Bab 1. Hari Pertama Sekolah

7 3 11
                                    


•Tahukah kamu? Masalah mengajarkan kita menjadi dewasa, oleh karena itu sering-seringlah bermasalah•

.
.
.

Pagi Hari...

Terlihat seorang gadis nakal dengan santainya mengangkat kakinya di atas meja sambil menikmati sarapan paginya.

Setelah hampir setengah jam berdebat dengan sang mama, akhirnya ia pasrah dan mengikuti perintah mamanya untuk bangun dan bersiap ke sekolah.

Gadis itu bernama Felicia Angelica, atau kerap di panggil Cia, gadis bar-bar yang memiliki otak setengah miring dan hidupnya dipenuhi candaan dan pertanyaan tak berguna.

"Cepet makannya, nanti berangkat sekolahnya bareng papa" ucap sang mama sambil menatap putri semata wayangnya itu.


"Huhhh maaa, apa gak boleh sekolahnya di tunda satu tahun lagi? Masih ngantuk lohh" dengan malas Cia melebarkan matanya sambil sesekali mengacak rambutnya.


"Cia, mending kamu gak usah banyak bercanda! Umur kamu udah 18 tahun Cia!"

"Emang hubungannya sama umur apaan? Gak ada kan? Mama cantik aku males sekolah"


"Inget ya, kamu udah pindah sekolah 5 kali tahun ini, apa gak malu sama tetangga?"

"Ngapain malu? Malahan aku bangga tuh, stay cool gak usah mikirin yang lain ma" sahut Cia sambil memajukan dadanya.

"Udahlah, mama capek debat sama kamu, mending cepet habisin makanannya" pasrah mama Cia sambil berjalan meninggalkan putrinya yang sibuk mendengus.


"Okeyy, yang capek kan mama bukan aku"


"Kalo bukan anak udah mama banting kamu Felicia Angelica" kesal mamanya sambil meninggalkan gadis itu.


"AKU TAHAN BANTING KOK MA, BANTING AJA KALO MAMA GAK ENCOK HAHAHA" teriak Cia diikuti gelengan sang papa.


"Kamu ini dari dulu gak pernah berubah ya, selalu aja begitu untung mamamu sabaran orangnya" tegur papa Cia.

.

.

.

Setelah selesai sarapan Cia dan papa Bagas pun di antar sampai di depan rumah oleh mama tercinta.

"Hati-hati dijalan ya, inget papa jangan ngebut-ngebut bawa mobilnya" nasehat mama yang tak pernah ia lupa.

Setiap hari, mama selalu mengatakan itu jika papa ingin pergi ke kantor bahkan bisa diingat mama mengucapkan 11 kata yang terdiri dari 52 huruf.

"Iya mama sayangg"

"Mama baik-baik ya dirumah, jangan stress ya ma, doain semoga Cia bisa dapet ranking 1 enam bulan kemudian"

"Ranking 1 dari belakang yang ada"

Ketiga orang itu tertawa, walaupun mama sering kesal karena sifat Cia yang tak pernah berubah, ia sangat menyayangi Cia karena hanya Cia anak satu-satunya.

Setelah berpamitan dan cipika-cipiki Cia langsung masuk kedalam mobil papanya, disusul sang papa. Papa menjalankan mobilnya dengan kecepatan rata-rata sesuai dengan apa yang dikatakan istrinya. Cia hanya fokus memandangi padatnya jalanan, karena ini hari senin, banyak yang pergi bekerja dan bersekolah sedangkan papa fokus menyetir.

"Pa, Cia turun disini aja ya"

Papa yang bingung dengan permintaan putrinya itupun mengernyitkan keningnya seolah bertanya kenapa? padahal sekolah Cia berjarak sekitar 20 meter dari tempatnya saat ini.

"Emm itu pa, Cia ada janji sama temen mau masuk sekolah barengan, nahh gitu" jelas Cia sambil tersenyum manis memperlihatkan giginya yang berjumlah 24 biji.

"Beneran? Kamu gak bohongin papa kan Ci? takutnya nanti kamu malah keluyuran gak jelas" papa yang ragu menatap Cia dengan penuh selidik, ia tidak mudah percaya begitu saja pada putri semata wayangnya itu. Ia tahu putrinya adalah gadis yang suka berbohong dan berpura-pura polos.

"Beneran papaku sayang, Cia gak bohong. Udah deh mending papa ke kantor sana! katanya ada meeting nanti di tunggu lohh" ucap Cia sambil menunjukan dua jari telunjuk dan jari tengahnya membentuk huruf V.

"Yaudah, kalo gitu papa berangkat ke kantor sekarang, kamu belajar yang bener ya! Cari temen baik dan jangan bikin ulah, ngerti?"

"Siap pak boss!!"

Cia langsung mengecup pipi papanya dan keluar dari mobil papanya, melihat mobil papanya yang mulai menjauh.

Cia mengedarkan pandangannya, ia tersenyum senang saat melihat penjual bakso yang ada di sebrang jalan. Dengan secepat kilat ia langsung menyebrang tanpa memperdulikan gerbang sekolahnya yang akan segera ditutup oleh satpam penjaga sekolah.

"Om, baksonya dua ya?"

"Emang satunya buat siapa neng?"

"Buat saya lahh om"

"Baksonya jangan pakek kol, sausnya seujung sendok, kecapnya banyakin dan bawang gorengnya setengah toples ya om, jangan lupa! Baksonya jangan dikasih mie, ngerti?"

"Iya neng iya"

Setelah baksonya jadi, Cia langsung memakan dua mangkok sekaligus, bayangkan kedua tangannya memegang garpu.

Dengan begitu enjoy dia menyuapkan pentolan bakso tersebut ke dalam mulutnya, penjual bakso hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah gadis ini, seperti orang kelaparan saja.

Tiga puluh menit pun berlalu, Cia sudah selesai dengan baksonya, ia langsung menghampiri penjual bakso tersebut untuk membayar.

"Berapa om?"

"50 ribu aja neng"

"Nih, ambil aja kembaliannya"

Cia memberikan uang satu lembar berwarna merah senilai 100 ribu rupiah. Penjual bakso itu tersenyum dan mengucapkan terimakasih berkali-kali.

"Doain saya dapet cogan di sekolah di ujung sana ya om, kali aja doa om bisa terkabul" ucap Cia sambil tersenyum.

"YATUHANN neng, bukannya ntu sekolah udah tutup dari tadi? Mungkin udah pada belajar neng"

"Santai om, nanti kan bisa manjat pagar sekolah, gak tinggi kok cuma 2 meteran aja"

__________


Silimit diting di ciriti iithir yii giiss, jingin lipi intik kimin din viti kiryi iithir, kimin sibinyik-binyiknyi, Yihiiiii!!!
👁️◡👁️





Crazy Wife Si Ketos LetoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang