[ Kecil ]

2.6K 82 1
                                    

RenhyuckChen, Harshword, fiksi, lokal, asrama, ignore the time stamp, long chap : 1894 word

Main :

Haechan : Haidar Syandana Oktavian

Renjun : Revandyra Kalingga Hiresh

Chenle : Caefano Zaresha Hiresh

Fig :

Jaemin : Nafiar










✨🙇‍♀✨











"Woi napi!," teriakan Haidar terdengar melengking disepanjang lorong sekolah yang sudah terlihat sepi itu, tentu saja sepi sekarang jam sudah menunjukkan pukul 18.25

"Napi napi pale lo, gw gampar ye mau lo?," Nafi berkata dengan mata melotot tajam kearah Haidar dan dibalas cengiran tanpa merasa bersalah oleh sang bocah bersurai madu.

"Ngapa lo teriak-teriak begitu?," lanjutnya.

"Gw mo minta tolong, pi," pinta Haidar dengan mata memohon.

"Bangsat sebut nama gw yang bener dulu lo, baru gw tolongin," matanya kembali melotot kesal kearah Haidar, teman masa kecilnya ini memang terkadang suka membuat darahnya naik hingga keubun-ubun.

"Hehe, Nafiar ganteng gw mo minta tolong sama lo boleh ya? ya ya?," Haidar kembali memohon dan dibalas dengan senyum bangga oleh Nafiar.

"Nah gitu dong, mo minta tolong apaan lo?," Nafiar sekilas menengok kearah Haidar lalu kembali fokus untuk mengambil satu puntung rokok disaku seragamnya.

"Jadi gini, ada kakel, cantik boy bodynya juga behh, gw mo minta nomornya ke lo-,"

"Lah anjir? Kok gw? Mana kenal gw mah, sapa sih emang?," Haidar ini aneh, dia aja yang social butterfly kaga tau apa lagi Nafiar yang intropert ini.

"Sabar anjing gw belom selesai ngomong, pas itu gw pernah liat lu sama ni dua kakel ngobrol ditaman belakang pas hari Rabu, jadi gw pikir lu deket ama mereka," si Nafiar ngangguk-ngangguk, eh sabar....

"Kak Revan sama kak Fano?," Nafiar menyesap rokoknya lalu menghembuskan asap rokoknya, agar tidak mengenai wajah sahabatnya ia menoleh kearah yang berlawanan dengan Haidar.

"Gw kaga tau njir, makanya gw minta nomornya ke elu, biar bisa kenalan,"

"Siniin hp lo," Haidar dengan cepat langsung memberikan ponselnya kepada sang sahabat. "Ini dua-duanya mo lo gebet?," Haidar mengangguk mantap.

"Kalo bisa dua-duanya kenapa engga?," Nafiar tersenyum mengejek kearah Haidar.

"Terakhir ni orang dua pacaran ama cewe loh, keknya lo yakin bener mereka bakal suka sama lo? lo kan cowo," setelah selesai memberikan nomor kedua pria yang sedang diincar sahabatnya, ia mengembalikan ponsel Haidar kembali.

"Ya coba aja dulu, kalo ga berhasil ya berarti gw kaga beruntung," Haidar mulai membuka dua kontak yang baru saja ia dapat.

"Lu ada fotonya ga, naf? Gw mo liat dong," Nafiar mengangguk, lalu mengambil ponsel yang ia taruh disaku celananya, kemudian menunjukkan foto kedua pria yang jika dilihat cukup cantik untuk ukuran pria.

Haechan and His LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang