3

236 45 0
                                    

"Areum-ssi"

"Ne, oppa? Oppa merindukanku? Kalau begitu, nado, aku tau oppa merindukanku dan menyesal karena bersikap cuek padaku" balas Areum pada Taeyong. Keduanya berada di cafetaria agensi yang kondisinya sepi. Hanya ada staf cafetaria saja.

"Maaf jika aku menyakiti hatimu, tapi tolong bersikap biasa saja" ucap Taeyong.

"Maksud oppa?" tanya Areum bingung.

"Maaf, maksudku, jangan salah paham. Aku tidak memiliki rasa apapun padamu. Aku tau kau menyukaiku. Tidak apa kalau kau menyukaiku, tapi jangan bersikap seolah kau kekasihku. Kita tidak dalam sebuah hubungan. Aku tidak ingin menimbulkan gosip" kata Taeyong panjang lebar, membuat gadis di depannya terlihat ingin menangis.

"Bukankah oppa menyukaiku? Oppa selalu memujiku dan memoerhatikanku. Kenapa oppa mempermainkanku?" kata Areum, wajahnya sudah memerah menahan tangis.

"Areum-ssi, aku tidak menyukaimu. Aku memang memujimu karena kinerjamu bagus, memperhatikanmu karena kau terlalu keras dalam berlatih. Tapi tidak hanya kau saja yang ku puji dan ku  perhatikan, teman segrupmu juga. Tolong jangan beranggapan kalau aku menyukaimu. Berhenti bersikap seolah kita sepasang kekasih." Jelas Taeyong dan berlalu darisana.

"Oppa bohong, oppa pasti menyukaiku!" teriak Areum tanpa tau malu, padahal staf cafetaria diam-diam memperhatikan obrolan mereka.

Taeyong menghentikan langkahnya. Kembali menuju idol yang sedang naik daun itu.

"Lihat, oppa kembali kan? Berarti oppa menyukaiku" ucap Areum penuh percaya diri.

"Areum-ssi, berhenti. Jangan terobsesi padaku. Karena aku risih. Dan satu lagi, aku sudah berkeluarga" perjelas Taeyong lagi, yang akhirnya membuat gadis di depannya menangis sesegukan.

Taeyong memang harus melakukan ini. Selain namanya yang diseret menjadi bahan gosip, juga takut menimbulkan skandal tidak jelas, ia juga risih dengan sikap Areum yang selalu manja dan menganggap hubungan mereka sebagai sepasang kekasih.

Tidak peduli itu akan menyakiti hati idol naik daun tersebut, tapi Taeyong tidak ingin gadis itu semakin terobsesi padanya.

Karena ia sadar, ia bukanlah pria baik-baik, ia brengsek.

Berkeluarga, ya? Kenapa kata itu terucap oleh mulutku?

•••

"Bagaimana dengan kamar ini? Aku merenovasinya dan kata Momo ini terlihat lucu" tanya Yuta pada Lisa. Menunjukkan hasil kerja kerasnya pada ibu 2 anak tersebut.

"Iya, Lili-chan. Ini lucu sekali kan?" tanya Momo pada Lisa.

Kamar tersebut di cat dengan warna biru langit. Di bagian atasnya di hiasi dengan awan buatan yang diberi lampu tumblr, dan terdapat hiasan bintang yang dapat menyala dalam gelap. Terdapat 2 buah tempat tidur bayi dan 1 sofa single di pojok kanan. Lemari mini warna biru, cermin, dan suncatcher.

"Aih, lihatlah dia malah menangis" ucap Yuta sambil terkekeh.

"Lili-chan, kau sering sekali menangis. Ayo tersenyumlah, sudah ku bilang jangan merasa tak enak dan sungkan pada kami" ucap Momo lembut. Sedang Lisa berusaha menghapus air matanya yang berjatuhan.

"Aku menangis karena bahagia, unnie, oppa, maaf jika aku sering menangis, terimakasih. Kamarnya sangat lucu. Jeno dan Yoshi pasti nyaman tidur disini." balas Lisa sedikit bergetar.

"Iya, tidak apa. Tapi usahakan untuk lebih sering tertawa ya?" balas Yuta yang dibalas kekehan oleh Lisa dan Momo.

"Baiklah kalau begitu, sebagai imbalan karena sudah berkeja keras untuk kamar ini, bagaimana kalau aku memasakkan kalian makan siang?" ucap Lisa sambil tersenyum semangat.

"Wah boleh sekali, sudah lama sekali sejak kau memasak disini. Aku rindu rasa masakanmu" balas Momo yang dicibir oleh sang kekasih.

"Aku yang bekerja keras, kenapa kau yang semangat sekali untuk imbalannya?" kata Yuta.

"Oh, jadi kau tidak ikhlas ya mengerjakan ini semua,? Kau membuat kami jadi tidak nyaman" balas Momo sengit.

"Hei sudahlah kenapa kalian malah meributkan itu. Ayo aku akan masak yang banyak." kata Lisa sambil meletakkan kedua bayinya di masing-masing box bayi yang ada.

Dulu saat masih gadis, Lisa tidak begitu lihai dalam urusan dapur. Paling-paling ia akan menggunakan dapur untuk membuat ramyun instan ataupun menghangatkan makanan yang disimpan ibunya dalam lemari pendingin.

Tetapi sejak ia mengetahui bahwa dirinya mengandung, Lisa bertekad untuk bisa memasak sendiri. Dipandu oleh Jennie dari Korea melalui panggilan video dan Momo yang setia mendampingi, Lisa sedikit demi sedikit mulai menunjukkan progress skill memasaknya.

"Woahh, sudah lama aku tidak menikmati hidangan Korea. Arigatou Lili eomma" ucap Momo kala Lisa selesai memasak beberapa hidangan Korea dan meletakkannya di meja makan.

"Aku terdengar tua jika unnie menyebutku seperti itu" balas Lisa sambil tertawa, yang akhirnya juga membuat Yuta serta Momo tertawa karenanya.

"Kau tidak minat membuka restoran, Lis? Masakanmu sungguh mengguggah selera" kata Yuta, lumayan kan kalau berbisnis.

"Heish, saranmu buruk sekali. Lili kan harus fokus menjaga Jeno dan Yoshi, mana ada waktu untuk bisnis sepertimu" balas Momo.

"Aku memberi saran pada Lisa, bukan padamu" sanggah Yuta sinis. Dan berdebatlah mereka karena itu.

"Astaga! Kalian kapan sih berhenti bertengkar? Augh, suka sekali meributkan sesuatu yang kecil. Kalian ini sepasang kekasih atau apa?" keluh Lisa, saking gemasnya pada pasangan di hadapannya.

Aku suka disini. Terimakasih sudah menyayangiku meskipun kalian sering bertengkar untuk hal yang tidak penting. Karena itu salah 1 hal yang menjadi hiburanku disini.

WISPYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang