Obsession (6/7)

2.5K 88 0
                                    

words count : 3142

⇺▪️𝓞𝓫𝓼𝓮𝓼𝓼𝓲𝓸𝓷▪️⇻

Ahra menatap bayangannya sendiri di cermin, pandangannya berangsur mengikuti jejak-jejak yang sudah berubah menjadi warna keunguan samar di seluruh tubuh telanjangnya.

Selama beberapa saat dia berbalik, menatap punggungnya yang juga terdapat banyak bekas itu.

Bekas yang ditinggalkan Sehun..

Ahra menarik nafas tajam, kemudian dengan segera memperbaiki pakaiannya, mengancingkan kembali kemeja yang cukup longgar itu di tubuh mungilnya. Meski sudah melewati satu minggu lebih, entah kenapa bekas-bekas itu tidak mau hilang juga. Ahra masih menemukan warna-warna samar yang membekas di atas kulit terangnya. Entah karena kulitnya memang terlalu sensitif dengan bekas-bekas seperti itu, atau memang Sehun saja yang sengaja meninggalkan bekas yang tidak akan hilang hanya dalam beberapa hari.

Ahra masih mengingat jelas saat Sehun menahan dirinya selama dua hari berturut-turut di tempat itu. Dia memanfaatkan Ahra yang kelelahan dan tidak bisa melawan untuk mengambil sebanyak mungkin keuntungan dari dirinya.

Entah berapa kali Sehun menyetubuhinya, Ahra tidak bisa mengingat dengan jelas. Satu-satunya yang membuat Sehun berhenti bahkan mungkin saat Ahra pingsan di tengah penyatuan tubuh mereka.

Saat dia tersadar, dia sudah berada diatas tempat tidurnya sendiri. Dengan sebuah catatan yang mengatakan kalau Sehun sudah meninggalkan makanan di dalam refrigerator dan Ahra tinggal menghangatkannya kalau dia lapar. Dia juga mengatakan kalau ada seseorang yang harus dia 'selesaikan' di Busan, jadi dia pamit untuk menghilang selama beberapa saat.

Pagi itu Ahra menangis sejadi-jadinya. Mengutuk nasib yang membiarkan dirinya berada di posisi mengerikan seperti saat ini—menjadi sasaran nafsu seorang pembunuh bayaran.

Ahra mengusap kembali airmata yang perlahan mulai mengalir di pipinya, kemudian melangkah menuju tempat tidurnya, meraih tas miliknya dari sana menyampirkannya di pundak—bagaimanapun keadaannya saat ini, dia masih harus menghadiri kelas paginya. Sudah dua hari dia absen dari kuliahnya karena Sehun yang menyekapnya di rumah mengerikan itu, dan dia harus sedikit mengejar karena takut tertinggal materi.

Satu hal yang tidak bisa Ahra lupakan saat dia berada di rumah Sehun adalah ketika di terbangun di tengah malam dan meyaksikan sendiri bagaimana Sehun menyeret mayat yang sudah dibungkus ke dalam plastik, kemudian menguburnya begitu saja di halaman belakang bangunan yang dia tinggali itu.

Barulah Ahra menyadari, kalau tempat itu bukanlah rumah Sehun yang sama yang dia perlihatkan pada Ryujin, tapi sebuah kabin yang terletak di tengah hutan.

Ada banyak hal mengerikan yang Ahra temukan saat Sehun menahannya di tempat itu. Ahra bahkan mendengar sendiri bagaimana pria itu bernegosiasi dengan pelanggan yang berminat pada jasanya.

Bayaran yang diterima Sehun untuk satu kepala yang dibunuhnya juga tidak main-main, Ahra akui itu. Dia bahkan terkejut saat Sehun memilih menempati tempat sempit seperti kabin di tengah hutan itu dengan uang yang selama ini dia hasilkan dari 'bisnis' yang dijalaninya.

Setelah mengunci pintu apartemennya dan memasukkan benda kecil itu ke dalam tas yang sedang dia bawa, Ahra segera berbalik untuk meninggalkan apartemennya, tapi langkahnya terhenti saat dia melihat figur seorang perempuan berdiri di koridor gedung apartemennya.

"Ryu..?"

Ryujin hanya diam menatap dirinya—tak lama, gadis itu melangkah mendekat hingga mereka kini berhadapan.

Suaranya kemudian terdengar rendah mendesis, "Kau pikir kau siapa?"

PLAK!

Sebuah tamparan mendarat di pipi kiri Ahra—meninggalkan sebuah bekas kemerahan diatas kulitnya yang putih bak batu pualam.

Obsession • osh [ R/18+ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang