[1]

3 0 0
                                    

Bandung 17 april

Brumm,,brummm,,,brummmm

Deruman mesin motor mengema di kediaman jovanes,membuat wanita paruh baya keluar rumah Dan melihat kebisingan apa yang terjadi di luar,saat ia melihat di luar tak di sangka² deruman motor yang begitu berisik itu berasal Dari mesin motor anak semata wayang nya sendiri.

"Askana,sudah berapa kali bunda bilang jangan terlalu berisik,kasian ayah kamu keganggu"ucap wanita paruh baya tersebut sembari berkacak pingang,askana yang merasa dirinya terpangil pun hanya memasang senyuman yang manis di wajah nya

"Hehe,maaf bunda Askana hanya mengecek mesin motor Askana saja"jawab Askana sembari mengaruk tengkuk nya yang nga gatal

"tidak apa² Kana,ayah tidak terganggu dengan deruman mesin motor mu itu"balas pria baruh baya yang sedang terduduk di kursi roda

"Ayah,kok ada di sini"ucap Askana sembari memarkirkan motor sport nya dan mendekati pria yang ia pangil ayah itu

"Kenapa? ayah bosan di kamar sekali² boleh lah di luar"ucap pria tersebut sembari tersenyum manis

"oh hallo tuan Savian Jovanes anda sedang sakit jadi saya tidak mengizinkan anda untuk keluar dari rumah ini"ucap Askana dengan bahasa formal nya Savian yang mendengar sang anak berkata seperti itu pun terkekeh geli,lantaran baru kali ini ia melihat anak semata wayang nya itu berbahasa formal

"oh hello Nona Gemma Askana Jovanes kenapa saya tidak di perboleh kan keluar dari kandang ini?"ucap Savian sembari terkekeh Sekar yang menyaksikan perdebatan kecil antara ayah dan anak ini pun tersenyum simpul,ia tidak bisa membayangkan bagaikan nasib nya jika ia jauh Dari orang² yang ia sayang

"Oh ya? apa rumah ini Kau bilang kandang?"ujar Sekar sembari berkacak pingang

"B-bukan se-"

"Baiklah tuan Savian,saya dan Kana akan pergi dari kandang ini"ujar Sekar bergurau sembari meninggalkan Savian di luar rumah dan tidak mengubris teriakan Savian

"E-eeeh bundaa kasian ayah tau"ucap Askana sembari melepas tangan sekar,Askana kembali ke luar rumah untuk melihat ayah nya,namun ia sama sekali tidak menemukan kehadiran ayah nya di tempat tadi?

"Ayahhh!!"teriak Askana

"Ayahhhh!!"

"Ay-"

"Sudah teriak nya hm?"tanya Savian setelah melihat putri semata wayang nya itu berteriak tak jelas

"Hehe,kana pikir ayah di culik"ucap Askana

"haha,itu tidak mungkin ayah mu ini kan kuattt"ucap savian sembari menunjukan otot² nya yang sedikit kekar itu,karna penyakit semakin lama,semakin kurus badan nya

"ahaha sekuat apa dirimu ayah?"tanya Askana

"ayah dulu sangat kuat,bahkan waktu SMA ayah lah yang mengalahkan anak² geng sebelah karna berusaha mengoda bundamu"ujar savian sembari mengingat² kejadian laluu

"Benarkah? Kana itu semua hanya bualan ayah mu saja,ayah mu sama sekali tidak menolong bunda,ia malah mengejek bunda"ucap sekar se cara tiba²

"eh,bagaimana itu benar sayang,aku yang menolong mu saat anak² geng sebelah mencoba mengodamu"bela savian

"Itu bohong kau malah ikut mengodaku"ujar sekar setelah itu mereka tertawa bersama sembari ber pelukan Satu sama lain

"Ayah harap,hidup ayah lebih lama lagi...."lirih savian di selah² pelukan mereka

"ayahh,apa yang ayah katakan? ayah akan sembuh Askana akan melakukan apapun untuk kesembuhan ayah"ucap kana dengan mata yang berkaca²

"Iya mas,benar apa kana kamu tidak boleh berbicara seperti itu"ucap sekar yang imut terisak

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

aku , senja , dan hujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang