BAB I

0 0 0
                                    

"Aku takpernah berfikir bagaimana itu bahagia

Tapi, bolehkah sedikit berharap untuk itu?"

Prang!

Terdengar kembali pecahan kaca yang lagi lagi hancur di malam itu. Entah sengaja atau tidak, tapi itulah kenyataan yang setiap hari Rara dapati. Dan tak jauh, yang dapat ia lakukan hanyalah berlari mengandalkan rumah pohon miliknya, memasang erat headset di telinganya dan memjutar lagu kesukaannya. pertengkaran kedua orang tua Rara bukan lagi hal yang terdengar asing baginya. Melainkan aneh jikalau itu tak lagi terjadi di rumahnya. teriakan, tangisan, bahkan benturan benda benda yang dengan indahnya melayang dan membentur benda lainnya selalu Rara dengar entah malam bahkan mungkin pagi hari dikala ayahnya baru saja kembali dari tempatnya berkerja. dikala itu lah rumah pohon menjadi tempat satu satunya tempat berlindung dari banyaknya suara yang sungguh ia benci. tak jauh letaknya, hanya tepat berada di belakang rumah Rra.

***

"Rara jangan takut." Ucap seorang pria tua berkumis tebal pada Rara kecil. Melihat pria tua itu mengumpulkan banyak kayu membuat Rara berbinar serta bertanya tanya akan hal itu.

Apa yang akan ia lakukan pada kayu kayu itu? apakah akan ada istana disini? atau toko kue?

tanya Rara kecil pada dirinya sendiri. hanya saj melihat pria tua itu sangat asik dengan pekerjaannya Rara pun memutuskan untuk tidak bertanya saat ini. mungkin nanti atau mungkin ia akan menunggu saja sampai semuanya telah selesai.

hari ddemi hari berlalu dan bunga bunga pertanyaan itu tumbuh semakin besar dipikiran Rara kecil. Hingga akhirnya "Kakek!!" seru Rara yang tengah berlari kecil menghampirinya yang sedang bergulat dengan gergaji dan serbuk kayu yang berterbanyan terbawa angin. tubuh kecil Rara larut pada dekapan pria tua yang ia sebut sebagai 'kakek' tersebut.

"apa itu? Tanyanya sembari menunjuk tumpukan kayu yang kini mulai berubah bentuknya menjadi lebih indah. ia sudah tidak tahan lagi atas rasa penasarannya dan harap harap jawaban sang kakek adalah hal yang selama ini Rara pikirkan 'Toko kue!'

"Kakek mau bikin rumah pohon. Buat Rara." ujarnya sembari menyolek hidung kecil Rara.

"Rumah pohon!?" mata Rara kembali berbinar karena jawaban sang kakek ternyata melebihi apa yang telah ia pikirkan selama ini.

"iya." pria tua itu tersenyum melihat Rara kecil yang tak bias memalingkan matanya dari kayu kayu yang kini berada tepat di depan mata bundarnya. dan tak lama kemudian seulas senyuman manis terukir indah di wajah Rara kecil. ia tak tahu lagi apa yang harus ia katakana untuk mengutarakan kebahagiaannya. rara hanya bias memeluk kakekknya erat tanpa ada sepatah kata yang terucap dari mulutnya yang tak henti henti tersenyum lebar.

Dan inilah rumah pohon yang selalu ia singgahi. Rumah pohon yang kakek buat untuk Rara.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 15, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

my wishWhere stories live. Discover now