❛❛ 𝐈𝐧𝐢 𝐛𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚, 𝐤𝐚𝐰𝐚𝐧. ❜❜
Buku ini hanyalah sebuah buku berisi jawaban saya dari pertanyaan-pertanyaan yang ada di list prompt jurnal wibu dari project kepenulisan bernama Nakano District.
❛❛ Ceritakan tentang chara 2D yang jadi cinta pertamamu.❜❜
⋆ ˚。⋆୨୧˚ ˚୨୧⋆。˚ ⋆
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
⋆ ˚。⋆୨୧˚ ˚୨୧⋆。˚ ⋆
Chara 2D yang menjadi cinta pertama? Dalam artian lain, husbu pertama saya, bukan? Oke-oke.
Hm, husbu pertama ... oh! Husbu pertama saya adalah Arima Kousei dari anime "Shigatsu wa Kimi no Uso" atau biasa dikenal dengan sebutan "Your Lie in April". Alasan saya jatuh cinta kepada karakter ini kala itu cukup sederhana, yaitu karena warna mata, suara dan mengenakan kacamata.
Akan saya jelaskan satu per satu.
Sedari dulu, sejak masih kecil dan masih menonton film Disney dan Barbie, saya selalu menyukai karakter yang memiliki mata berwarna biru. Terlepas dari kesukaan saya terhadap warna biru, mata dengan warna tersebut entah mengapa selalu membuat saya kagum dan terpikat. Seperti, enak saja begitu dipandang. Itulah alasan pertama saya jatuh cinta pada karakter yang jenius dalam bermain piano ini.
Alasan kedua adalah karena suaranya. Arima Kousei disuarai dan diperankan oleh Natsuki Hanae― pengisi suara yang dikenal mengisi karakter-karakter terkenal seperti Kaneki Ken dari "Tokyo Ghoul", Kamado Tanjiro dari "Kimetsu no Yaiba", Vanitas dari "Vanitas no Carte", dan lain-lain.
Saya menjadi penggemarnya sejak menonton anime ini (yang notabene menjadi awal dari saya mulai menjadi seorang wibu), suaranya yang terkesan lembut, khas dan enak didengar membuat saya terkagum-kagum. Sejak saat itulah, saya menjadikan seiyuu atau pengisi suara sebagai acuan untuk menonton suatu anime. Walau alur, plot maupun visualnya buruk, akan tetap saya tonton demi mendengar suara-suara dari para seiyuu favorit saya.
Alasan ketiga mengapa saya jatuh cinta pada Arima Kousei adalah karena mengenakan kacamata. Entah mengapa dalam pandangan saya, orang yang mengenakan kacamata itu tampak keren atau manis. Apakah mungkin saya punya fetish terhadap kacamata? Entahlah. Hm, selain itu. Karakter ini juga mengingatkan saya akan gebetan saya sewaktu duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama― yang notabene juga mengenakan kacamata.