Obsession (1/7)

10.8K 151 0
                                    

words count : 2112


                        ⇺▪️𝓞𝓫𝓼𝓮𝓼𝓼𝓲𝓸𝓷▪️⇻

"What's wrong with your face?"

Sebuah pertanyaan menggaung diantara kedua gadis yang sedang duduk berhadapan itu.

Ryujin, mahasiswi arsitektur semester empat yang sedang menyantap ramen dari cup di hadapannya itu mengalihkan perhatiannya, menatap sang sahabat yang baru saja datang dan duduk di hadapannya. Kemudian tangannya dengan refleks menyentuh bagian mata kirinya sendiri yang tertutup sebuah eyepatch berwarna putih.

"Ini.. mataku infeksi," jawabnya kemudian setelah berpikir selama beberapa saat.

Ahra mengangkat salah satu alisnya mendengar jawaban sang sahabat, "Kau pikir aku percaya?"

Kalimat Ahra membuat Ryujin terdiam.

Ahra mendesah pelan, "Kenapa lagi kali ini? Kau salah membawakan makanan yang dia inginkan?" dia bertanya kemudian, membuat Ryujin mengulum sebuah senyuman tipis.

"Bajunya yang aku setrika masih memiliki sedikit kerutan. Kau tahu sendiri bagaimana perfeksionisnya dia," Ryujin menjawab kalimat Ahra, membuat gadis di hadapannya menganga tidak percaya.

Hanya karena masalah sekecil itu?

"Mau sampai kapan kau seperti ini, Ryu? Sadarlah, dia bukan pria yang baik untukmu. Apa semua pukulan dan bekas siksaan yang dia tinggalkan di tubuhmu itu masih belum cukup juga?" Ahra kembali bertanya, menyentuh tangan Ryujin yang ada di atas meja, membuat gadis dengan rambut coklat itu kembali mengalihkan perhatiannya.

Ryujin malah tersenyum tipis, kemudian menjawab kalimat Ahra, "Kau tidak mengerti, Ra. Aku.. aku melihat sesuatu dalam dirinya,"

"Apa? Apa yang kau lihat dalam dirinya? Reka adegan setiap kali dia memukul dan menyiksamu?" Ahra menggeleng pelan, "He's not a good person, Ryu. He's abusive. You don't deserve this," gadis mungil itu kembali berucap, kedua alisnya melengkung ke bawah menggambarkan kalau dia bersedih karena apa yang harus dialami oleh sahabat baiknya.

"Aku tidak—"

"Hai sayang," suara seorang pria tiba-tiba saja menginterupsi kedua gadis itu, membuat mereka refleks terdiam dan menoleh secara bersamaan ke arah asal suara.

Seorang pria dengan setelan celana kain berwarna khaki dan sebuah kemeja nude yang melekat pas di tubuh atletisnya berdiri disana, senyumnya membuat wajah pria itu terlihat semakin tampan—yang sejauh ini, menurut Ahra berhasil menyembunyikan sosok iblis di dalam dirinya.

"Oh, Sehun."

Ryujin tersenyum, kemudian sedikit bergeser untuk memberi tempat pada pria yang baru saja datang. Sementara Sehun segera mendudukkan dirinya di sebelah gadis itu.

Ahra hanya tersenyum tipis menatap pria yang sudah duduk di sebelah Ryujin.

"Kau sudah selesai? Aku harus segera kembali bekerja setelah ini," Sehun berucap, menatap pada Ryujin yang baru saja memakan dua suap makan siangnya.

"Oh, sudah, sudah," Ryujin berucap, kemudian dengan terburu-buru membereskan kembali beberapa barangnya yang masih ada diatas meja kantin.

Ahra yang melihatnya hanya menautkan kedua alisnya tidak suka.

"Ryujin masih belum selesai makan siang, Sehun," Ahra tiba-tiba berucap, membuat atensi kedua orang di hadapannya beralih pada dirinya.

Sehun tersenyum tipis, "Maaf?"

"Dia belum selesai dengan makan siangnya. Lihatlah, dia bahkan baru menghabiskan dua suap," lanjut Ahra kembali.

Ryujin yang mendengar itu segera menggeleng, "Tidak, tidak, Ahra. Aku sudah selesai kok," katanya menyanggah, tapi Sehun masih belum mengalihkan perhatiannya dari Ahra yang juga belum memutus tatapan mereka.

Obsession • osh [ R/18+ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang