7.

7.3K 679 6
                                    

"Duchess, saya sudah melakukan apa yang Anda minta," sapa suara bariton membuat wanita yang duduk di atas kursi roda memutar tubuh.

Wanita itu, Elina Wilton. Wanita yang sedari sepuluh tahun yang lalu hanya bisa duduk di atas kursi roda karena penyakit yang dideritanya. Terbatuk lemah, Elina mengangguk senang mendengar kabar yang dibawa Alaric.

"Baguslah, dia adalah berlian yang berharga."

Elina tersenyum lembut. Alaric duduk bersimpuh, menggenggam kedua tangan wanita berparas jelita dengan wajah pucat itu.

"Sejenak, ketika melihat Lady Arletta, itu mengingatkanku padamu sepuluh tahun yang lalu, Duke. Kau masih sangat kecil ketika kejadian tragis itu terjadi."

"Duchess tidak perlu mengingat kenangan buruk itu," cegah Duke Wilton mengangkat wajahnya. "Jika bukan karena Duchess, aku juga tidak mungkin mendapatkan gelar Duke dan hidup hingga saat ini."

Ditangkapnya sepasang mata sayu yang hampir menjatuhkan cairan hangatnya. Wanita berwajah pucat itu berusaha tampak tegar. Ia tampak menghela napas berat.

"Hah ... hidup ini sangat melelahkan. Namun, melihat ada wanita baik yang sebentar lagi mendampingimu, itu membuatku lega."

Alaric meremas tangan Elina resah.

"Anda tidak boleh berkata demikian, Duchess. Anda tetaplah wanita pertama dan utama yang selalu saya pertimbangkan. Jadi, saya mohon, hiduplah dengan baik untuk waktu yang lama. Untuk dendam, dengan adanya Lady Arletta, Anda tidak perlu resah."

Elina mengusap rambut Alaric lembut.

"Bagaimana tidak terpikirkan? Putra Mahkota selalu berusaha membunuh Anda. Meski Raja tampak perhatian pada Anda, tetapi masa lalu tidak bisa berbohong. Meski dia ingin menaruh mata-mata secara lembut dengan rencana menikahkan Anda dengan Putri Whitney, tetap saja kita harus waspada. Terlebih, Ratu juga sangat terang-terangan menunjukkan kebencian. Meski tidak pernah menyerang secara terang-terangan tetapi bukan berarti dia akan tinggal diam di masa mendatang."

"Duchess tidak perlu khawatir. Meski Arletta tidak bisa mendatangkan dukungan bangsawan, tetapi aku akan menjadikannya duplikat diriku."

***

Setelah menandatangani surat kontrak pernikahan mereka termasuk berbagai hal yang dijanjikan Arletta akan menjadi milik Duke Wilton jika pria itu berhasil membantunya menjatuhkan Marquess Burton dan Baron Davies.

Surat tanah warisan ibunya telah jatuh pada Duke Wilton, tinggal menunggu kejatuhan Marquess Burton dan Baron Davies, maka pria itu akan bertambah luas.

Tidak perlu membodohi diri sendiri, dari berbagai kesepakatan yang mereka buat memang secara gamblang akan terlihat seolah Arletta menderita banyak kerugian karena menyerahkan hampir seluruh hartanya kepada Alaric. Jika orang lain yang melihat, mereka akan berpikir larik adalah pria licik yang memanfaatkan keluguan Arletta.

Namun, bagi Arletta yang sangat merindukan kebebasan. Pria seperti Alaric sangat sulit dicari. Meski arleta harus membayar mahal, tetapi apa yang dilakukan pria itu juga tidak bisa dibilang kecil. Menghancurkan keluarga bangsawan, jelas bukan perkara mudah.

Dendam yang Arletta memiliki terlanjur mendarah daging. Apa pun itu, Arletta akan lakukan demi dendamnya.

Arletta memiliki kamar yang luas. Para pelayan juga sejak pagi tadi keluar masuk kamar Arletta untuk menata berbagai gaun mewah dan aksesoris yang dibelikan Alaric. Padahal jika dihitung-hitung semua fasilitas yang diberikan Alaric mulai dari kamar beserta furniturnya, gaun, hingga makanan yang pria itu berikan, jaminan berupa warisan mendiang ibu Arletta yang ia berikan kepada Duke Wilton tidak bisa membayar semua. Surat warisan itu nilainya mungkin hanya setengah dari apa yang Arletta dapatkan dari Alaric.

I Choose The Villain DukeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang