Butterfly : Rosé - Lisa

5.7K 747 265
                                    

Tittle : Butterfly

Genre : Sad, Family

Main Cast : Park Chaeyoung, Park Lisa

"Terima kasih sudah membuatku menjadi indah seperti kupu-kupu. Terima kasih sudah membuatku merasa terbang bebas seperti kupu-kupu. Dan terima kasih sudah mengajarkanku banyak hal berharga di waktu yang singkat."

-----

"Kupu-kupunya indah." Suara merdu itu bergabung bersama tiupan angin di sore hari.

Lisa tersenyum mendengar penuturan saudara kembarnya. Ikut memandang seekor kupu-kupu berwarna biru yang sedang hinggap pada bunga mawar.

"Tidak sebentar waktu mereka untuk bisa menjadi indah." Lisa membalas.

"Menjadi telur, lalu ulat, kemudian larva, kepompong, hingga akhirnya berhasil merubah diri mereka menjadi sangat indah. Proses itu... Rasanya tak mudah untuk dilalui." Gadis berponi tipis itu melanjutkan kalimatnya.

Kemudian, Chaeyoung beralih memandang wajah adik kembarnya dari samping. Sosok itu tak kalah indah di matanya. Sosok yang selalu mengajarkannya banyak hal sederhana, namun berharga.

"Aku ingin menjadi kupu-kupu." Chaeyoung kembali menyeletuk, membuat Lisa menoleh dan melemparkan senyum tipis.

Indah sekali. Batin Chaeyoung berteriak. Tatkala melihat senyum yang tak bisa selalu ia lihat. Maka itu, Chaeyoung rasanya tak mau menyudahi sore ini. Menatap senyum yang akan hilang sebentar lagi.

"Tapi kau harus siap dengan proses panjangnya."

Chaeyoung menghela napas samar, ketika senyum Lisa benar-benar menghilang. Ia kemudian menaikkan tangannya, menyentuh wajah lembut Lisa dan merabanya.

"Sepanjang atau seberat apa pun, kurasa tak apa asal kau ada di sisiku." Tangan Chaeyoung berhenti di bibir Lisa, saat adiknya itu kembali tersenyum.

"Aku percaya, Chaeyoungku akan bisa menjadi seindah kupu-kupu." Senyum Lisa itu, Chaeyoung segera merekamnya dengan jemari. Meraba lekukan yang entah kapan bisa ia lihat lagi.

"Lisa."

Lisa menoleh ketika sang kakak memanggilnya dengan suara lebih serius.

"Dibandingkan kupu-kupu, senyumanmu lebih indah. Bisakah untuk terus menampilkannya, alih-alih menyembunyikannya terus menerus?"

Menggulum bibirnya, Lisa beranjak berdiri. Memilih menapak pada pinggir danau. Membiarkan Chaeyoung hanya memandang punggung kurusnya.

"Chaeyoung-ah, aku hanya akan mengatakan ini sekali. Rahasiaku." Tanpa memandang wajah Lisa, Chaeyoung bisa mendengar suara Lisa sangat lembut menyapa telinganya.

"Walau aku terlihat tidak peduli, tapi aku terus berdoa pada Tuhan. Untuk membuatmu seindah kupu-kupu kelak. Juga... Melewati kesusahanmu yang selama ini membelenggu."

Chaeyoung tahu, walau Lisa tak memgatakannya. Sang adik memang terkesan cuek, namun dalam diam dia selalu menyayangi kakak kembarnya itu.

"Aku tahu, Lisa-ya. Sekali pun kau tak mengatakannya. Karena kita... Adalah satu."

..........

The Box Of StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang