2

19 6 0
                                    

Kipas angin<3
|Kak!! nanti bareng ya pas latihan.

Me :
| Oke, pas!!

Diana bersiap-siap untuk berangkat latihan dirinya membuka lemarinya lebar-lebar lalu memilih baju jersey yang akan ia gunakan. Diana mengamati satu-satu jerseynya lalu tersenyum kala melihat jersey yang akan ia gunakan.

" Udah lama nggak pakek ni baju, pakek ah!!" ujarnya pada dirinya sendiri lalu mengganti pakaiannya.

Diana tersenyum kala melihat penampilan nya di pantulan kaca. Setelah puas Diana keluar seraya menggendong tas yang berisi alat panahan.

"Hai!!" sapa cewek itu kepada cowok yang sedang nangkring dengan santai di atas motor.

"Udah siap?"

"Dah!!"

" Ya udah atuh hayu kita gaskuen, sekarang." Kata Kefas dan di angguki oleh Diana.

Setelah menempuh waktu 30 menit akhirnya mereka berdua sampai di tempat latihan semua mata menuju kearah mereka berdua, terdengar suara siulan dari bibir Sakti yang menggoda mereka.

"Anjay!!" teriak Sakti kuat ingin sekali rasanya Diana menyumpal mulut tersebut dengan kaki boto ijo.

"Berangkat berdua,"

"Pulang berdua,"

"Kemana-mana selalu berdua," ucap Sakti menatap keduanya, "tapi kok nggak jadi-jadian." Lanjut cowok berbadan gempal itu.

Diana terdiam kala mendengar ucapan Sakti ada benarnya yang di ucapkan dengan laki-laki itu. Dirinya dan Kefas kemana-mana selalu berdua seperti orang berpacaran namun, aslinya? tidak!!

"Mending lo diem deh, nggak usah bacot!!" kata Kefas ketus. "Lagian nih ya, nggak mungkin gue suka sama kakak gue sendiri." Lanjut cowok itu. Diana yang berada di sampingnya refleks menoleh kearah Kefas mati-matian Diana menahan air matanya agar tidak jatuh.

"Nggak ada yang nggak mungkin di dunia ini!!" ujar Diana lalu pergi meninggalkan mereka berdua. Kefas dan Sakti menatap satu sama lain.

Diana merakit busurnya dengan air mata yang meluncur begitu saja sesekali dirinya mengusap air matanya agar tidak ada orang yang tau bahwa dirinya sedang menangis.

"Kak," panggil orang itu.

"Hmm?" gumamnya.

"Kakak nangis?" tanya cowok itu.

"Nggak!!" bohong Diana.

"Kakak nggak usah bohong!!" laki-laki itu terus menatap Diana dirinya tau bahwa perempuan itu sedang menangis.

"Kalau aku bilang nggak ya nggak!!" kesal Diana lalu berjalan pergi menuju sasaran yang akan ia panah.

Diana terus menggelengkan kepalanya saat semua anak panah yang ia tembak selalu keluar.

"Diana fokus!! kamu ini kenapa?" tanya coach kepada Diana.

"Nggak papa coach, saya minta maaf."

🌼🌼🌼

Diana menatap kosong kearah depan ia sengaja berangkat pagi agar tidak bertemu dengan Kefas cowok yang ia cintai secara diam-diam. Tak terasa air mata mengalir begitu saja Diana mengusap air mata lalu menelungkupkan kepalanya di atas lipatan tangannya.

Diana teringat kejadian tadi malam dimana kedua orang tua bertengkar karna masalah ekonomi, hingga tadi pagi pertengkaran itu bukannya padam malah semakin di besar-besarankan. Sehingga membuat ibunya membanting piring hingga pecah berkeping-keping.

"Ya Allah, Diana capek.." lirihnya.

"Sama." Celetuk seseorang yang pastinya Diana kenal siapa orang itu.

"Kok, tumben berangkat pagi-pagi?" tanya orang itu namun tak di jawab oleh Diana dirinya masih setia dengan posisi kepala yang ia tenggelamkan di lipatan tangannya.

"Kak, Lo marah ya sama gue?" tanyanya namun tak di respon oleh Diana.

"Kak ja-"

"Kamu bisa diem nggak sih?! aku lagi pusing!!"

Kefas menghela nafas dengan gusar lalu menarik bangku yang kosong dan duduk di samping Diana.

"Kakak ada masalah, hm?" tanya Kefas seraya mengusap kepala Diana yang dibaluti oleh jilbab berwarna putih. Diana menahan sesak di dadanya, kenapa laki-laki ini selalu bersikap romantis padanya? apakah ia tidak tau bahwa dengan sifatnya yang begini bisa membuatnya ge'er.

"Nggak ada."

"Bener?"

"Iya, Pas." Jawab Diana.

"Anjay!! pagi-pagi udah berduaan aja." Kata Gaby yang masuk kedalam kelas dan langsung di perlihatkan pemandangan seperti tadi.

"No ingri kak." kata Kefas lalu beranjak dari duduknya.

"Kak, gue ke-kelas dulu ya." Pamitnya pada Diana sebelum pergi Kefas menyempatkan untuk mengusap kepala cewek itu.

"Orang mah di kasih kepastian, nggak cuma ngebaperin doang!!" ngegas Gaby pada Kefas.

"Bacot dek!!" lalu pergi meninggalkan Gaby dan Diana.

Gaby mendekat kearah Diana yang terlihat pucat hari ini. " Lo nggak papa?" tanya Gaby.

"Nggak papa kok, by." Jawabnya di akhiri senyuman.

"Emangnya Lo nggak capek mencintai dalam diam terus?"

"Capek!! capek banget malah," jawabnya cepat.

"Kenapa lo nggak uncrush aja?"

Diana tersenyum kecil, " nggak semudah yang kamu bayangin by." Sudah 2 Tahun Diana menyukai Kefas tapi dirinya tak ada keberanian untuk menyatakan cintanya atau sering kita bilang confes.


Jangan lupa untuk vote dan komen 😄💘
Menurut kalian gimana bagus nggak cerita nya?
Semoga suka 💘💘💘

-Lpoykywo

Diana Dan CeritanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang