Our Story 2 || Bab 2

439 87 2
                                    

Selamat Membaca Vreen !!

Follow & Vote Jangan Lupa !

Makasih Sama-Sama!

Makasih Sama-Sama!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁🍁

"Bagaimana rasanya Pak? Apakah ada perbandingan?" Tanya Dokter Aran pada pasiennya, sementara tangannya tidak berhenti menekan bagian-bagian yang di anggap sebagai titik beku penyakit dari pasien.

"Tidak ada yang berubah dok, semua sama aja" jawab pasien dengan senyum samar membuat Aran bisa melihat ketakutan dan juga kekhawatiran besar disana.

"Tidak apa, dan untuk obatnya masih sama seperti yang kemarin. Jadi mari kita lihat perkembangannya lagi dua bulan ke depan." jelas Aran sambil tersenyum lalu memperhatikan layar komputer.

"Baik dok." jawab pasien kembali tersenyum samar pada Aran. Senyum yang mampu melukai hati Aran.

"Aaah .. Dokter .." pasien itu kembali bersuara menatap Aran sedikit takut.

"Iya, ada apa?" Tanya Aran.

"Bagaimana dengan operasinya, Dok?" tanyanya sekali lagi kemudian mendapatkan senyuman dari Aran.

"Operasinya tidak perlu segera, namun kalau bisa semakin cepat maka semakin bagus." Jelas Aran berucap pada pasien pria yang hampir seusia ayah nya.

"Apa operasinya berbahaya?"  Tanya pasien pria tersebut yang hanya datang seorang diri. 

"Kami akan melakukan yang terbaik untuk anda pak" Jawab Aran dengan senyuman dan hanya diangguki oleh pasien tersebut.

"Pemeriksaan anda hari ini sudah selesai, terima kasih sudah datang," lanjut Aran dengan senyum ramah, pasien itu bangkit dari tempat duduknya dengan sedikit ringisan sakit Sebelum meninggalkan ruangan Aran dengan perasaan yang campur aduk.

Sama halnya dengan Aran, dirinya juga selalu ikut merasakan penderitaan pasiennya. Entahlah, namun setiap melihat dan menyaksikan bagaimana perjuangan pasien cancer nya maka hal itu selalu saja mengingatkan dirinya pada seorang gadis cantik bernama Christy yang kini sudah bahagia di surga.

Setelah itu, Aran kembali memperhatikan rekap medis setiap pasien sebelum akhirnya pulang lebih awal di karenakan jadwal dirinya hari ini hanya sebentar. Lagi pula waktunya kemarin sudah ia habiskan di ruang operasi jadi ini waktu untuk istirahat apalagi mengingat kejadian pagi tadi yang membuat mood nya berantakan dan tak bisa berkonsentrasi pada pekerjaannya.

"Lia, saya akan pulang lebih dulu untuk hari ini" Ucap Aran pada dokter yang seunit dengannya yang juga tak lain merupakan juniornya saat kuliah dulu.

"Baik dok, dokter Aran juga udah keliatan kecapen banget. Udah seminggu ini lho jadwal dokter bener-bener padat banget." Lia berucap dengan wajah gemasnya. 

Our Story 2 [ Hiatus ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang