

"Kenapa kamu sangat suka menyendiri? Aku sedikit kesihan padamu, haha" Tawanya

Aku mengira itu hanyalah Bulian yang dia arahkan padaku

"Orang-orang akan membenciku ketika aku mendekatinya, jadi lebih baik aku sendiri" Jawabku dengan canggung

"Dia kemudian berkata, kalau begitu akan kucoba untuk berteman denganmu" Jawabnya dengan semangat

Aku kaget dan tetap berpikir itu hanyalah lelucon, entah bagaimana sepertinya dia membaca isi hatiku

"AKU INI SERIUS INGIN BERTEMAN DENGANMU TAHU!" Ucapnya sambil berteriak marah

Aku kaget, aku ini bahkan tidak mengetahui namanya tapi kenapa dia ingin berteman dengan orang sepertiku

"Kalau begitu, mulai hari ini dan seterusnya Kau adalah Temanku!" Ucapnya sambil tersenyum tulus

Dalam hatiku berkata pada akhirnya aku memiliki seorang teman yang tak pernah kumiliki sebelumnya.

Besoknya dia mulai sering mengajakku mengobrol, orang lain yang melihatnya berbisik seakan mereka bingung

"ih ko si Riska mau ya ngobrol sama orang kaya Kevin, padahal banyak cowo ganteng yang dia tolak" suara bisikan teman sekelasku

Ketika aku menyuruhnya untuk tidak mendekatiku lagi

"Diam, biarin aja mereka, Jangan peduliin yang kaya gitu" Ucapnya dengan santai

Saat hari-hariku berubah menjadi cerah, tiba-tiba tanda itu muncul lagi, Kemampuanku muncul dan menunjukan tanda kalo umur teman pertamaku ini tersisa 97 Hari lagi, aku panik dan bingung

"Apa harus kukatakan padanya?" Ucapku dalam hati

"Aku tidak ingin kejadian itu terulang lagi"

Dia berbisik dan berkata
"Sebenarnya aku punya penyakit aneh yang gabisa disembuhin dokter manapun di belahan dunia ini" bisiknya kepadaku

"Hasil diagnosa dokter bilang kalo aku tidak akan hidup dengan umur yang lebih lama dari 100 hari lagi" lanjutnya dengan wajah suram

Aku terkejut, lagi lagi dia bisa membaca isi hatiku

"Kalo gitu temenin gue sampe hari 'itu' ya" Ucapnya sambil Tersenyum Lebar dan Tulus

"Oke" jawabku singkat karena tak dapat membalas senyumnya

Ketika pulang sekolah, dia datang dan mengajakku untuk bermain di rumahnya besok

"Besok kerumahku ya, kita have fun bareng" Ajakan yang dia tujukan padaku

"Eh? Oke deh" Jawabku gugup

Sampai dirumah aku tak bisa berhenti memikirkan angka 97 yang besok akan berubah menjadi 96.

-Kemungkinan Ceritanya Ga bakalan Lanjut Soalnya gaada juga yang mau baca .-.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 23, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

97 Hari Yang TersisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang