𝐊𝐏

KP 8

Porsche POV

Saya duduk di dekat Khun Korn saat saya melewati dan memeriksa dokumen di depan saya, baris demi baris dan mengamati ekspresi percaya diri namun tenang di wajah lelaki tua itu.  Aku melirik ke samping dan melihat sosok Kinn yang menonjol sedang duduk bersila dan masih menghindari menatapku.  Ketika saya melihat ini, saya harus menahan diri karena saya sangat ingin mengambil vas yang ada di atas meja dan melemparkannya ke kepalanya agar saya bisa keluar dari situasi ini.

Saat ini, keputusan awal saya untuk pergi diambil alih oleh tawaran menggiurkan dan kata-kata yang keluar dari mulut pemimpin senior keluarga ini, yang memiliki kepribadian persuasif.  Pada pandangan pertama, saya dapat melihat bahwa orang ini adalah seorang pengusaha sukses.  Khun Korn, yang merupakan ayah dari Kinn berhasil meyakinkan saya.  Sepanjang malam aku memikirkan tawarannya dan sekarang aku duduk di tempat yang sama denganku tadi malam.  Sebuah rumah besar dengan banyak penjaga yang berbaris di setiap sudutnya, didekorasi dengan mewah dengan cara yang membuat Anda tahu bahwa tingkat kemewahan ini sebagian besar dinikmati oleh pemilik kasino atau pebisnis sukses.  Saya perlu melihat lebih jauh nanti dan menjelajahi tempat saya sekarang berada.

"Jika Anda setuju dengan tawaran saya, Anda dapat menandatangani di sini."  Phi Chan mengarahkan.  Rincian dokumen termasuk asuransi jiwa bahwa jika saya meninggal, Che akan menjadi satu-satunya penerima dan menerima uang asuransi.  Membaca halaman ini membuat saya pusing.  Apa sebenarnya yang mereka harapkan saya lakukan untuk mereka?  Dalam dokumen-dokumen berikut diuraikan berbagai aturan dan tata cara, baik saat masuk maupun keluar rumah.  Kontrak tersebut untuk jangka waktu tetap minimal 1 tahun, namun jika kontrak dilanggar, saya akan dikenakan denda 200.000 baht.  Termasuk hari libur, dalam satu bulan, saya dapat mengambil cuti dua hari dan jadwal kerja adalah lima hari seminggu, saya dapat memilih hari.  Tapi ini menimbulkan masalah bagi saya sendiri.

"Tentang hari kerja, aku masih belajar, aku tidak bisa menghitung jumlah hari kerja..." kataku pelan, menggunakan pena untuk menunjukkan apa yang tidak bisa kulakukan.

"Itu tidak masalah; kamu bisa berada di shift malam ..." usul Phi Chan.

"Aku bisa memutuskan jamnya juga?"

"Di sini ada shift bodyguard 24 jam. Shift pagi dari jam 6 pagi sampai jam 6 sore, shift malam dari jam 6 sore sampai jam 6 pagi."  Khun Korn menjelaskan kepadaku.  Ini gila!  Apakah saya bekerja sebagai pengawal atau sebagai anggota staf 7/11?!  Tapi meskipun aku bisa berganti shift, sepertinya mereka bertingkah seperti bahkan ketika Kinn sedang tidur, seseorang akan mencoba datang dan membunuhnya.  Ini konyol!

"Tapi kalau saya shift malam dan siang hari saya harus belajar, kapan saya bisa tidur?"  saya bertanya dengan jujur.  Saya bukan Iron man, saya orang normal yang pasti butuh tidur, saya juga ingin istirahat!

"Sepertinya seseorang membuat alasan ketika mereka biasanya membual betapa terampilnya mereka ..." teriak Kinn dengan marah.

"Kamu perlu membuktikannya jika kamu bisa. Letakkan kata-katamu di mana mulutmu berada dan tunjukkan padaku!!!"

"Kamu yakin tidak bisa? Kinn bilang kamu bekerja di klub malam?"  tanya Khun Khorn.

“Biasanya saya kerja dari jam 8 malam sampai jam 2 pagi, tutup bar, lalu pulang tidur supaya bisa masuk kelas di pagi hari. Selain itu, saya bekerja di bar Jade dari Kamis hingga Minggu saja, sisa hari saya istirahat di rumah.  ."

"Pagi jam berapa kamu pergi ke kampus?"

“Senin, Selasa, Rabu, Kamis dan Jumat saya ada kelas sore,” jawab saya sedikit lebih sopan, karena saya merasa sangat diperhatikan oleh orang yang tidak biasa ini.  Yang saya katakan adalah waktu saya yang sebenarnya untuk belajar, jadwal saya sangat padat, dan dapat dikatakan bahwa waktu senggang saya hanya hari Sabtu dan Minggu.  Sementara itu, Senin hingga Rabu sangat sibuk dari pagi hingga sore.