"Kakak. . . Nana?"
/gasp "Dia mengingat nya!?"
"Tidak Nana, dia tidak ingat tapi aku memberi kode struktur sederhana untuk mengenal kalian."
"Kak Nana! Kak Harley!"
"Iya iya aku kakak mu!"Sambil menangis Nana memeluknya erat, dia merindukan kata² itu keluar dari mulut adik kecil nya ini meskipun dia sudah berbeda penampilan.
"Harith sayang kak Nana!"
"Hey itu laptop ku."
"Ah maaf kak Granger, aku meminjam nya."Ucap Harley yang melihat Granger membuka pintu.
"Tak apa lagipula isinya ga ada."
"Hehe."
"Kak Granger! Kak Alu!"
"Hah!? Dia ingat!?"
"Tidak kak."Granger merasa kecewa tapi agak senang karna panggilan tersebut. Alucard juga begitu.
"Hehehehe."
Harith tertawa kecil sambil memegang sendok, wajah polos dan imutnya membuat yang melihat merasa gemes pengen cubit pipi nya.
"Baiklah Harley, aku pulang dulu ya."
"Iya hati² Nana."
"Harley tidur saja di kamar Harith, tak ada kamar tamu."
"Ah iya kak Alu."Harley dan Harith pun masuk ke kamar pribadi Harith, penuh poster dan buku tentang sihir serta beberapa foto Harith dan dia terpampang di dinding.
"Dia terlalu menyayangi ku. . ."
Diapun mencharger Harith dan merebahkan tubuhnya yang terasa sakit dan pegal ke kasur empuk itu. Tapi dia merasa ada suatu foto asing di atas meja belajar Harith. Dia pun mengambil posisi duduk dan turun dari kasur untuk melihat foto asing tersebut.
"Siapa lelaki ini?"
Harley melihat foto Harith yang memegang kue berlilin 16 dan lelaki bertelinga dan berekor rubah hitam berjubah coklat, mata kirinya tertutup perban dan menunjukkan ekspresi datar sedang memegang suatu alat yang suka banget dipake pas orang ultah (lupa guwa namanya) dibawah foto itu ada tulisan 'Ultah Harith ke- 16' Harley baru menyadari kalau tahun lalu adalah tahun dimana Harith menginjak usia 16 tahun. Dia lupa dan malah pergi bersama Angela untuk belajar.
(Maaf lah ya jelek emang gambaran saya)
Dia juga melihat foto lelaki itu bersama Harith membuat suatu ramuan di ruang lab sekolah. Memang Harith pernah memintanya untuk membantu nya dalam tugas membuat ramuan di sekolah, tapi Harley selalu membentak dan menolaknya lalu pergi dengan Angela.
(Ya begitulah)
"Harith. . . Hiks. . . Kenapa kau selalu setia dengan ku . . . Aku selalu melukai perasaan mu tapi kenapa kau. . . Rela seperti ini. . ."
Dia menangis, menyesal telah selalu membentak Harith, bahkan selalu menolak perlakuan khusus yang selalu diberikan Harith dimanapun. Dia langsung berbaring di kasur ingin tidur menenangkan diri. Dia benar-benar ingin menebus kesalahannya terhadap Harith.
'Harith. . .'
.
.
."Hey Harley!"
"Diem!!"Harith langsung dibentak oleh Harley yang sedang membaca buku di bawah pohon.
"Aku lagi belajar! Ada ulangan harian besok!"
"T- tapi."Seketika Harith terdiam. Dia menunduk, matanya memerah dan memanas serta merasa butiran bening jatuh dari matanya yang terkesan bengkak.
"O- ok. . . "
Sambil menahan tangisnya dia pergi dari hadapan Harley.
"Tunggu. . .Harith!!!"
.
.
."HARITH!!"
Harley terbangun, dadanya memompa tidak karuan, nafasnya memburu, serta dia merasa air mata jatuh dari matanya. Hari itu. . . Adalah hari dimana Harley di culik dan dibawa ke Zlatan, dia benar-benar membenci dirinya sendiri. Dia tega membentak orang yang sangat setia dan sayang kepada nya, bahkan dia adalah kekasihnya. Mereka sudah menjalin hubungan selama 5 tahun, INGAT 5 TAHUN. TAPI DIA TIDAK PERNAH PEKA TERHADAP HARITH SEDIKIT PUN!!! Sangat mengecewakan, sekarang Harith hanyalah humanoid yang tidak punya ingatan hubungan antara mereka. Layaknya boneka yang dibuang jika sudah usang, bisa saja kau menipu nya dan menjadikannya mainan hidup.
"Ternyata sudah pagi. . ."
"Pagi kak Harley!"Suara lembut dengan senyuman manis khas Harith menyambut Harley yang sudah bangun dari tidurnya.
"Harith. . ."
"Kak Harley! Harith mau beritahu sesuatu tapi Kak Harley makan dulu yuk sama Harith di bawah."
"Ahh iya ayo."S
K
I
PO
K"Kita dimana Harith?"
"Harith tidak tau tapi. . ."
"Tapi?"
"Ada sekilas gambaran dimana sepertinya Harith pernah ke sini bersama seseorang."Harley tertegun, sepertinya hutan kecil ini adalah tempat dimana Harith dan lelaki misterius itu sering bertemu, rasa cemburu membuat Harley penasaran dengan lelaki tersebut. Lagipula ini suatu pertanda baik kalau Harith bisa mengingat sedikit.
"Itu dia!"
Ucap Harith sambil menunjuk rumah pohon usang yang terlihat kosong.
"Baiklah ayo naik."
"Ayo."Mereka pun naik, hal pertama yang mereka lihat adalah tikus dimana-mana, ada bercak darah yang sudah membusuk, serta benang dan jarum jahit, ada juga boneka Teddy Bear yang usang tergeletak disamping alat jahit itu, jangan lupa ada pisau berkarat juga.
"Boneka ini. . ."
Yup itu adalah boneka pemberian Harley, hanya itu benda yang pernah diberikan Harley ke Harith. Dia merasa ada kancing di boneka itu, dia membuka nya dan ternyata isinya adalah perekam suara.
"Ini. . . Ah aku akan membuka nya dirumah. Ayo pulang Harith."
"Ah iya kak!"