Prolog

90 9 2
                                    

     Disebuah jalan kecil dalam lingkup 1 komplek perumahan, malam itu tengah dibuat sebuah acara perayaan tahun baru yang melibatkan seluruh penghuni perumahan itu dalam pesta kecil-kecilan. Semua nampak berbahagia sambil menyalakan api sedang di beberapa tong minyak bekas yang sudah disiapkan kemudian menyalakan kembang api dengan api itu, semua begitu antusias dan menikmati acara itu dengan tawa bahagia

     Namun siapa sangka acara mereka itu harus berakhir sebab datangnya tamu tak diundang yang membuat kekacauan, seseorang memakai jaket hitam yang tudung kepalanya menutup setengah wajahnya dan memakai masker dengan warna senada untuk menutupi sisa bagian wajahnya yang tak tertutup

     Mata orang berjaket itu begitu teliti memandang sekitar dari cela tudung jaket nya, langkahnya terhenti ketika telah menemukan targetnya yang merupakan alasan ia memasuki area pesta itu. Merasa diperhatikan, targetnya itu menoleh dan terkejut. Nampaknya ia sudah tau kalau orang berjaket itu adalah ancaman untuknya, terbukti dengan dirinya yang mulai mengendap mundur untuk mencoba melarikan diri dalam kerumunan orang-orang

     Akan tetapi, orang berjaket itu tidak ingin memberinya kesempatan untuk lepas begitu saja. Dengan sigap ia langsung bergegas mengejar targetnya itu diantara kerumunan orang. Orang-orang yang sibuk pada kegiatan masing-masing tak begitu menghiraukan aksi kejar-kejaran itu, namun sang Ibu dari target itu melihat kejadian itu dari teras rumahnya dan nampak terkejut dengan raut wajah panik. Ia segera memanggilnya putra keduanya yang kala itu hendak menyalakan kembang api besar dengan teman-teman nya didekat rumah

" Nak, kakakmu dalam bahaya!" Ucap sang Ibu memberi tau

      Sepertinya keluarga kecil yang hanya terdiri dengan sepasang kakak-adik dan seorang Ibu itu sudah tau akan masalah yang menimpa putra sulung keluarga mereka dan membuat nyawa si sulung itu terancam. Mendengar ucapan Ibunya itu, si bungsu yang kelihatannya baru menginjak bangku SMA itu nampak terkejut. Ia membuang begitu saja kembang api ditangannya dan langsung berlari kedalam rumah

" K-kau mau kemana nak?" Tanya ibunya keheranan dan segera bergegas menyusul anak bungsu nya itu kedalam

     Dilain sisi lain, si sulung telah terjebak ke jalan buntu dan terkepung oleh orang berjaket itu. Sekarang yang bisa dilakukan oleh si sulung itu hanyalah mengharap belas kasihan. Ia berlutut didepan orang berjaket itu dengan tangan yang saling ditangkupkan

" Terry, kumohon ampuni aku. N-nee, aku telah melakukan kesalahan. Katakan pada tuan Caesar aku tidak akan mengulangi kesalahan ku, kumohon "

     Seakan tuli, orang berjaket yang dipanggil Terry oleh si sulung itu hanya diam dan mulai menuangkan sebotol minyak tanah yang ia temukan milik para warga untuk menyalakan api tadi ketubuh si sulung itu

" Kumohon, Terry. Kumohon!. Oh Lord, tolong selamatkan aku " ucap si sulung itu sambil bersujud masih dengan tangan yang ditangkupkan

" Hm? Kau bilang apa tadi?" Tanya Terry dengan pembawaan santainya seperti biasa membuat si sulung sedikit tersentak dan perlahan mengangkat kepalanya untuk menatap Terry

" A-apa?.." si sulung nampak kebingungan

" Kau tadi berdoa pada Tuhan Untuk menyelamatkan mu,hm?" Tanya Terry memastikan

" N-nee.." jawab si sulung itu sambil menatap takut pada Terry yang mulai berjongkok didepannya untuk menyelaraskan tingginya dengan si sulung yang tengah berlutut

" Hahh...berdoalah pada angin, karena hanya angin yang akan memutuskan bagaiman nasibmu ditanganku " ucap Terry sambil menyalakan sebuah korek api

" A-andwae..Te-Terry!" Si sulung mulai panik begitu melihat api telah menyala pada sebuah korek api ditangan Terry yang bisa saja membakarnya kapanpun

VillainsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang