2

5 2 0
                                    

saat jam istirahat Ava duduk yang dibangkunya ia membuka tas nya, Ava melihat ditasnya terdapat kotak makan, ketika Ava hendak mengambilnya tiba-tiba Eyra temannya menepuk pundak Ava.

"Ava ayo kekantin". Vada mengajak Ava pergi ke kantin.

"Iya ayo", Ava mengangguk mengiyakan ajakan Vada dan memasukkan kembali bekalnya kedalam tas

Eyra yang melihat Ava curiga ia menghembuskan nafasnya, dan ikut keluar dengan Ava dan Vada

Mereka bertiga memakan makanannya dimeja kantin, Eyra menanyakan tentang bekal ditas Ava, Eyra heran Ava selalu membawa bekal tapi tidak pernah dimakan. "Ava kenapa kamu gak pernah makan bekal mu itu, padahal kamu selalu bawa bekal tapi aku gak pernah liat kamu makan bekal nya", tanya Eyra.

"Gak ada masakan paling enak kalo gak masakan seorang Ibu, masakan Ayah gak seenak masakan Ibu Ra Gue gak suka". Jelas Ava.

Vada yang sedang menikmati makanannya itu pun ikut serta dalam pembahasan ini, ia bertanya kepada Ava. "Ava kamu masih belom ikhlas in kepergian Ibu mu?". Ava menunduk dan mengangguk mendadak suasana menjadi sedih.

"sudahlah Ava mau sampai kapan kamu seperti ini" ucap Eyra.

"kalo bukan karna Ayah mabuk dan memaksa Ibu buat beliin seputung rokok, apalagi hari itu hujan lebat banget, mungkin ibu masih ada" ucap Ava menangis.

Eyra memeluk Ava yang menangis.

[flashback on]

Cuaca diluar sedang Hujan lebat di sertai petir, Ava yang berusia 15 tahun ditemani Ibunya tidur karna Ava memiliki pobia dengan guntur dan suara yang begitu keras.

Dok! dok! dok!

suara ketukan pintu yang begitu keras membuat Ava melihat Ibunnya yang sedang tertidur pulas ia pun membukakan pintu.

Ceklek

"Ayah". Ia melihat Ayah nya yang basa kuyup itu dengan keadaan setengah sadar Ava mencium bau alkohol pada Ayahnya.

"Minggir-minggir", Ava di dorong sampai terduduk di lantai

"Ibu mu mana.. Ibuuukkk Bella". Ayah Ava terus menerus memanggil Ibu Ava dengan suara yang kencang.

"Ibu tidur Yah".

"Bella! Kesini kamu", mendengar teriak an dengan suara berat itu, Ibu Ava bangun dan menghampiri sumber suara

"Ya Allah mas kamu dari mana basah kuyup begini". tanya Ibu Ava dan melepas baju basah Ayah

"AAKKHHH lepas! Beliin Aku rokok, rokok Aku habis, Cepet!". Perintah Ayah

"Tapi di depan masih Hujan Mas",

"Gak peduli beliin sekarang!". Ayah Ava menampar Ibu.

Ava reflek menutup matanya, hati Ava benar-benar sakit melihat Ibu tercintanya itu disakiti oleh Ayahnya.

Ayah Ava yang dulu sangat berbeda, benar-benar yang saat ini didepannya bukanlah Ayah nya yang sayang sama Ibu dan Ava, dia lebih seperti setan.

"Ava pergi tidur kekamar mu sekarang", suruh Ibu Ava dan Ava pun menuruti perintah Ibunya.

Ava berusaha menutup matanya tapi tetap tidak bisa, ia melihat jam menunjukkan pukul sebelas malam, Ia menuruni tangga dan melihat di bawa cuma ada Ayahnya yang tidur tergeletak di sofa.

Dok Dok Dok

"Assalamualaikum Ava, Mas Avandi, Assalamualaikum". dibalik pintu terdengar suara orang memanggil.

ketika Ava hendak membukakan pintu, Ayah Ava terlebih dulu membuka pintunya,

"Iya ada apa malam-malam kerumah saya", Ayah Ava dengan pangaruh alkohol nya itu kembali memulih

"Ibu Bella sekarang berada dirumah sakit pak Avandi", Ucap pak RT setempat.

"Ibu Ava kenapa Pak", tanya Ava khawatir.

"Jadi tadi Ibu Bella tertabrak truk tronton, dan dikabarkan Ibu Bella kritis dirumah sakit". Jelas Pak RT.

"IBUKK", pecah tangis Ava sedangkan Ayah Ava bergegas menghampiri kerumah sakit.

sesampainya dirumah sakit Ibu Ava sudah keluar dari UGD dengan kain yang sudah menutupi seluruh tubuhnya.

kaki Ayah Ava yang melihat itu pun melemas, ia melihat dokter dan langsung bertanya, "Dok istri saya selamat kan Dok".

"Apa ini dengan suami Ibu Bella?".

"Iya saya suami nya Dok".

"Kecelakaan yang terjadi pada Ibu Bella sangat parah, kepala Ibu Bella terbentur sangat keras diaspal, saya minta maaf saya sudah berusaha sebaik mungkin, Ibu Bella tidak bisa diselamatkan, permisi".

Ayah Ava tampak frustasi dan Ava mencoba membangunkan Ibunya, ia terus menerus menggoncangkan badan Ibunya dengan niatan agar Ibunya bangun, namun nihil Ibu Ava telah tiada

"Aku benci Ayah, Ayah penyebab Ibu Ava meninggal, Ava benci sama Ayah!", Ava menangis sejadi-jadinya

"Maaf-maafin Ayah, Ayah menyesal, Bella jangan tinggalin Aku Bella, Bella bangun". Ayah Ava memeluk jasat Ibu Ava yang sudah tak bernyawa itu.

"Ava benci sama Ayah! hiks..".

"maaf Ayah menyesal Ava", Ayah Ava memeluk Ava.

"Aku benci Ayah, Ayah jahat! Ayah udah bunuh Ibu Ava, Ayah jahat". Ava memukul-mukul pundak Ayah.

[flashback off]

Eyra menenangkan Ava, "Itu kecelakaan Ava itu semua sudah takdir"

"apa kamu nggak kasian sama ibu mu, ibumu disana nggak akan tenang Ava melihat kamu seperti ini?" sambung Eyra yang diangguk i oleh Vada.

Ava hanya diam "kamu nggak tau apa yang aku rasain Ra"

dari belakang ada yang menyenggol pundak Ava tak lain itu adalah Anggun dan temannya.

"Ups sorry Gue sengaja", ucap Anggun lalu meninggalkan mereka

"Gak punya mata apa lo". teriak Eyra.

"Udah-udah gausah digubris", sela Vada membersihkan punggung Ava yang terkena tumpahan es milik Anggun dengan tisu.

"Gimana sih masa temennya di ganggu malah dibiarin aja, GAK BISA". jawab Eyra

"Kan Ava dah biasa digituin, ya kan Va". celetuk Vada seenak jidat

Ava tersenyum miris mendengar kata yang keluar dari mulut Vada.

"Bisa-bisanya kamu bilang kayak gitu, Ava kan temen kita", judas Eyra.

"Yaudah ya maaf ".

♡♡

~Teman terbaik kalian siapa?

*

*

*

AVABELLA

AVABELLA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang