White Paper : Jennie - Lisa (1)

11.3K 1.2K 479
                                    

Tittle : White Paper (Twoshot)

Main Cast : Nam Jennie, Nam Lisa

Genre : Angst, Family

---

Kertas putihnya masih bersih. Belum ada kenangan indah yang tertulis.

---

"No! Don't touch me with your hands, poor!"

Gadis itu memekik heboh ketika seseorang yang tak sengaja menumpahkan saus tteobokki ke kemeja mahalnya hendak menyentuh dengan menggunakan tissue. Berniat membersihkan, namun Lisa justru menolak kebaikan itu.

"Get out from here, bitch!" Tatapan yang tajam itu membuat gadis dengan name tag Lee Aira ketakutan.

"Mi-Minahae, Lisa-ssi. A-Aku---"

"Maafmu tidak bisa membeli kemejaku ini. Dasar, miskin!" Lisa mendengus kesal. Ia mengabaikan seluruh tatapan penghuni kantin yang tertuju ke arah mereka. Sebagian besar cukup kasihan dengan Lee Aira yang harus berhadapan dengan Nam Lisa yang angkuh.

"Pergi sana!" Pengusiran itu membuat Lee Aira memundurkan langkahnya, lalu berjalan cepat agar Lisa tak melihat sosoknya lagi.

Menghela napas, Lisa menerima tissue basah yang salah satu temannya sodorkan. Membersihkan kemeja putih itu dengan perasaan kesal.

"Kemeja 2 juta won mu malang sekali, Lisa-ya." Temannya, Kang Eunha meringis melihat kemeja mahal temannya yang harus kotor.

Mengetahui harganya saja, saat pertama kali Eunha dan kedua temannya yang lain merasa pusing seketika. Apalagi saat melihat kemeja itu harus kotor oleh saus tteobokki yang tak ada harganya di mata Lisa.

"Aku tak tahan dengan pakaian seperti ini. Aku membolos saja." Keputusan Lisa tak membuat kaget ketiga temannya. Ia memang sering membolos. Lebih tepatnya, sering melakukan hal sesuka hati karena ayahnya adalah salah satu donatur terbesar di sekolah itu.

"Ingin kami temani?" Im Mina bertanya. Lagi pula jika membuat masalah dengan Lisa, ia tak akan rugi. Selain mendapatkan jajanan gratis dari teman terkayanya itu, ia juga bisa menghindari pelajaran memusingkan tanpa memdapatkan amarah.

"Tidak. Aku akan pulang saja."

"Tumben sekali. Biasanya kau tak betah berada di rumah karena kakak penyakitanmu itu." Luda merasa heran. Karena selama dua tahun berteman, Lisa selalu bicara bahwa ia benci ketika berada di rumah dan mendapati sosok lemah kakaknya.

Mereka cukup paham, mengapa Lisa tak menyukai Nam Jennie. Sejak kecil, kedua orang tua mereka lebih menyayangi Nam Jennie dibandingkan Lisa. Apalagi ketika kakaknya itu terdiagnosa mengidap kanker tulang sejak lima tahun lalu. Lisa semakin dilupakan.

"Ah! Menyebalkan. Kapan gadis itu mati?" Lisa mengeluh, lalu meninggalkan ketiga sahabatnya di kantin sekolah itu.

...........

Sampai umurnya menginjak delapan belas tahun, ia tak pernah begitu mengerti apa arti sebuah keluarga. Selama ini, ia hanya tahu bagaimana caranya senang dengan semua uang yang ayah dan ibunya berikan setiap bulan.

Ia memang senang dengan itu. Walau dalam lubuk hatinya yang paling dalam, ia berasa begitu sesak saat kedua orang tuanya tak pernah memberikan sebuah pelukan.

Menjadi anak bungsu dari pasangan Nam Johyuk dan Lee Sungkyung tak membuat Lisa menjadi sosok anak bungsu seperti kebanyakan orang.

Ia justru dituntut untuk menjadi sosok anak sulung, karena kakak satu-satunya tak bisa melakukan peran itu untuknya.

The Box Of StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang