One.

7 0 0
                                    

mata gadis itu melebar ketika dirinya akhirnya menyadari kalau tubuhnya telah dibasahi oleh rintikan air hujan. ah, ralat, dirinya telah basah kuyup sekarang.

bagaimana mungkin dia bisa tidak menyadari keberadaan air yang jatuh dari langit dan keadaan tubuhnya sendiri? entahlah tak ada yang pernah tahu bagaimana jalan pikir gadis itu.

orang-orang pikir, dia adalah gadis setres, mungkin berada pada kelas terakhir sekolah menangah atas dan setres karena kini telah memasuki ujian akhir semester. namun nyatanya, dia masih kelas satu, siapa yang menyangka.

matanya menatap lurus ke jalan raya, tak mengidahkan pandangan beberapa orang yang menatapnya aneh dari halte bis di belakangnya. tentu saja itu adalah tatapan yang wajar. dilihat-lihat lagi pun, gadis itulah yang tak wajar. dia memilih untuk berdiri di tengah hujan deras padahal ada sebuah halte bis yang dapat digunakan sebagai tempat berteduh di belakangnya, dan lagi, gadis itu mungkin saja seharusnya sudah menumpang sebuah bis yang tadi sempat datang, tapi dia malah diam saja dan tampak melamun.

dia tetap diam walau dia telah menyadari keadaannya. lalu sesaat kemudian, barulah dia berjalan gontai menuju arah timur.

kakinya berjalan dengan langkah berat, tubuhnya lengket karena bajunya habis basah terkena air hujan, jangan lupakan tentang sepatunya yang becek. air hujam juga masih membasahi tubuhnya sebab dia memilih untuk menerobos hujan.

tiba-tiba, dia dapat merasakan keberadaan sesuatu di belakang tubuhnya bersamaan dengan air hujan yang mendadak berhenti menghujani kepalanya, dia pun menoleh, barulah gadis itu dapat melihat seorang pemuda yang tak dia kenali.

pemuda itu menutupi kepalanya dengan sebuah jas, dan karena si gadis sedang berada di bawah laki-laki jangkung itu, maka tubuhnya itu tertutupi.

"uh, maaf. apa yang sedang kau lakukan di tengah rintikan hujan begini?" tanya sang pemuda, namun si gadis tak menjawab. matanya masih setia memandangi wajah pemuda itu yang berada di atasnya, mungkin hobinya memang melamun.

"bagaimana kalau kita berteduh dulu?" si pemuda kembali bertanya, kini dia pun masih tersenyum canggung karena tak mendapatkan respon yang dihadapkan.

akhirnya, dengan segenap tekadnya, tangan laki-laki itu mulai mengganggam pergelangan tangan si gadis dan menariknya dengan lembut. di luar dugaan, gadis itu hanya mengikuti arah tuju si pemuda, yaitu trotoar.

akhirnya mereka berteduh pada toko setempat, di sana si gadis berjongkok dengan mata yang masih menatap ke arah langit, jangan lupakan jas milik sang pemuda yang tersampir pada bahunya.

si pemuda melirik gadis yang tengah berjongkok itu, sesekali mengintip pada bulu matanya yang lentik. "aku park hyung seok, kebetulan kita sesekolah dan aku melihatmu pada trotoar itu. jadi kupikir-" park hyungseok terhenti. dia sadar, mungkin tak ada gunanya untuk menjelaskan hal ini panjang lebar pada sang gadis, lihat saja tubuhnya yang masih bergeming itu.

"abby, aku abby." mata park hyung seok melebar ketika kalimat itu keluar dari mulut sang gadis. ah, tentu saja dia tahu siapa itu "abby".

abby, salah seorang murid jurusan kecantikan yang diakui sebagai yang paling normal. dia terkenal, namun bukan seperti ... yang terjadi pada murid famous lainnya. semua orang hanya tahu dia karena dia adalah satu-satunya gadis yang tak terobsesi atau tergila-gila pada janghyun—si satu-satunya murid lelaki jurusan kecantikan.

belum lagi dirinya yang dicap sebagai "hantu sekolah". tidak, tentunya tak secara harfiah. hanya saja dia selalu terlihat di mana-mana. mirip hantu saja, kata para murid sma jaewon.

saat melihat gadis itu yang basah kuyup, park hyungseok tak bisa diam saja. batinnya menggebu-gebu karena penasaran, selalu ada pertanyaan di benaknya ketika dia melihat gadis janggal itu.

kenapa dia sangat pendiam?

apa yang membuat matanya tampak begitu suram?

apa yang dia pikirkan?

loOveWhere stories live. Discover now